Mukhtar tersenyum. "Kamu akan menikah suatu saat, bukan?"
"Emm, belum tahu, Pak. Itu Qodarullah."
"Ya." Mukhtar tersenyum lagi, menatap Aini sekilas dengan Azizah yang sudah di bawa seorang pria yang tak lain adalah asisten adiknya. "Semoga Allah menikahkan dan menjodohkan kamu dengan seseorang yang tulus. Saya permisi, ya? Ada yang ingin saya lakukan."
"Ah, iya, Pak." Aini mengangguk pelan, mempersilakan mandornya itu untuk pergi.
Dia menghela napas sejenak, lalu melangkah mendekati Azizah.
"Semua produk ini berbeda-beda harganya, tergantung berat dan juga rasanya. Seperti balado, rasa balado lebih mahal daripada rasa jagung. Rasa keju lebih mahal daripada balado. Yang termurah adalah rasa original, karena tidak ada rasanya."