Heru membuka penutup piring kaleng di atas meja makan yang berada di dapur. Piring kaleng tersebut hanya berisikan nasi dingin tanpa lauhan seperti biasanya.
Kemudian dia kembali menutup piring kaleng tersebut. Lalu dia pun berjalan menuju kursi kayu panjang, yang berada di ruang tamu rumahnya. Di situlah setiap hari Heru tidur karena rumah Heru ini hanya memiliki satu buah kamar tidur saja.
Heru mengambil kain sarung yang tergeletak di atas kursi kayu tersebut, lalu segera mengenakannya. Kemudian dia segera memejamkan kedua matanya dan berusaha untuk segera tidur.
Tiba-tiba saja hidung Heru mengendus bau sesuatu yang sangat tidak enak sekali. Seperti bau busuk bangkai dan juga bau amis darah yang sangat menyengat!. Seketika sekujur tubuh Heru merinding dan kedinginan.
Lalu tiba-tiba saja Heru melihat dari arah belakang dapur rumahnya, tampak sosok lelaki tinggi besar berjalan menghampiri dirinya yang sedang tertidur di atas kursi kayu panjang ini.
