Mendengar ucapan Kinanti bukan rasa bangga yang dirasakan dalam diri Levin, dia malah merasakan sensasi takut yang sangat.
"Wah, bahaya ini, masa dia menyukaiku? Hufff! Save me, God, please!" gumam Levin bermonolog.
"Kinanti, Levin, aku ingin buang air kecil dulu sebentar ya, di manakah toiletnya, Kinanti?" tanya Adam.
"Kau ingin aku antar, Adam?" tanya Kinanti.
"Tidak perlu Kinanti, kau cukup menunjukkannya saja di mana arah toilet tersebut. Kau 'kan sedang asyik bermain dengan Levin, kasihan sekali Levin jika kau tinggalkan," kata Adam sambil tersenyum seramah mungkin.
"Benarkah Levin, kau akan sedih bila aku tinggalkan?" tanya Kinanti sambil tersipu malu dan tersenyum bahagia.
"Tentu saja, Kinanti," jawab Levin sambil tersenyum dipaksakan.
"Baiklah, kalau begitu kau tinggal masuk ke dalam rumah saja Adam, lalu belok ke kanan dan lurus saja, maka nanti kau akan menemukan toilet-nya," tutur Kinanti menjelaskan.