Martha melihat ke arah Kenand yang babak belur. Ia mengulurkan tangannya memegang wajah Kenand.
"Hentikan," hardik Kenand.
"Kenand, jangan bersikap kasar pada wanita," ujar Terry.
"Aku tak suka jika seseorang memegang wajahku!" ujar Kenand kesal.
"Lalu kenapa kau menciumku?" tanya Martha.
Kenand menatap ke arah Martha. Gadis itu benar-benar bagaikan magnet. Ia menarik seluruh perhatiannya.
Membuatnya tak berkutik saat menatap parasnya yang cantik.
"Ini, biaya ganti rugi dari kakakku. Dia meminta maaf karena telah memukulmu," ujar Martha.
"Ehem, aku tak butuh uang itu. Kau pikir aku miskin?" ujar Kenand.
"Tolonglah, aku memohon kepada kakakku agar masalah ini tak diperpanjang. Terima saja," ujar Martha.
"Pergilah. Anggap saja sudah kuterima. Tempat ini tak cocok denganmu," ujar Kenand.
"Tapi ... "
Terry mendekati Martha dan menatap gadis itu dengan lembut.
"Ayo, kuantar. Benar kata Kenand. Sebaiknya kau tak di sini," ujar Terry.