Evans segera naik ke atas dan masuk ke kamarnya. Ia mengunci pintu kamarnya dan mencari pistol yang ia sembunyikan di laci.
"Brengsek! kenapa aku jadi ketakutan sendiri?"
Evans melirik ke sana ke mari seolah sedang mengamati apakah ada yang mencurigakan di kamarnya.
Ia mengecek semua sisi kamarnya. Mengecek jendela dan juga pintu. Setelah dirasa aman, Evans merebahkan tubuhnya di atas ranjang sambil menggenggam pistol di tangannya.
"Kenapa aku malah di sini tanpa Andrea?" gumamnya lirih.
Ia kemudian menatap foto besar anaknya yang ada di kamar itu.
"Philips, kalau kau tahu ada orang jahat di tempat ini. katakan padaku. Hanya ada kita berdua di rumah ini. Kau harus melindungi ayah," ucap Evans pada foto anaknya.
Ia tersenyum sendiri ke arah Philips. Lalu berdiri atas ranjang dan menghampiri foto putranya itu.
"I love you so much, my son." Evans mengecup foto besar itu dengan penuh kasih sayang.