"Kau yakin?" ujar Evans.
"Daripada dia diserahkan kepada orang lain. Lebih baik kita saja yang asuh. Kau tahu, aku sangat bosan di rumah. Kau membuatku menjadi seperti Rapunzel. Aku tak berarti apa - apa tanpa pekerjaan kita," keluh Andrea.
"Apa kau sudah cek kehamilan? Kau sendiri belum hamil lagi? Kita melakukan apapun berulang kali tanpa pengaman. Kenapa kau tak hamil?"
"Mana kutahu, aku juga ingin punya anak lagi. Tapi kita, kan baru satu minggu menikah. Akan aneh kalau tiba - tiba punya anak," sahut Andrea.
Evans memeluk tubuh Andrea lebih erat lagi Sambil sesekali ia mengusap usap tubuh molek sang istri.
"Evans!"
"Aku tak tahan jika di sampingmu."
"Bagaimana ideku? Kau setuju atau tidak?"
"Terserah kau, aku akan turuti kemauanmu," sahut Evans.
"Benarkah?"
"Iya," sahut Evans.
"Thank you, Honey," ujar Andrea sambil mengecup pipi Evans.
"Andrea, aku berjanji mengatakan sesuatu padamu, kan?" sahut Evans.
"Apa?"
"Max sudah mati," ucap Evans.