"Kak, kau sudah membunuh Bruno. Kau tak boleh membunuh Rendy juga. Polisi lambat laun akan tahu juga," ucap Anthony.
"Dia sudah menyentuh DC. Itu tak bisa ditolerir," sahut Evans seraya beranjak menuju ruang kaca.
"Kak, kau mau apa?" tanya Anthony.
Evans tak menjawab dan terus saja menuju ke ruang kaca. Anthony mengikuti Evans di belakangnya. Ia takut jika Evans akan melakukan tindakan yang gegabah lagi.
"Kakak!" hardik Anthony saat kakaknya itu menuju ke tempat penyimpanan senjata pribadi milik Evans.
"Minggir Anthony," ucap ucap Evans.
"Tidak, kau tak boleh melakukannya!" pekik Anthony.
"Aku sudah sangat lama menahan diri. Kali ini tak bisa dibiarkan!"
"Kau akan dalam masalah!"
"Aku bisa mengatasi hal itu. Tapi DC, aku tak akan biarkan siapapun menyentuhnya!"
"Apa DC lebih penting daripada kelangsungan keluarga Christoper? Bagaimana kalau kau ketahuan membunuh Bruno dan Rendy? Bagaimana kalau itu terjadi dan keluarga kita diolok-olok seluruh negeri?"