"Hem, baiklah. Aku mengerti. Jangan beritahu apapun pada Tuan. Biar aku yang menyelesaikannya," ujar Kenand.
Ia lantas menutup teleponnya. Saat ini ia sedang duduk di salah satu meja di sebuah restoran mewah di kota Shanghai.
Sementara Evans sedang melakukan perbicangan dengan rekan rekan bisnisnya.
"Aku harap kau tak akan tahu sampai kita kembali ke Republik," gumam Kenand.
Setelah hampir dua jam berdiskusi satu sama lain meraka berjabat tangan. Sepertinya diskusi kali ini berjalan lancar.
Setelah selesai Evans segera menghampiri Kenand.
"Apa aku ada jadwal lagi?" tanya Evans.
"Tidak , Tuan. Karena Anda dan Tuan Chen Li sudah sepakat, tinggal melalukan tanda tangan akhir saja," ujar Kenand.
"Baiklah ayo kembali ke hotel," ujar Evans.
Kenand bingung harus bagaimana saat ini. Jika di dalam hotel ia pasti ingin melihat pertunjukan Anda semalam.
"Tuan," panggil Kenand.
"Ada apa?" tanya Evans.
"Anda tak ingin membelikan oleh oleh untuk tim DC?" tanya Kenand.