"Baik, Tuan. Saya berterimakasih karena bisa mewujudkan keinginan anak saya," ujar William.
"Okey, aku pergi dulu William," ujar Evans seraya bangkit dari kursinya.
"Anda tak ingin melihat ke kandang kuda terlebih dulu. Ada beberapa kuda yang sudah saya persiapkan untuk Tuan," ujar William.
Evans menoleh ke arah jam tangannya. Sudah jam lima sore. Itu berarti ia harus segera sampai di rumah karena beberapa hari ini ia tak makan di rumah.
"Satu jam saja," ujar Evans.
"Baik, Tuan."
***
Evans terlihat mengelus elus kuda dengan begitu lihainya. Ia bagaikan kesatria yang memang sudah fasih soal merawat kuda.
"Berapa umurnya?" tanya Evans.
"Sepuluh bulan, Tuan. Di sangat sehat dan lincah," ujar William.
"Laki laki?"
"Iya, Tuan," jawab Willam.
"Kau tawarkan berapa?" tanya Evans.
"Tidak, Tuan. Jika Anda mau, Anda bisa membawanya. Akan saya kirimkan ke DC esok," ucap William sungkan.