"Tidurlah, kau harus bangun pagi, besok," ujar Evans.
Andrea semakin erat memeluk tubuh Evans. Seluruh tubuh gadis itu bergetar hebat.
Evans mencoba menatap Andrea. Wanita itu memejamkan matanya, namun mulutnya komat Kamit, dan keningnya mengkerut seakan ia sedang mengalami hal buruk.
"Kau bermimpi, Andrea," gumam Evans.
Antara nafsunya yang sedang naik. Atau keinginannya menjaga Andrea di sampingnya.
Dan hal itu terus bergumul di kepalanya.
Apalagi benda kenyal itu sedikit banyak membuat Evans tak fokus dan ingin sekali menyentuhnya.
"Ouh, Andrea. Aku benar benar bisa gila," ujar Evans frustasi.
"Hiks, hiks. Kumohon, hentikan. Rendy jangan! Hentikan!" Andrea mengeluarkan suara ketakutan dan menangis.
Evans terkejut saat melihat Andrea mengigau tentang Rendy.