"Kenapa kau menyembunyikan permata ini, Evans. Kau ... " Tuan Lee terlihat benar benar kagum akan suara Andrea.
"Lalu bagaimana? Kau akan mengorbitkan dia?" tanya Evans.
Tuan Lee mengembalikan ponsel Evans padanya. Ia kemudian menatap lekat lekat ke arah Andrea.
"Kita tanya terlebih dahulu kepada si pemilik suara emas itu. Apakah Anda mau menjadi seorang bintang, Nona?" tanya Tuan Lee pada Andrea.
Pria bermata sipit berkulit putih dengan turtle necknya. Serta aura pebisnis yang melekat pada Tuan Lee sedikit banyak membuat Andrea ragu.
Evans bisa dengan jelas membaca keraguan yang ada dari mimik muka Andrea.
Gadis itu menoleh ke arah Evans. Namun intensitas keduanya harus terganggu saat pelayan masuk dan menghadirkan hidangan untuk mereka.
"Heem, pasti ada sesuatu," gumam Tuan Lee yang menatap kedua insan ini.
Melihat Andrea, di dalam pikirannya sudah terbesit bagaimana caranya agar ia bisa mengenalkan Andrea pada dunia luar. Dengan talenta yang ia miliki.