Keita mulai bercerita kepada Bima,
Bima terkaget mendengar nya saat Keita menceritakan tentang ia dan guntur, tentang asmara nya bersama guntur yang telah usai.
Bima terdiam, disisi lain Bima tak ingin melihat Keita bersedih.. namun disisi lain hati Bima terasa senang mendengar Keita berakhir dengan guntur.
Keita terus saja bercerita pada Bima.. Keita berkata tanpa tahu salah nya apa? kenapa guntur setega itu pada nya? padahal selama ini hubungan nya sedang baik baik saja, tidak ada satu masalah apapun, apa Keita kurang mengerti guntur? atau apa? biasa nya kalau ada apa apa pasti guntur cerita.. kalau Keita terlalu begini atau begitu pasti selalu dibicarakan, namun ini tidak sama sekali.
Yang akhirnya malah membuat Keita bingung sendiri dibuat nya.
Sekali lagi Keita bertanya kepada Bima.. guntur lagi kenapa sebenar nya?
Tanpa Keita sadari, air mata Keita menjatuhi pipi nya, lagi lagi Keita menangis meski ia sudah mencoba menahan nya dan kali ini Keita menangis didepan Bima.
"Sorry bimbim.. gua enggak setegar itu!" ucap Keita sambil mengusap air mata nya dengan tisu yang Bima berikan dari meja tempat mereka duduk.
Hati Bima teriris melihat okta, baru kali ini Bima melihat seorang okta menangis dihadapan nya, karena itu okta perempuan satu satu nya yang paling ia sayangi, perempuan pertama dalam hidup Bima yang tak ada hubungan darah dengan nya..
Begitu mudah nya membuat Bima jatuh hati.
Bima tak mau melihat okta seperti ini, apapun akan Bima lakukan demi okta, demi mengembalikan lagi senyum manis okta.
Pikiran Bima kini bergemuruh dibuat nya, terlebih rasa nya Bima ingin menemui guntur yang membuat okta seperti ini.
Dalam hati Bima berguma "si guntur tuh tolol apa gimana sih? kenapa malah putusin okta? kata nya dia sayang banget okta, kenapa malah buat okta sedih.. dasar anj**" bima bersungut sungut dalam hati nya memendam amarah terhadap guntur.
Setelah keita selesai menumpah kan kesedihan nya, Bima pun ingin menghibur keita..
"Gue harus ngapain biar lo senyum lagi okta?" tanya Bima meyakin kan okta.
"Lo enggak perlu apa apa buat gua tersenyum bimbim.. elo dengerin curhat gua barusan saja, udah buat gua senang! setidak nya rasa yang mengganjal dihati gua bisa sedikit lebih ringan, makasih ya bimbim!" ucap keita dengan tersenyum meski tidak begitu lepas senyuman nya..
Keita yang sudah merasa lebih baik kini, kemudian menyeruput minuman dalam gelas nya.
Bima hanya menatap keita lekat, memperhatikan keita yang sedang meminum minuman nya di hadapan nya.
"Andai gua bisa berbuat banyak, sudah pasti gua akan melindungi lo keita" lirih batin Bima berkata.
~•~•~•~•~•~•
Keesokan hari nya disekolah Bima..
Dalam kelas dijam pelajaran terakhir, Bima sedari tadi memperhatikan guntur dari bangku kelas tempat nya ia terduduk.
Pandangan Bima tak lepas terus terarah pada guntur yang juga sedang duduk dibangku nya, guntur terlihat tidak begitu bersemangat..
Nampak sekali terlihat jelas di raut wajah nya guntur bagai zombi, seolah guntur sudah tidak tidur beberapa hari.
Sekilas Bima merasa kasihan melihat guntur, namun Bima teringat kembali akan okta, gadis yang amat ia sayangi.
Masih tergambar jelas dalam ingatan nya Bima ketika melihat okta menangis dihadapan nya karena guntur.
Seketika hati Bima kembali merasa sesak dibuat nya, Bima pun hanyut dalam pikiran nya sendiri.
Beberapa saat kemudian, bell tanda berakhir pelajaran pun berbunyi sekaligus pertanda pulang sekolah tiba..
Semua murid dikelas Bima berhamburan keluar kelas, yang tersisa hanya beberapa saja termasuk guntur yang sedang merapih kan buku buku pelajaran kedalam tas milik nya.
Bima pun segera menghampiri guntur di bangku nya, tanpa banyak babibu atau basa basi.. Bima berkata "gua perlu ngomong sama lo" guntur mengeryit kan dahi nya menoleh ke arah bima lalu menjawab singkat "mau ngomong apa?"
Bima segera duduk di bangku depan menghadap kebelakang meja tepat nya bangku kelas nya guntur.
"Elo tega banget gun kenapa putusin okta? okta salah apa sama lo? kata nya lo sayang banget sama dia? tapi apa?" ucap Bima menyolot kini, karena Bima sudah tak bisa menahan amarah nya yang menggebu sedari tadi kepada guntur.
"Perasaan gua sama keita urusan gua, lo enggak perlu tahu Bima" jawab guntur lalu bangkit dari bangku tempat nya ia duduk kemudian hendak melangkah keluar kelas meninggalkan Bima yang masih duduk ditempat nya.
Sebelum guntur terlanjur melangkah pergi meninggalkan kelas, Bima segera menarik lengan nya guntur dengan tenaga nya lalu refleks mendorong guntur ke tembok kelas.
Elo, tahu gun? okta ketemu gua, dia nangis didepan gua! kagak abis pikir gua..kenapa lo malah putusin dia? dengan tatapan tajam Bima menatap guntur.
"Harus nya lo senang Bima, gua udah putus sama keita" ucap guntur kini.
"Maksud lo apa? okta sayang nya sama lo, gua yakin lo juga tahu itu..!" jawab Bima lalu kembali berkata "Kalau lo putusin okta, gara gara gua! lo adalah manusia tertolol yang pernah gua kenal, meski pun gua juga sayang sama okta, gua enggak pernah ada niat buat rebut okta dari sahabat gua sendiri"
"Justru karena lo sahabat gua bemz.. lo tahu kita bertiga terikat janji persahabat yang enggak boleh dilanggar untuk menyayangi perempuan yang sama?" ucap guntur dengan menatap tajam Bima kini.
"Tapi lo adalah bahagia nya okta bukan gua! dan gua paling enggak suka lihat cewek yang paling gua sayang nangis" bugg.. seketika Bima tiba tiba menjotos pipi guntur.
Sementara guntur hanya terdiam ditempat saat Bima menjotos pipi nya tanpa perlawanan sama sekali..
Guntur memegangi pipi nya yang merah kini sambil menatap tajam pada Bima, kedua nya saling bertatap dengan amarah nya masing masing.
"Gua rasa itu cukup untuk menebus tangisan okta kemarin! lo benar benar manusia tolol yang pernah gua kenal" ucap Bima bersungut lalu pergi begitu saja meninggal kan guntur yang masih terdiam ditempat.
Bima sadar untuk segera pergi dari hadapan nya guntur, meski amarah masih menggebu gebu didalam dada nya.
Bila Bima tidak segera pergi mungkin akan baku hantam dengan guntur, Bima tak ingin terjadi perkelahian.
Bagi nya jotosan itu pun sudah cukup untuk mewakili rasa sedih nya okta membalas rasa sakit nya buat guntur.
Guntur masih terpojok dalam tembok diruang kelas nya yang dan tersisa beberapa siswa teman teman sekelas nya, mereka yang melihat pun hanya saling pandang satu sama lain.
Karena mereka tidak menyangka Bima akan menonjok guntur, semua juga tahu guntur dan Bima bersahabat.
Guntur tak peduli tatapan beberapa teman sekelas nya yang melihat tadi, guntur segera keluar kelas nya dan bergegas.
Guntur pun pergi ke atap tempat biasa berkumpul dengan gank ban bemo.
Ternyata Bima sudah berada disana lebih dulu,
Guntur melihat Bima yang sedang duduk seorang diri, ia pun menghampiri Bima..
"Iya.. gua emang orang paling tolol, manusia paling pengecut.. bodoh nya gua putusin perempuan yang paling gua sayang" ucap guntur lalu duduk disebelah bima.
"Gua rasa tonjokan lo enggak cukup buat nebus rasa sedih keita, asal lo tahu gua lakuin ini demi persahabatan kita.." sahut guntur kembali.
"Kalau gua mungkin enggak akan putusin cewek yang paling gua sayang sekali pun demi sahabat" ucap Bima menimpali guntur.
"Janji tetaplah janji, gua enggak mungkin ingkari itu" jawab guntur.
"Terserah lo dah.. kalau gua apapun yang terjadi bakal terus bertahan demi orang yang paling gua sayang, enggak akan semudah itu ada kata putus! berarti rasa lo belum besar buat okta" timpal Bima menatap guntur dengan sorot mata tajam.
"Elo salah kalau bilang rasa gua enggak besar buat keita, lo enggak lihat apa yang udah gua korbanin demi persahabatan kita?" jawab guntur menyahuti.
"Sorry kali ini gua enggak sependapat sama lo, persetan dengan persahabatan.. hati tetap lah hati, gua enggak mau ngorbanin orang yang gua sayang demi sahabat! apapun bakal gua lakuin demi tetap melihat orang yang gua sayang tersenyum, kalau elo emang beneran sayang sama okta.. elo enggak mungkin lakuin ini, elo enggak akan pernah buat senyum nya hilang!" ucap Bima berapi api bangun dari duduk nya melihat kearah guntur lalu pergi meninggalkan guntur seorang diri diatap.
Guntur menarik nafas nya dalam, terdiam dalam kesunyian diatas atap namun pikiran nya entah berlari lari kemana? satu hal kini guntur menyesali semuanya, ia teringat keita.
Rasa sedih, amarah, sesal semua berkecambuk dalam benak nya.
Guntur sadar bahwa ia telah begitu keterlaluan pada keita, benar yang Bima katakan pada nya guntur pun mengakui nya.
Gua emang pengecut mengorbankan perempuan yang paling gua sayang demi ini semua, batin guntur berguma.
Meski guntur terlihat tenang dalam kesendirian nya, nyatanya isi kepala nya begitu berisik.
Adiban hari ini tidak mampir ke atap karena ia sedang di sibuk kan oleh tugas kejuruan nya dalam bengkel kejuruan.
🌹🌹🌹