Siapa yang menyangka kini aku sudah menginjak kan kaki dikelas dua belas.
Ternyata waktu terasa begitu sangat cepat berlalu.
Rasa nya baru kemarin aku ada disekolah ini menjadi murid kelas sepuluh, kini aku sudah menjadi murid kelas dua belas saja.
Perasaan ku campur aduk sebenar nya, ya karena aku sudah kelas dua belas dan aku yakin setahun kedepan nanti pun akan terasa cepat sekali berlalu.
Aku tidak ingin menjadi melow atau terbawa perasaan seperti ini, lebih baik aku menikmati setiap hal dan kisah yang akan terjadi didepan ku.
Rutinitas ku tetap sama sebagai pelajar putih abu kebanyakan, belajar dikelas dan praktek kejuruan sudah pasti itu jadwal yang tidak boleh dilewatkan.
Hari hari ku pun tetap terasa indah seperti biasa nya.
Dan pasti nya guntur tetap menemani hari hariku bersama para sahabat kosan ku juga tentu nya.
Aku yang sedang asik menjahit bahan contoh di bengkel praktek kejuruan seusai pulang sekolah, karena aku sedang menyiapkan beberapa bahan yang akan aku pakai untuk pkl nanti.
Kelas ku kebagian pkl bulan depan, jadwal pkl pun sudah dibentuk.
Satu tempat pkl berjumlah empat orang atau bisa disebut satu kelompok.
Aku, puput, Vina dan widya sudah pasti tidak satu kelompok.
Kita berempat berpencar karena kelompok nya dibagi oleh ibu pembimbing dan dipilih secara acak.
Kali ini aku kebagian satu kelompok bersama irna, nisa, rika.
Mereka semua teman sekelas ku, tentu saja mereka pun anak anak nya asik.
Ponsel ku tiba tiba berdering dalam saku jubah praktek ku, ku hentikan sejenak kegiatan menjahit ku.
Aku meraih ponsel ku dari saku, lalu mengecek nya ternyata panggilan masuk dari kekasih ku.
Guntur menanyai ku pulang praktek di bengkel kejuruan jam berapa sahut nya?
Guntur meminta ku untuk menemani nya ke toko buku atau gramedia karena dia butuh beberapa sampel buku untuk tugas kejuruan nya.
Tentu saja aku dengan senang hati akan menemani nya.
Ku bilang mungkin setelah ashar, aku selesai menjahitnya.
Karena ini baru pukul dua siang.
Guntur berkata nanti ia akan menjemput ku kesekolah ku setelah ashar dan blablabla kita mengobrol sesaat dalam telepon genggam.
Klik.. telepon pun terputus, aku mengakhiri ber teleponan dengan kekasih ku lalu kembali melanjutkan kegiatan ku yang sempat tertunda.
Ashar pun tiba, tepat saat adzan berkumandang dari mushola sekolah.
Tugas jahit ku pun sudah selesai, aku segera merapihkan segala perlengkapan ku dengan ditemani suara adzan ashar yang terdengar jelas begitu merdu nya ke setiap penjuru sekolah ini.
Aku memutuskan untuk melaksanakan solat ashar terlebih dahulu baru setelah nya akan mengabari guntur bahwa aku sudah selesai mengerjakan tugas sampel menjahit untuk praktek kejuruan.
Bersama puput, aku melangkah kan kaki menuju mushola sekolah.
Selesai melaksanakan ibadah ashar, aku dan puput memutuskan untuk santai santai sejenak diteras mushola yang terasa adem sekali.
Aku mengeluarkan ponselku dari dalam saku, lanjut mengirimi guntur pesan.
Memberitahukan nya bahwa aku sudah selesai dari mengerjakan tugas praktek kejuruan.
Tak berapa lama, sekitar sepuluh menitan kemudian guntur datang menjemput ku
Guntur menelepon ku dan berkata bahwa ia sudah berada di gerbang sekolah menunggu ku.
Aku pun pamit pada puput untuk segera menemui kekasih ku.
Puput mengangguk tandai setuju, lalu aku pun segera berjalan kearah gerbang sekolah seorang diri.
Puput aku tinggal di mushola, tenang saja puput tidak sendirian disana ada beberapa siswa siswi yang sedang duduk duduk santai sama seperti nya di beranda mushola.
Puput sedang menunggu adik kelas yang eskul(tetangga nya puput, karena mereka janjian pulang bareng)
Sampai di gerbang depan sekolah, aku tersenyum saat menghampiri kekasih ku.
Guntur sudah berganti pakaian ternyata, tadi ia sempat pulang kerumah nya sesaat untuk mengganti baju.. begitu ucapnya padaku.
Aku pun tak mau kalah dengan kekasih ku, aku menyuruh guntur mengantarkan ku ke kosan terlebih dahulu sebelum akhirnya menuju toko buku.
Karena aku juga ingin berganti pakaian kata ku padanya.
Tentu saja guntur dengan senang hati mengantarku ke kosan.
Tak sampai lima belas menit, aku sudah berganti pakaian dan merapihkan diri.
Guntur yang menunggu ku di beranda kosan sedang asik berkirim pesan dengan andri.
Katanya mereka akan janjian nanti malam bermain futsal, lebih tepat nya andri mengajak guntur ikut serta bermain futsal sahut nya.. aku hanya tersenyum dan mengangguk angguk mendengar kekasih ku ini bercerita.
Akhirnya aku dan guntur pun pergi meninggalkan kosan ku dan menuju mall besar yang ada dikota ku karena memang toko buku nya berada di pusat perbelanjaan mall besar.
Selepas isya aku baru sampai kembali dikosan, tentu saja diantar guntur.
Guntur pun mampir dikosan ku sesaat setelah itu ia pamit undur diri karena memang akan bermain futsal pukul delapan malam nanti bersama andri.
Tadi nya guntur mengajak ku untuk menemani nya bermain futsal, namun aku tak bisa karena ada beberapa tugas sekolah yang harus aku kerjakan.
Guntur pun mengerti, ia tak mungkin memaksa ku jika sudah menyangkut tentang tugas sekolah.
Setelah itu guntur pamit undur diri dari kosan ku.
*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*
Terdampar sudah aku kini dikamar kosan ku, bersama buku buku dan soal soal tugas sekolah.
Aku pun sibuk dan larut dengan tugas tugas sekolah dalam meja belajar ku.
Saat aku membuka laci meja belajar ku mencari buku sejarah kelas sebelas karena ini tugas sejarah dan berhubungan dengan pelajaran di kelas sebelas aku teringat buku paket sejarah ku, aku mencari buku sejarah dalam laci lemari dibawa meja belajar ku.
Saat aku mencari buku sejarah, pandangan ku malah terfokus pada sebuah box dan pikiran ku pun menjadi flash back kembali mengingat kak akbar.
Ini adalah box pemberian dari kak akbar saat perpisahan sekolah kelas dua belas angkatan nya waktu itu.
Yups, kado dari kak akbar yang berupa box seukuran box sepatu namun siapa sangka didalam nya terdapat potret potret diriku yang kak akbar ambil sendiri dari kamera nya.
Gambar gambar ku yang kak akbar poto, dari saat pelantikan mopd(masa orintasi pendidikan dasar) atau yang biasa disebut mos(masa orintasi siswa) saat aku pertama kali masuk disekolah menengah kejuruan ini, saat pementasan teater, saat santai berkumpul dengan anak anak teater, saat disekolah dan lain nya..
Tanpa aku tahu kak akbar selalu diam diam mengabadikan aku dalam kamera nya menjadi potret diriku yang dia bidik.
Saat membuka kado ini dari kak akbar dan mengetahui isi didalam nya, aku sempat merasa terharu sekali bahkan sampai terdiam tak bisa berkata kata lagi melihat cara kak akbar yang memperlakukan ku seperti ini, seolah aku merasa sangat special sekali bagi nya.
Kak akbar, satu dari manusia baik yang telah aku temui dihidupku.
Perlakuan nya yang amat tulus padaku, caranya bersikap amat begitu baik padaku.
Kak akbar punya cara nya sendiri yang bisa membuat aku merasa menjadi istimewa.
Manusia unik dan langka yang pernah aku temui, bisik batin ku berkata..
Terima kasih untuk kak akbar, dengan atau tanpa kak akbar sadari..
Aku sangat bersyukur telah bertemu manusia seperti nya.
Aku memasukan kembali box poto pemberian dari kak akbar dan menyimpan nya lagi pada tempat nya.
Sesaat pikiran ku menjadi tertuju pada kak akbar, sudah lama juga aku tidak berkomunikasi dengan kak akbar.
Bagaimana ya kabar nya kak akbar? pikir ku, semoga kak akbar baik baik saja dimana pun dia berada.
Sempat dalam benak ku terlintas, aku ingin menghubungi kak akbar, sekedar menelepon atau mengirimi nya sebuah pesan.
Namun niat itu aku urungkan kembali dan hanya menyimpan nya dalam hatiku.
Aku tak ingin kak akbar berpikir yang macam macam terhadap ku, atau malah berpikir aku memberi peluang untuk nya.
Aku amat sangat menghargai kejujuran nya kak akbar kepada ku saat itu, tentang perasaan nya yang tulus dan hanya tertuju padaku.
Namun bagaimana pun aku tak ingin bertindak terlalu jauh, tak ingin memberikan kak akbar harapan jika nanti nya aku malah membuat nya terluka.
Mungkin seperti ini jauh lebih baik, ada kala nya biarkan saja aku menjaga jarak.
Aku tak akan menghubungi kak akbar, jika kak akbar tidak menghubungi ku terlebih dahulu.
Bukan aku tak ingin menjaga silaturahmi, namun aku pun harus sadar diri, ada hati yang harus aku jaga disini.
Andai saja kak akbar tidak pernah berterus terang kepadaku akan rasa nya saat itu padaku.
Mungkin aku tidak akan memberi pembatas seperti ini padanya.
Ya karena aku kan memang menganggap kak akbar sebagai kakak saja tidak lebih.
Namun jika sudah membahas soal rasa, semua kini terasa jadi berubah..
Jujur ada kecanggungan dalam hatiku, meski sebisa mungkin aku tetap bersikap biasa saja pada kak akbar.
Aku berdoa untuk kak akbar semoga kak akbar bisa bertemu dengan perempuan yang dapat membalas perasaan nya dan membuat nya merasa bahagia :)
Aku pun kembali melanjutkan mengerjakan tugas sejarah ku,mengisi setiap esai dan pilihan ganda yang ada dibuku.
Lalu kembali tenggelam bersama tugas tugas sekolah yang lain nya.
🌹🌹🌹