Chereads / Asmara / Chapter 106 - Bab 105

Chapter 106 - Bab 105

Tanpa terasa hari berganti hari, minggu berganti minggu dan bulan pun berganti bulan..

Kini tiba di penghujung kenaikan kelas, Yups sebentar lagi aku akan menjadi murid kelas dua belas, rasa nya campur aduk sekali.

Selesai sudah ulangan umum ini atau yang lebih biasa disebut ujian kenaikan kelas.

Ternyata waktu begitu cepat sekali berlalu, aku merasa senang namun disisi lain aku juga merasa sedih karena akan berpisah dengan kakak kakak tingkat khusus nya kakak kakak teater.

Tak kan ada lagi kak akbar, kak firman, kak dido, kak yanti dan kakak kakak anggota teater kelas dua belas karena mereka semua akan pergi meninggalkan sekolah ini alias lulus dari sekolah kejuruan.

Hari ini adalah hari latihan teater..

Seperti biasanya setiap pulang sekolah saat giliran jadwal teater, aku dan puput memutuskan untuk stay disekolah saja tidak pulang kerumah atau kosan, berhubung waktu nya pun sudah mepet alhasil kita berdua membawa pakaian ganti untuk latihan teater nanti.

Selesai mengganti pakaian yang serba hitam ditoilet wanita.

Aku dan puput memutuskan untuk singgah sejenak dikantin sekolah, sambil menunggu anggota teater yang lain nya datang..

Aku mengecek jam dalam pergelangan tangan ku, masih ada sekitar tiga puluh menitan lagi atau setengah jam, waktu yang lumayan lama pikir ku.

Akhirnya aku dan puput memesan dua gelas jus alpukat dikantin, kita berdua pun lanjut mengobrol santai bersama tentu nya sambil menikmati jus alpukat dalam gelas masing masing.

Saat aku sedang asik bersama puput berbincang, tanpa aku sadari kak akbar datang mendekat dan menghampiri aku.

Akhirnya bergabung sudah kak akbar bersama aku dan puput.

Kak akbar berkata padaku, nanti habis latihan mau berbicara serius dengan ku, ada yang ingin dia sampaikan katanya.

Tadi nya aku pikir kak akbar tidak datang untuk latihan teater, karena kan kelas dua belas memang sedang sibuk sibuk nya untuk mempersiapkan perpisahan sekolah.

Meski terkesan sudah santai, sebenar nya tidak.. karena kelas dua belas banyak hal yang harus dipersiapkan dari mulai ujian praktek kejuruan sampai persiapan pelepasan siswa siswi kelas dua belas.

Namun yang aku dengar dari kak akbar, ia sengaja datang kesekolah menyempatkan waktu nya sesaat ingin bertemu dengan ku.

Hmm.. jadi penasaran, apa yang sebenar nya kak akbar akan bicara kan padaku?

*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*

Tepat pukul empat sore, akhir nya latihan teater pun usai..

Karena tadi aku sudah janjian dengan kak akbar, akhirnya pulang latihan teater, aku dan kak akbar mengobrol sesaat.

Tadi nya kak akbar ingin berbincang bersamaku dibascame teater, namun sikon(situasi dan kondisi) tidak memungkin kan karena banyak anak anak teater yang sedang berkumpul dibascame seusai latihan tadi.

Akhirnya kak akbar mengajak ku pergi dari sekolah sekalian mengantarku pulang ke kosan.

Dan terdampar sudah aku bersama kak akbar pada sebuah tempat makan mie ayam langganan kak akbar dipinggiran kota.

Dua mangkok mie ayam dan dua gelas es campur dipesan nya oleh kak akbar.

Kak akbar menyuruh ku memakan mie ayam pesanan nya terlebih dahulu sebelum lanjut berbincang.

Aku dan kak akbar pun menyantap mie ayam dengan nikmatnya..

Selesai makan mie ayam dan hanya tersisa es campur didepan meja masing masing, kak akbar pun mulai membuka percakapan nya..

Aku lihat kali ini kak akbar memang akan berkata serius dari raut wajah nya,

Dan berapa kaget nya aku saat kak akbar mengakui bahwa kak akbar itu sebenar nya suka dengan ku sejak pertama kali bertemu dengan ku, sejak kak akbar melihatku saat pertama kali waktu aku pendaftaran di sekolah kejuruan tiga ini, begitu katanya.

Dengan tenang kak akbar berkata

"Akbar bilang gini cuma ingin kamu tahu saja keita, akbar tahu dan sadar akan posisi akbar saat ini..

Tenang saja, akbar tidak akan mengganggu hubungan kamu dengan guntur kekasihmu.

Akbar hanya ingin memberitahu kan ini sama kamu, sebelum perpisahan kelas dua belas nanti, agar tidak menjadi beban pada akbar, perasaan yang selama ini hanya disimpan sendiri oleh akbar, lebih baik akbar memberitahukan nya kepada kamu keita, setidak nya sekarang rasa nya begitu melegakan seolah tidak ada yang mengganjal lagi dihati.. akbar hanya ingin melepas bebas dihati ini sebelum mass putih abu akbar berakhir, agar nanti akbar tidak menyesal dikemudian hari.. terlepas kamu suka atau tidak pada akbar? kamu tidak perlu menjawab nya keita, karena akbar tahu kamu sudah memiliki kekasih, maaf jika akbar lancang" begitu ucap kak akbar padaku.

Aku terdiam sesaat setelah mendengar pengakuan kak akbar padaku, tak tahu aku harus berkata apa? karena mendengar sebuah pernyataan yang tiba tiba saja keluar dari mulut seorang kak akbar senja hari..

Antara kaget dan bingung sebenar nya, respon apa kini yang harus aku berikan padanya? karena tidak pernah terbesit sedikit pun dalam benak ku bahwa kak akbar menyukai ku? selama ini aku memang dekat dengan kak akbar, namun aku memang hanya menganggap nya sebagai kakak kelas dan kakak senior di teater yang sangat baik padaku.

Sementara jika berbicara bagaimana perasaan ku pada kak akbar? aku tidak tahu?

Kak akbar pun lanjut berkata pada ku dan memberitahu bahwa dulu saat aku ulang tahun di kelas sepuluh, saat aku masih menjadi kekasih nya satya.

Kak akbar pernah memberi puisi untuk ku dan sebatang cokelat, ia menyimpan nya dibawah laci meja kelasku.(flash back bab 10)

Seperti tersengat listrik dari tegangan tinggi, ucapan kak akbar barusan menyadarkan ku, membuat ku flash back akan puisi misterius itu yang aku temuin dibawah kolong meja laci kelasku saat itu.

Aku terkaget, refleks mataku menatap mata kak akbar tepat dikedua bola matanya.

"Puisi misterius dan sebatang cokelat itu dari kak akbar? Ya ampun kak akbarakbar! "

Kak akbar tersenyum, dan balik menatap ku dengan tenang lalu menimpali ucapan ku "iya keita itu dari akbar"

Akbar enggak berharap jauh soal jawaban dari kamu, karena kamu enggak perlu menjawab nya keita.. akbar cuman ingin kamu tahu perasaan akbar aja, jangan pernah berubah ya keita pada akbar, tetap jadi keita yang akbar kenal..

Keita yang seperti biasa nya bersikap sama akbar, jangan jadi berubah bahkan menjauh ya, meski nanti akbar sudah lulus dari sekolah kejuruan, tetap anggap akbar kakak kamu ya? kita masih bisa terus berkomunikasi kan? tanya kak akbar padaku.

Aku menarik nafas panjang dan dalam, jika aku bilang tidak? jahat kah aku?

Aku tersenyum dan berkata

"Sebelum nya Terima kasih atas kejujuran kakak akbar padaku, jika itu yang kak akbar mau dari ku..

Aku akan tetap bersikap seperti biasa pada kak akbar, karena tidak ada alasan bagiku untuk membenci kak akbar atau menjauhi kak akbar, bukan kah sebuah rasa adalah milik semua orang? dan siapa pun berhak untuk jatuh cinta? aku sangat menghargai perasaan kak akbar padaku, tapi maaf aku tidak bisa membalas nya" ucap ku pada kak akbar, meski terdengar sedikit kejam, tapi mau bagaimana lagi? aku sangat menghargai hubungan ku dengan guntur, dan tidak mungkin aku menduakan guntur.. karena aku sangat begitu menyayangi kekasihku itu.

Kak akbar tersenyum dan kembali berkata

"Akbar sudah tahu jawaban keita, pasti keita akan bilang seperti ini.. setidak nya akbar sudah merasa lega dan menjadi gentelman untuk mengutarakan perasaan ini" begitu sambung kak akbar melanjutkan perkataan nya pada keita.

"Janji sama akbar ya, tetap jadi keita yang ceria.. keita yang akbar kenal? oke! "

Aku tersenyum dan mengangguk "baiklah kak siap! " lalu kita berdua pun tertawa bersama.

Kak akbar bercerita tentang kuliah nya nanti, setelah lulus dari sekolah kejuruan ini kak akbar akan melanjutkan kuliah di Singapura ucapnya mengambil jurusan dkv kembali atau yang disebut design and media program studi dikampus nya.

Alhamdulillah akbar sudah lulus seleksi dan diterima di Nanyang Academy of Fine Arts (NAFA) seperti nya akbar akan mengambil program D3(diploma) terlebih dahulu, jika kedepan nya akbar berminat kemungkinan akan lanjut di s1, mohon doanya keita! saat kak akbar bercerita padaku.

"Aku akan selalu mendoakan apapun yang terbaik untuk kak akbar.. semangat ya kak! " sahut ku dengan tersenyum.

Setelah selesai berbincang bincang dengan kak akbar, kami berdua pun memutuskan untuk meninggalkan tempat makan mie ayam ini.

Dan lanjut kak akbar mengantarkan ku pulang menuju kosan, karena aku sudah berjanji dengan kak akbar tadi, aku tetap terlihat santai dan biasa saja bersama kak akbar seolah olah tidak ada ada apapun yang terjadi.

Padahal dalam hatiku, aku tidak bisa seperti ini, sebenar nya aku merasa sedikit risih atas pengakuan kak akbar kepada ku, namun mau bagaimana lagi? tak mungkin juga aku bersikap kekanak kanakan hanya karena ini? sebisa mungkin aku menanggapi nya dengan bijaksana menurut cara pandang ku.

Aku menghargai kak akbar yang sudah dengan berani berkata jujur atas perasaan nya kepadaku.

Tentu saja tidak akan ada yang berubah dari sikap ku kepada kak akbar, sekali pun mungkin akan ada rasa canggung nanti nya, namun sebisa ku.. aku tidak akan merubah sikap ku bahkan menjauh, hanya karena gara gara rasa pengakuan kak akbar terhadap ku.

Aku akan tetap menjadi keita yang seperti biasa nya, keita yang memang kak akbar kenal pasti nya :)

🌹🌹🌹🌹