Chereads / Asmara / Chapter 85 - Bab 84

Chapter 85 - Bab 84

Siang itu sasa menelepon ku, ia bilang ingin berkunjung kekosan ku.

Setelah aku memberi arahan dan patokan dimana tempat kosku, akhirnya sasa pun sampai juga didepan kosanku.

Aku mengajak sasa kedalam ruang tamu dan mengobrol santai disana.

Sasa bilang ia sedang marahan dengan andri dan tak tahu harus curhat kepada siapa jika menyangkut soal andri.

Sasa juga tidak punya sahabat dekat ucap nya, dengan teman teman disekolah nya hanya teman biasa saja yang sekedar tahu sasa punya pacar, sasa pun tahu teman teman nya(circle nya) saling punya pacar.

Seperti itu saja kedekatan nya, jika untuk besti(bahasa keren nya sekarang sahabat) sasa tidak punya.

Namun entah mengapa semenjak mengenalku sasa merasa menyambung denganku dan bisa lebih menjadi terbuka jika cerita bersamaku begitu sahutnya padaku.

Denganku sasa merasa nyaman ucapnya untuk bercerita apapun itu.

Ternyata sasa sudah marahan dengan andri sekitar dari tiga hari yang lalu dan kedua nya tidak ada komunikasi sama sekali.

Sasa bilang entahlah kenapa? mungkin kah andri cemburu gara gara kakak kelas di sekolahnya, namanya rival dan andri begitu marah tentang rival.

Saat pulang sekolah tiga hari yang lalu hujan deras tepat dihari kamis, tadi nya sepulang sekolah andri akan menjemput sasa disekolah nya.

Sasa pikir andri tidak jadi menjemput nya kesekolah karena hujan deras.

Akhirnya sasa nebeng atau pulang bareng rival kakak kelasnya, ya karena searah dan kak rival juga nawarin pulang bareng.

Tapi saat sasa sudah sampai dirumah, tiba tiba andri telepon dan bilang sudah didepan gerbang sekolah sasa,

"Gua ngomong apa adanya sama andri keita, gua bilang udah balik kerumah nebeng sama kakak kelas.. tahu nya andri marah sama gua, kenapa enggak nungguin dia katanya.

Terus gua bilang lagian enggak ada kabar? dan blablabla.."

Gua jadi berantem ditelepon taa, begitu ucap sasa terus bercerita padaku.

Aku menyimak sasa menjadi pendengar yang baik sampai dia selesai menceritakan kronologi nya.

Dan sampai dihari minggu ini andri enggak ada kabar sama sekali, menurut lo gimana keita?

"Kalian salah paham aja sih saa, sebenar nya.. kamu udah hubungin andri?" ucapku pada sasa.

Sasa menggelengkan kepalanya, "oke aku ngerti kok saa.. kamu berharap andri yang ngabarin duluan, begitupun andri berharap kamu yang ngehubungin dia, kalian saling menunggu kabar dan sama sama gengsi buat minta maaf.. jadi ya seperti sekarang kan?"

"Gua enggak maulah taa, minta maaf duluan sama si andri. harus nya tuh dia duluan yang minta maaf. lagian kenapa enggak ngabarin kalau jadi jemput gua disekolah? gua nunggu andri setengah jam didekat parkiran sekolah dan blablabla.."

"Iya..iya gua ngerti kok sebagai sesama cewek saa, kalian kurang komunikasi aja sebenar nya kalau menurut gua"

"Terus gua harus gimana dong keita? lama lama gua jadi kangen juga sama si andri"

tanya sasa padaku kini.

Kamu mau ketemu andri saa? tanyaku padanya.

Mau bangetlah keita, tapi gua enggak mau kalau harus gua duluan ya mulai.

Hmm.. ribet ya kalau gini saa, kalau sayang jangan gengsi lah ucapku dengan nada bercanda.

Karena yang aku lihat dan dengar dari cerita sasa, keduanya saling gengsi.

Andri dan sasa tidak ada yang mau mengalah, malah saling menyalahkan.

Btw aku ijin sms andri boleh? tanyaku pada sasa.

Kebetulan guntur pernah save nomer andri diponselku yang ia simpan sendiri dengan sengaja, katanya takut ada perlu sewaktu waktu dan andri pun sudah mensave nomerku juga ucap guntur kala itu padaku.

Kekasih andri pun mengangguk, "boleh saja keita sms si andri.. ngapain harus minta ijin sama gua segala?"

Aku pun tersenyum, lalu menjawab "setidak nya aku menghargai kamu saa sebagai pacar andri.. lalu aku mengirimi andri pesan sekedar berbasa basi saja sebenarnya.

Menanyakan andri lagi apa? lagi dimana? lagi sama guntur enggak?

Padahal jelas jelas, aku tahu kekasihku itu lagi membantu ibunya ditoko.

Tadi pagi guntur menemani ibunya belanja barang baru katanya, saat guntur bercerita padaku ditelepon sebelum sasa datang kekosanku.

Nanti siang selepas duhur, guntur baru kekosanku begitu kekasihku berkata.

Tak lama andri pun membalas pesanku,

andri bilang lagi dirumah aja taa, main ps biasa.. enggak lagi sama guntur.

Memang nya guntur enggak ngabarin kamu? dia lagi dimana gitu?

Aku pun tidak membalas pesan andri kembali.

Lalu memperlihat kan pesan andri itu pada sasa, agar dia membaca sms kekasihnya itu.

"Andri lagi dirumah nya tuh saa, jadi gimana kamu mau menghubungi andri apa enggak?" dan jawaban sasa pun tetap sama dengan menggelengkan kepalanya.

Yasudah gini saja deh saa, aku mau minta tolong guntur buat bujuk andri siapa tahu andri mau duluan ngabarin kamu(menghubungi)

Aku pun menelepon kekasihku yang masih ditoko ibu nya, dan bercerita pada guntur soal sasa yang datang kekosan ku.

Aku bilang sasa sedang bertengkar dengan andri, dan rupanya guntur sudah tahu tentang andri dan sasa yang lagi marahan.

Sudah pasti andri bercerita juga pada guntur sang sahabat tentang masalah asmara andri yang sedang tidak baik baik saja karena kesalah pahaman antara andri dan sasa.

Guntur bilang, saat ini juga ia akan kekosan ku.. "Tunggu ya yang sebentar aku kekosan kamu sekarang! aku pamit dulu sama ibu ya.. kebetulan kerjaan aku ditoko juga udah beres" begitu ucap kekasihku memberi tahukan nya padaku.

"Iya santai saja a.. yasudah kamu hati hati dijalan ya a! kalau gitu aku matikan ya telepon nya" jawabku menimpali guntur, dari sebrang telepon guntur berkata "iya sayang.. matikan saja teleponnya, aku berangkat sekarang kekosan ya" dan klik aku pun mengakhiri panggilan telepon dengan kekasihku.

Lima belas menit kemudian guntur pun sudah berada dikosan ku.

Bertiga sudah kita diruang tamu kosanku ini, karena ini hari minggu hampir semua penghuni kosan ku sedang keluar, termasuk ketiga sahabatku alil,dera dan risye.

Mereka semua sibuk dengan urusan nya masing masing, meski ada beberapa penghuni kos lain nya yang sedang tidak pergi kemana mana alias stay dikamar kosan bersemedi didalam nya dan belum keluar sama sekali dari pagi tadi.

Aku bercerita tentang masalah sasa dan andri dari sudut pandang perempuan, yang memang kekasihku pun tahu kronologinya.

Dan guntur memberi solusi untuk sasa, yang disimak oleh aku juga.

Kita kerumah andri saja sekarang, biar sasa sama andri bisa saling ketemu dan menyelesaikan kesalah pahaman ini.

Namun sasa berkata malu lah masa harus gua yang nyamperin kerumah si andri?

Andri ajalah gun, yang lo ajak kerumah gua..

"Kalau terus terusan gini, enggak bakal ada titik temu nya dong sasa? kalian itu sama sama keras banget ya orang nya" ucap guntur.

Jadi mau baikan apa enggak nih? tanya guntur kini pada sasa.

Kekasih ku pun memberi sedikit masukan atau saran untuk sasa.

Yaudah deh.. oke! gua mau nyamperin andri kerumah nya, tapi keita dibonceng gua ya? lo naik motor sendiri ya.

Guntur tertawa.haha. "ya ampun micin santai aja kali, iya lo boleh bonceng cewek gua tapi pelan pelan ya bawa motor nya?" sahut guntur berkata pada sasa.

"Iya santai aja. gua kan pembalap handal.. keita aman dalam boncengan gua" dengan nada bercanda sasa menjawabnya.

Kalau enggak gini saja, gua datang kerumah andri duluan dan lo sama keita nyusul.

Deal.. sahut sasa menimpali,

Aku tetap menyimak disamping kekasih ku tentang percakapan nya dengan sasa.

Yasudah aku kerumah andri duluan ya yang, nanti kamu nyusul kesana sama sasa, enggak apa apa kan yang?

Aku mengangguk tanda setuju, guntur pun pamit undur diri dan pergi kerumah andri.

Setelah kekasihku sampai dirumah andri, guntur memberi tahu ku untuk segera menyusul nya kerumah andri.

Aku dan sasa pun otw kerumah andri, dalam perjalanan diatas motor matic nya sasa bertanya padaku "lo bisa bawa motor enggak keita?" aku dengan santai dari jok belakang menjawab "enggak bisa saa, lagian aku memang tidak diijin kan oleh papaku untuk bawa motor(belajar mengendarai sepeda motor) karena kalau dirumah aku selalu diantar jemput oleh kedua abangku ataupun papa.

Dulu guntur juga pernah bertanya seperti itu kepadaku, dan guntur setuju dengan papaku.

Tadi nya juga aku ingin belajar bawa motor sendiri, biar guntur yang mengajariku..

Namun guntur bilang aku enggak usah bawa motor biar dia saja yang memboncengku.

Padahal dulu guntur berniat dan sangat antusias nya ingin mengajari ku belajar motor.

Semenjak guntur kenal abang abangku seperti nya guntur sudah didoktrin oleh kedua abangku atau mungkin dilarang kedua abangku termasuk papaku juga untuk tidak mengajariku naik motor.

Padahal jika aku bisa mengendarai sepeda motor sendiri, setidak nya aku tidak terlalu bergantung dengan orang lain dan mungkin saja saat ini aku membawa motor pribadi kesekolah..

Tapi yasudahlah mungkin ini demi kebaikanku, papaku pasti punya alasan tersendiri untuk ku yang tidak diijinkan membawa sepeda motor seorang diri.

Aku menilai dari sisi baiknya saja,begitu ceritaku pada sasa.

Kini gantian sasa yang menyimak ceritaku dari jok depan di tempatnya duduk.

Tanpa terasa aku dan sasa pun sudah sampai kini didepan pagar rumah nya andri.

Guntur membuka pintu pagar rumah nya andri secara diam diam dan menyuruh aku juga sasa masuk kedalam halaman rumah andri pelan pelan.

Andri belum tahu ternyata ada sasa dan aku yang berkunjung kerumahnya,

Sementara andri masih dengan asiknya bermain ps(mungkin itu adalah cara andri melepaskan penat atau pengalihan masalah dari pikirannya, supaya tidak terlalu andri pikirkan)

Sebelum guntur kembali kedalam rumah andri duluan tepatnya diruang keluarga,

Guntur berkata kepadaku dan sasa langsung masuk saja kedalam menuju keruang keluarga.

Kebetulan dirumah andri sedang tidak ada siapapun hanya pembantu nya saja yang dirumah(kakak andri sedang keluar dan orang tua andri sedang pergi keundangan, itu yang guntur dengar dari andri tadi)

🌹🌹🌹