Chereads / Asmara / Chapter 79 - Bab 78

Chapter 79 - Bab 78

Sore itu saat aku sedang bersantai diberanda kosan bersama alil, ponselku berdering telepon masuk dari guntur.

Guntur bilang padaku nanti malam selepas magrib ia akan menjemputku kekosan.

Guntur meminta padaku untuk ikut menemaninya bermain futsal.

Guntur ingin aku melihatnya bermain futsal.

Pukul tujuh malam katanya guntur akan menjemputku dikosan.

~•~•~•~•~•~•~•~•~•

Tempat futsal..

Terduduk sudah kini aku dibangku panjang atau bangku penonton yang memang sudah disediakan dalam tempat futsal ini.

Tepatnya bangku panjang diluar area lapangan futsal bersama guntur disebelahku.

Guntur yang bersiap siap sedang mengganti sendal casualnya dengan memakai sepatu futsal.

Kebetulan tadi guntur sudah berganti pakaian dari ruang ganti pakaian ditempat futsal ini.

Kini kekasihku itu sudah mengenakan satu set pakain futsal miliknya.

Tidak lama terdengar suara memanggil namaku dengan nyaring dan ternyata adalah sasa kekasihnya andri.

Yang diiringi andri melangkah dibelakangnya, karena sasa berjalan lebih dulu didepan andri.

Andri yang berjalan dengan santainya sedang membalas pesan masuk dari ponselnya.

Sasa menyapaku, akupun balas menyapanya balik.

Tadi guntur memang sudah bercerita padaku, ia mengajak andri ikut bermain futsal bersama teman teman sekolahnya karena kekurangan pemain, alhasil andripun diajaknya oleh guntur.

Sasapun menghampiriku, kini sudah terduduk disebelahku..

Sementara andri duduk disebelahnya guntur. Kemudian tanpa banyak bicara andripun dengan santai melepas celana jeans panjangnya dari bangku tempatnya duduk.

Rupanya andri sudah mendouble celana futsalnya, kebetulan andri memang sudah memakai kaos futsal dari rumahnya tadi, hanya saja dibalut dengan sweater.

Kini andripun ikut bersiap siap sama seperti guntur sedang memakai sepatu futsal.

Keduanya kini sudah berganti pakaian lengkap dengan kostum futsalnya masing masing dan hendak bermain futsal.

Guntur dan andripun lanjut membaur bersama teman temannya guntur masuk kedalam lapangan futsal, meninggalkan aku dan sasa sejenak untuk berkumpul ditepi lapangan futsal.

Karena sebentar lagi bermain futsal akan dimulai.

Aku dan sasa menunggu diluar area lapangan futsal duduk santai dan mengobrol ceria bersama.

Ditemani beberapa snack kesukaanku dan minuman kotak kemasan rasa buah atau buvita jambu dan mangga juga tidak lupa sebotol air mineral.

Yang guntur beli dari indo alfa tadi untukku dijalan, sebelum sampai dilapangan futsal ini.

Katanya cemilan cemilan yang guntur beli untuk menemaniku agar tidak bosan saat menonton pertandingan futsalnya.

Tak lama terdengar kembali ada seseorang menyapaku lagi dan ternyata itu adiban..

Diban kejebak macet barusan dan hampir telat sahutnya bercerita padaku dan sudah terduduk disebelahku sedang memakai sepatu futsalnya yang baru saja ia keluarkan dari tas gendongnya.(diban sudah memakai kostum futsalnya lengkap, namun tidak dengan sepatunya. alas kakinya diban memakai sendal santai sama seperti guntur)

Saat sedang memakai sepatu futsalnya, adiban berteriak memanggil nama guntur.. Kekasihku'pun menoleh keasal suara yang memanggil namanya dan segera menghampiri diban kesisi area lapangan.

Namun posisinya guntur ada didalam lapangan futsal ditepi dekat jaring jaring bola dan guntur kini tepat didepanku menghadap kearahku, tapi diban masih bisa jelas melihat guntur didepannya.

Dari dalam lapangan futsal, guntur mengobrol sesaat dengan diban yang sedang bersiap siap.

Sementara sasa disebelahku sedang asik berselancar dengan ponselnya membalas pesan masuk dari temannya.

Tak lama adibanpun sudah selesai mengganti sepatunya, lalu masuk kedalam lapangan menghampiri guntur.

"Yang aku futsal dulu ya" ucap guntur padaku,

"Iya a.." jawabku dengan senyuman.

"Bye keita.. aadiban juga futsal dulu ya!" timpal diban kemudian padaku dengan nada bercandanya.

Guntur hanya tertawa melihat tingkah konyol sahabatnya itu menggodaku.

"Dasar lu ban..haha, jangan godain cewek gua!"

Guntur menarik diban dan keduanyapun kembali bergabung dengan teman teman yang lainnya didalam lapangan.

"Lo asik juga ternyata orangnya keita, bisa cepat akrab banget sama temen temennya guntur" ucap sasa padaku sejurus kemudian, setelah sasa memasukan telepon genggamnya kedalam tas.

Sasa yang dari tadi rupanya menyimak obrolan aku,guntur dan diban.

"Hehe.. biasa aja sih sa, cuma temen temen deketnya aja yang guntur kenalin sama aku" ucap keita pada sasa.

"Masih mending keita, lo dikenalin sama teman teman dekatnya siguntur.

Lah gua,? boro boro dikenalin sama temen temennya siandri.. temen deketnya yang dikenalin aja cuma siguntur.

Kenal guntur aja gua baru baru ini belum lama, itu juga waktu gua sakit siandri jengukin gua kerumah ditemenin siguntur.

Lebih tepatnya laki lo nganterin siandri kerumah gua pakai motornya, pas motor andri lagi diservis kebengkel waktu itu.

Habis itu siandri baru cerita sama gua, kalo guntur sahabatnya dari kecil.

Rumah mereka dekatan enggak terlalu jauh, masih satu lingkungan gitu.. kata siandri.

"Iya emang satu lingkungan sa rumah mereka" sahut keita menimpali, lalu lanjut menyimak cerita sasa kembali..

Gua juga baru tahu siguntur beda sekolahkan sama siandri?

Temen temen sekolahnya siandri mana ada yang dikenalin ke gua" sahut sasa melanjutkan ceritanya pada keita.

"Nanti juga mungkin kamu dikenalin sa, sama teman teman sekolahnya andri" timpal keita menyahuti kembali.

Tenang aja, kan kamu udah dikenalin sama salah satu teman sekolahnya andri.. ucap keita berkata lagi.

"Hah,teman sekolah andri ta? siapa emang?"

Tanya sasa menyahuti..

"Aku sasa.." jawab keita,

Walah.. yang benar keita? kamu temen satu sekolahnya andri toh, seriusan? tanya sasa kembali.

"Yups" jawab keita kembali,

Dan sasapun banyak bertanya tentang andri disekolah.

Keita menjawab setahunya saja tentang andri disekolah, karena memang keitapun disekolahkan tidak terlalu dekat dengan andri juga.

Hanya papasan saja selewat selewat dan cuma saling sapa saja tidak lebih.

Mengobrol dekatpun jarang, ya paling kalau ngomong sama andri pasti bahas tentang guntur aja.

Begitu keita menceritakan tentangnya dengan andri disekolah.

"Btw kalo siandri macem macem disekolahnya ganggu ganggu cewek atau genit genit sama cewek lain kasih tahu gua ya ta" ucap sasa pada keita.

Dan keduanya'pun asik mengobrol bersama, berbincang bincang membahas apapun seputar obrolan perempuan.

Sambil memakan snack snack yang dibeli guntur tadi, tentu saja keita menawari sasa.. keduanyapun dengan santai memakan cemilan bersama.

Sesekali keita dan sasapun menyimak pertandingan futsal dihadapannya,

Sekedar melihat permainan futsal sang kekasihnya masing masing.

Begitu juga dengan guntur dan andri, sesekali pandangan mereka tak lepas kearah dimana keita dan sasa berada.

Terkadang saat guntur melihat kearah keita, keitapun sedang memperhatikan guntur dan keduanya saling tersenyum dari jarak jauh.

Keita mengangkat tangan kanannya dengan mengepalkan jemarinya kearah guntur dan berkata semangat diikuti senyuman manis mengembang dari bibirnya.

Guntur yang melihat dari jauh membalas dengan senyuman dan melambaikan tangannya pada keita.

Tanpa terasa pertandingan atau sparing futsalpun berakhir.

Kini guntur, andri juga adiban dan beberapa teman lainnya sedang bersiap siap mengganti pakaian mereka disebuah ruang ganti pakaian.

Keita dan sasa masih dengan setianya menunggu para kekasihnya masing masing tetap terduduk santai pada bangku panjang atau bangku penonton diluar area lapangan futsal.

Tak lama guntur, andri dan diban sudah kembali dari ruang ganti pakaian.

Kini ketiganya sudah ikut terduduk dibangku panjang bersama keita dan sasa.

Guntur, andri dan diban mengobrol sesaat, sekedar saling berbasa basi bersama.

"Kalian berdua sih enak ya,(unjuk adiban pada guntur dan andri) ada yang nungguin" lah gua? siapa yang nungguin? ucap diban dengan nada bercanda..

"Makanya buruan lo ban, cari cewek.." ucap andri membercandai adiban yang memang keduanya sudah saling kenal.

Sementara guntur hanya tertawa menyimak obrolan andri dan diban.

"Tahu nih keita, katanya mau ngenalin gua temen ceweknya? mana nih ta? sahut diban pada keita dengan nada bercandanya diban seperti biasa.

"Loh? kok jadi ke gua sih?" jawab keita tak mau kalah dengan nada bercanda pula.

"Tuh kan yang diban nagih, jangan dikenalin temenmu yang..jangan!" sahut guntur ikut menimpali dengan nada bercanda juga.

"Ya dasar keita..ditunggu loh temennya,hehe masa gua jadi nyamuk lagi diantara kalian semua" :D

Dan bla..bla..bla..

Kita berlimapun berbincang bincang sejenak, sebelum akhirnya masing masing bubar jalan, pergi meninggalkan lapangan futsal itu.

Adiban lanjut pulang kerumahnya, sementara guntur dan andri memang sudah janjian akan pergi bersama.(semacam double date gitu)

Namun tidak bilang terlebih dahulu pada keita juga sasa.

Keduanya(guntur dan andri) berkata kepada kekasihnya masing masing punya surprise untuk keita dan sasa.

Dua sahabat itu mengajak kekasihnya masing masing pergi kesuatu tempat.

Sepeda motor guntur dan andri berjalan beriringan, terkadang posisi sepeda motor keduanya(andri atau guntur) berada didepan dan dibelakang saling membuntuti satu sama lainnya.

Sekitar lima belas menitan guntur dan andri mengendarai sepeda motornya masing masing, akhirnya sampai juga ditempat tujuan.

Ternyata guntur dan andri mengajak kekasihnya masing masing pergi kesebuah taman hiburan atau pasar malam yang terletak dipinggiran kota.

Sesampainya dipasar malam, kedua sahabat itu segera memarkirkan sepeda motornya masing masing.

Guntur dan andri mengajak keita juga sasa berjalan jalan santai diseputaran pasar malam.

Tadi guntur bertanya padaku saat sampai dipasar malam ini..

Lebih tepatnya ditempat parkir, saat guntur akan memarkirkan sepeda matic kesayangannya.

"Enggak apa apakan aku ajak kamu kesini yang?"

"Iya..enggak apa apa a" sahut keita menimpali pertanyaan sang kekasih dengan senyumannya.

"Semoga kamu suka ya yang, aku bawa kamu kesini" ucap guntur kembali berkata pada keita.

Tentu saja keita menjawab sangat suka sekali diajaknya kepasar malam ini.

Hal ini mengingatkan keita saat kecil akan mama papahnya yang selalu mengajaknya pergi kepasar malam.

Jika ada pasar malam didaerahnya sekedar untuk membeli sebungkus harum manis atau permen gula warna warni dan tidak lupa keita pasti akan selalu diajak papanya menaiki sebuah komedi putar setelahnya.

Hal sederhana untuk keita kecil, namun sungguh amat terasa bahagia baginya.

Tanpa sadar sekilas keita mengingat moment itu dalam pikirannya tadi, saat melihat suasana pasar malam dihadapannya.

Dan ternyata guntur mengajaknya kesebuah pasar malam..

🌹🌹🌹