Chereads / Asmara / Chapter 65 - Bab 64

Chapter 65 - Bab 64

Hari Minggu pagi..

Pukul sepuluh pagi akupun menuju sekolahku bersama puput yang kebetulan menjemputku kekosan dengan motor matic andalannya itu.

Kita berdua pergi kesekolah untuk latihan pementasan teater dibandung, karena waktunya tinggal seminggu lagi.

Sementara guntur dari pagi jam delapan tadi sudah menuju lapangan sepak bola, ia ada jadwal main bola minggu ini.

Sampai disekolah sudah banyak anggota teater lain yang berkumpul.

Kebetulan latihan teater kali ini dihalaman sekolah, kami semua duduk beralaskan rumput rumput sekolah yang terawat dengan rapih ini dan latihan teaterpun dimulai.

Tanpa terasa latihan teaterpun usai, pukul satu siang kini..

Sebelum pulang kekosan, aku bersama puput melaksanakan ibadah duhur dulu dimusola sekolah.

Setelah selesai solat duhur, aku dan puput duduk duduk sejenak diberanda teras musola sekedar merebahkan tubuh, duduk berselonjor pada lantai teras musola yang beralaskan keramik ini.

Rebahan sesaat diteras musola terasa adem sekali dalam cuaca siang yang memang terik ini.

Aku dan puput beserta beberapa teman teman perempuan teater lain berbincang bincang santai diteras musola, membahas apapun ngalor ngidul..

Harap maklum namanya juga perempuan ya, ada saja yang dibahasnya..haha.

Ups, tenang saja kita tidak bergosip alias berghibah ngomongin orang ya.. tidak sama sekali.

Kita bahas tentang latihan teater, musik, hobby, pelajaran sekolah dan lain sebagainya.

Waktupun terhanyut begitu saja tanpa sadar sudah hampir jam dua siang kurang..

Ponselku berdering, ternyata dari guntur.

Dia bertanya sudah selesaikah latihan teaternya? kamu enggak cek hape ya teh? ternyata bertubi tubi pesan masuk darinya dan aku lupa membuka ponsel selesai latihan teater tadi.

Aku berkata maaf pada kekasihku tersayang, dia tersenyum dibalik telepon.. lalu berkata kalau latihannya sudah selesai, kamu kedepan gerbang sekarang.. aku dari tadi menunggu kamu disini, begitu ucap guntur padaku dan klik telepon terputus.

Mendengar perkataan guntur barusan, aku segera pamit pada teman teman teaterku ini, terlebih pada puput dan berkata guntur jemput gua udah didepan put.

Puput mengerti.. aku pamit ya put, pamit ya semua.. byee.

Aku segera melangkahkan kakiku menuju gerbang sekolah.

Duh..duh maaf ya aa, ucapku pada guntur ketika aku sudah sampai didepan gerbang.

Kamu memangnya menunggu aku dari kapan a?

Dari setengah dua, jawab guntur sok jutek padaku..

Hmm,, dasar aa mau pura pura jutek sama aku? mana bisa.. jawabku dengan merajuk bercanda.

Gunturpun tertawa seketika..haha, lucu banget yang.. hahaha. garing tahu!!

Enggak apa apa tempe, sahutku dengan muka sok imut kembali.

"Atos hayu ah enggal naik motor gewat.." ( sudah, ayok cepat naik motor buruan ) begitu ucap guntur, lalu akupun tak mau kalah darinya menyahuti dengan bahasa sunda kembali..

"Eleh eleh sunda na kaluar geuning?" ( aduh bahasa sunda nya keluar juga? )

Dan kami berduapun tertawa kembali, guntur menarik ku menyuruhnya cepat naik kemotornya.

Aku dan gunturpun meninggalkan sekolahku menyusuri jalanan dihari minggu siang menuju sore ini, sekedar menikmati perjalanan berdua mengelilingi kota dengan santai.

Bagai lirik lagu om fiersa besari "celengan rindu" eh tapi dulukan belum ada lagu ini..hehe, ya anggap aja adalah ya! huhu.

Begini bunyi liriknya..

"Berboncengan denganmu mengelilingi kota, menikmati surya perlahan menghilang..

Hingga kejamnya waktu menarik paksa, kau dari pelukku"

Segitu aja kali ya lirik yang sesuainya..hehe, karena saat itu kita tidak sedang menabung rasa rindu bagai judul lagu ini "celengan rindu" ya tentu saja karena jarak kita kan berdekatan.

Selepas magrib guntur baru mengantarku pulang kekosan.

Menikmati senja yang indah bersamanya adalah hal yang paling menyenangkan.

Bertukar cerita juga membahas apapun dengannya adalah hal yang sangat mengasikan.

•~•~•~•~•~•~•~•~

Beberapa hari kemudian..

Kesembuhan heri pun berangsur angsur membaik.

Dari kabar terakhir yang aku dengar, tepat hari ini heri akan segera pulang dari perawatan nya di rumah sakit.

Walaupun harus tetap rawat jalan katanya.

Aku, alil, risye tak bisa ikut kerumah sakit untuk mengantarkan hari pulang kerumahnya.

Karena kita punya kesibukan masing masing, aku harus gladi latihan teater minggu ini akan kebandung bersama anak anak teater lainnya.

Sementara alil dan risye sedang banyak banyak nya tugas sekolah, jadi hanya squad band dan orang tua hari saja yang pergi kerumah sakit menyambut hari untuk pulang.

Sore hari saat aku sampai kosan setelah latihan teater, aku nebeng sampai depan kosan bersama puput.

Guntur tidak menjemput aku hari ini, dia ada tugas kejuruan dan sedang mengerjakan tugas dibengkel praktek sekolahnya.

Kosan terasa sepi, para penghuni kosan masih banyak yang belum pulang.

Entah anak anak sma delapan, bahkan alil dan juga risye.

Aku melemparkan tasku pada ranjang tempat tidurku, masih lengkap dengan atribut serba hitam hitam yang aku kenakan selesai latihan teater. tepatnya sih pakaian hitam dan celana hitam..

Aku terduduk sudah dibangku depan meja belajarku, dalam keheningan aku terdiam bersama isi kepalaku yang entah sedang menjelajah kemana? mencari inspirasi untuk sekedar menuangkan nya pada sebuah puisi.

Entah mengapa aku mendadak ingin menulis puisi pikirku, akhirnya aku tenggelam dalam kata kata lalu merangkainya menjadi bait baik puisi.

Seperti ini kira kira puisi yang aku buat :

" Entah dari mana harus aku mulai?

ketika setiap kata yang aku rangkai,

Hanya berupa tulisan tangan tanpa jiwa,

Hanya berupa rangkaian kata dari seorang hawa..

Entah bagaimana harus aku terangkan sosokmu dalam kata?

Karena setiap kali aku mengingatmu,,

Otakku membisu, tanganku terpaku..

Seakan pudar inspirasiku.

Ketika sebuah umpama menjadikan nya bermakna,

Ketika sebuah aforisma menjadikan nya warna,

Kehadiranmu membawa nuansa,

Tanpa perlu kau ajarkan aku bahasa..

Pesonamu membuatku merona hingga kau butakan arah,

Karena denganmu adalah anugerah,

Bahagiaku menemukanmu bagai hadiah,

Dirimu satu yang terindah" ~keita~

.

Kuulangi lagi membaca tulisan dihadapanku ini, aku tersenyum membaca puisi yang ku buat sendiri..

Memang ya terkadang inspirasi suka muncul tanpa permisi dengan tiba tiba.

Ponselku berdering seketika ternyata dari guntur, lima belas menitan aku berteleponnan dengannya.

Guntur bilang ia masih disekolah, lebih tepatnya dibengkel praktek mengerjakan tugas kejuruannya.

Tak lama setelah menutup telepon dari guntur, belum ada satu menit ponselku berdering kembali ternyata dari satya.

Aku mengangkat telepon dari satya, ia ada dibawah didepan beranda kosan memberitahuku untuk mengambil beberapa lks nya heri diatas meja belajar nya dera, untuk tolong dititipkan pada satya.

Tadi dera pun sudah bilang padaku saat aku masih disekolah.

Aku segera meraih lks lks milik heri dari meja belajar dera dan turun kebawah untuk memberikan nya pada satya.

Aku menghampiri satya yang sedang terduduk di bangku panjang depan teras kosan, lalu menyodorkan lks nya heri.

Wih ada yang baru nih ucapku berbasa basi pada satya..

Satya tersenyum mendengar ucapanku ini :)

Tumben potong rambut sat?

Hehe.. iya nih ta, rambutku udah terlalu gondrong jadi kenapa enggak dirapihkan sedikit dengan potong rambut.. begitu jawab nya padaku.

Rapihin rambut apa lagi kasmaran?

Lagi jatuh cinta nih sepertinya berbunga bunga hatinya, candaku pada satya..

Jatuh cinta ama sapa? enggak ada keita, kalaupun jatuh cinta lagi sudah pasti sama kamu. cepat dan tegas jawabnya.

Akupun langsung terdiam mendengar ucapan satya.

Hening seketika, satya tahu suasana jadi kaku.. diapun mencairkannya kembali..

Btw gimana latihan teater kamu? lancar?

Lancar allahamdulilah, hari minggu ya pementasan kebandung? tanya satya padaku.

Aku mengangguk yups,, begitulah satya.

Btw squad band lagi pada ngumpul dirumah heri nemenin heri dirumahnya, mau kesana enggak sekalian lihat keadaan heri? ajak satya padaku tiba tiba.

Hmm.. enggak usah banyak mikir ayo ikut aja keita, lagian dikosan juga kata dera kamu sendirian kan?

Iya juga sih sat.. tapi aku harus ijin dulu sama guntur,

Udah bilang aja sama pacar kamu, kesana kamu jengukin heri dirumahnya sama teman teman.

Cowok kamu juga pasti ngerti kok ta.

Tapikan kamu mantan aku sat? aku pergi sama kamu nanti dia malah salah paham lagi,

Satya menimpali ucapanku dengan cepat.. itukan dulu aku mantan kamu, sekarangkan kan kita teman, aku teman kamu keita..

Satya meyakin kan ku,,

Enggak deh sat.. makasih nanti saja aku jenguk heri nya next time ya.

Kapan? tanya satya kembali.

Kamu sendiri tahu heri baru pulang dari rs, kamu udah squad band anggap sahabat kami loh ta..

Dalam hatiku berkata, dasar satya ada saja omongannya untuk membujukku agar ku mau ikut dengannya pergi ketempat heri.

Namun aku berkata dengan tegasnya kini, aku enggak bisa satya, maaf ya..

Tapi sepertinya satya tidak menyerah denganku, tiba tiba dia meraih ponselnya entah mengetik apa? akupun tidak tahu,,

Beberapa menit kemudian dera menelepon ku, berkata masih ada satya dikosan kan keita? iya jawabku pada dera.

Lalu dera kembali membuka suaranya, keita tolong bawakan aku baju ganti beserta pakaian dalamnya, kemungkinan aku bakal mandi ditempat heri,, gerah banget soalnya ini aku habis bantuin ibu nya heri masak.

Aku enggak ada baju ganti, kamu ikut ketempat heri ya ta? masa iya pakaian dalamku dibawain satya? kan enggak lucu ta, lagian disini banyak makanan keita..

Ibu heri masak banyak menyambut kepulangan heri, katanya kamu disuruh kesini juga.

Ini kalau kamu enggak percaya keita, seketika dari sana dera memberikan ponselnya pada ibu nya heri untuk berbicara padaku.

"Hallo nak keita, ini ibu nya heri.. nak keita bisa kesini tidak sama satya? ibu sudah masak banyak, kesini ya kita makan bersama sama dengan anak anak band heri juga"

Aku yang mendengar perkataan ibunya heri dari sebrang telepon, mencoba bersikap ramah..

"Baik tante, keita kesana.." begitu ucapku dan telepon genggam dera kembali pada simpunya ponsel..

Oke keita kamu kesini ya aku tunggu begitu ucap dera padaku, klik teleponpun terputus.

Aku menatap satya, dan berkata ini pasti akal akalan kamu ya sat?

Gimana maksud nya ta? sahut satya pura pura tidak mengerti, namun diiringi dengan senyum sumeringahnya.

Nah kan kamu juga harus kerumah nya heri ya keita?

Hmm.. dengan ekspresi kepalaku anggukan.

Ya sudah iya aku ikut kesana enggak enak juga ibu nya heri yang minta aku suruh kesana,

Aku mau kesana tapi enggak lama ya sat.. bentar aku ambil baju ganti dera dulu ya!

Akupun menuju kamar kosan dan mengambilkan satu setel baju ganti dera dan pakaian dalam milik dera.

🌷🌷🌷