Bergabung sudah aku dengan teman teman teater lainnya dipadepokan teater ini alias bascame teater.
Ternyata kak dido itu ingin mengajak anak anak teater berkumpul untuk sekedar sharing dan juga untuk mengajak liwetan ( makan makan buat nasi liwet ala sunda ) dirumahnya kak firman.
Anak anak teaterpun tentu saja setuju, dan kami semuapun bergegas menuju rumah kak firman.
Kebetulan aku bareng dengan kak akbar,
Sementara anak anak teater lainnya yang membawa kendaraan bermotor saling menumpangi satu sama lain.
Jika ada yang tidak kebagian tumpangan, gantian diantar jemput oleh yang membawa kendaraan dan sebagian menunggu dulu didekat parkiran sekolah.
Sampai sudah dirumah kak firman, liwet liwetan kini anak anak teater dirumah kak firman tepatnya dihalaman samping rumahnya.
Kak dido dan kak firman yang meracik nasi liwetnya, anak anak yang lain ada yang sedang menggoreng lauk nya ( tahu, tempe, ikan asin, kerupuk ) kak yanti kebagian mengulek sambal liwetnya dan menggoreng sambalnya juga.
sebagian anak yang lain ada yang sedang memanjat pohon buah jambu biji ( guava, jambu klutuk ) dan ada juga yang sedang mengambil buah mangga dengan galah ( alat untuk membantu mengambil buah ) dipohonnya, begitu juga ada yang sedang mengambil buah pepaya tentunya masih menggunakan galah dihalaman rumah kak firman.
sekalian untuk merujak bersama.
Sementara aku dan kak akbar kebagian untuk membeli cemilan dan beberapa minuman bersoda dari hasil patungan bersama dengan anak anak teater yang lainnya.
Kak akbarpun menancapkan gas dengan sepeda motornya bersama aku dalam boncengannya.
Tentunya sebelum aku pergi kerumah kak firman bersama anak anak teater, aku sudah meminta ijin pada guntur terlebih dahulu dan memberi tahukan sekolahku pulang lebih cepat karena guru gurunya ada meeting atau rapat dadakan.
Namun pesanku belum dibalas oleh guntur, mungkin guntur belum membaca pesanku karena dia pasti sedang belajar.
Sampai sudah aku dan kak akbar disebuah mini market indoalfa, kamipun masuk bersama membeli beberapa cemilan dan minuman minuman bersoda ( cola, sprite, fanta ) Akupun segera membayarnya pada kasir karena memang aku yang pegang uang dari anak anak.
Kak akbarpun ikut mengantri dibelakangku menuju kasir,
Dan kak akbarpun mengambil tiga batang cokelat silverking setelah membayarnya diparkiran mini market, cokelat itu diberikan padaku.
Loh kok cokelat nya dikasihin aku sih kak ? ucapku pada kak akbar.
Itu emang sengaja buat kamu keita, kamu kan suka cokelat silverking bukan ?
Astaga aku enggak nyangka kak akbar masih ingat saja cokelat kesukaan aku.
Aku jadi teringat saat itu kak akbar pernah bertanya padaku, suka cokelat apa tidak ? dan sukanya cokelat apa ? akupun bercerita pada kak akbar bahwa aku sangat suka cokelat silverking.
Dan karena itu akhirnya kini kak akbar memberikan cokelat silverking itu untuk ku.
Makasih ya kak ucapku pada kak akbar.
Kak akbarpun menimpalinya dengan senyuman.
Akupun memasukan cokelat itu kedalam tas.
Dan kami berduapun kembali kerumah kak firman.
Ponselku pun bergetar dari dalam tas, aku baru menyadarinya setelah sampai rumah kak firman.
Akupun mengecek ponselku dan ternyata empat panggilan tak terjawab dari guntur.
Akupun segera menelepon balik guntur setelah memberikan cemilan dan minuman pada anak anak teater.
Akupun memisahkan diri sebentar dari anak anak teater untuk menelepon guntur.
Sementara kak akbar sedang duduk santai dibangku samping mengobrol dengan kak dido.
Tak lama teleponku pun tersambung pada guntur,
Iya sayang.. kamu dari mana ? telepon aku enggak diangkat angkat ? tanya guntur padaku.
Maaf aa, tadi hape teteh ada ditas mode getar jadi teteh enggak tahu.
Iya enggak apa apa teh, begitu sahut guntur padaku.
Aa baru istirahat ini.. enak dong disekolah kamu pulang cepat,
Aa kemungkinan pulang sore soalnya masih ada praktek dibengkel kejuruan.
Guntur bercerita padaku.. blablabla..
Sekarang kamu lagi apa dirumah kakak teater kamu ? dan kitapun mengobrol didalam telepon.
Setelah mengobrol kurang lebih sepuluh menit, akhirnya telepon aku dan guntur berakhir.
Karena guntur sedang istirahat dengan beberapa teman temannya dikantin begitu ucapnya.
Nanti teleponnya disambung lagi saja jika sama sama kita sedang bersantai.
Dan akupun kembali bergabung bersama teman teman teaterku.
Akhirnya nasi liwet sudah matang lengkap dengan lauk pauk nya
( tempe goreng, tahu goreng, ikan asin goreng, bakwan dan aneka jenis gorengan lainnya melengkapi sebagai lauk pauknya tidak lupa sambal , lalapan dan kerupuk tentu saja hal yang tidak boleh terlupakan menyertai didalamnya )
Kita bersama makan nasi liwet dengan lahapnya dihalaman samping rumah kak firman.
Nasi liwet yang beralaskan daun pisang yang sudah dibersihkan, beberapa daun pisangnya ditata memanjang ditaruhnya nasi liwet diatas daun pisang beserta lauk pauknya.
Kami semua makan dengan duduk melingkar dilantai teras samping rumah kak firman.
Setelah selesai makan dan membereskannya, kami semuapun anak anak teater sharing bersama sekedar mengobrol santai dan juga saling bercerita.
Kebersamaan yang amat sederhana namun terlihat amat begitu indah dan khidmat.
Dalam teater ini benar benar kekeluargaan dan komunikasinya saling dibangun satu sama lain.
Beruntung aku dipertemukan teater dalam hidupku ketika masa putih abu ini, lebih tepatnya beruntung bersama orang orang didalamnya.
Banyak yang bilang anak teater itu sebenarnya gila gila orangnya, rada enggak waras tampilannya acak acakan urakan.
Jangan salah kita semua dengan bebas dapat mengekspresikan diri.
Kami bisa terlihat sederhana, retro, kalem, liar, bahkan modis sekalipun.
Tergandung dari sudut mana kalian melihatnya.
Yang pasti kami bebas menjadi diri kami sendiri.
Iya.. memang benar kami semua gila gila..
Gila gila dalam berkarya tidak main main,
Gila gila dalam persahabatan , solidaritasnya enggak perlu diragukan , kebersamaan hingga bagai saudara.
Gila gila dalam kekompakannya, kreativitasnya tanpa batas..
Bahkan yang katanya kami dibilang gila, semua anak anak teater itu rata rata hampir berprestasi dikelasnya.
Jangan ditanya nilai akademisnya semua diatas rata rata.
Meski aku bukan peringkat pertama dalam kelas, setidaknya aku termasuk lima besar.
Sebenarnya aku tidak terlalu perduli akan peringkat pintar dikelas bahkan disekolah.
Aku sudah sering kali banyak mendengar, banyak yang bilang sekolah itu tempat untuk berlomba lomba mendapat peringkat dan ajang pamer prestasi akademis.
Namun bagiku itu semua hanya nilai dan angka.
Orang tuaku tidak mendidik anak anak nya untuk selalu terpaut pada nilai akademis.
Karena nyata nya dikehidupan Real tak selama nya nilai akademis itu menjanjikan seseorang untuk sukses.
Sukses tidak selalu diukur dari seberapa tinggi dan bagus nilai akademismu, tapi dari kualitas dirimu dan sejauh apa usaha yang kau upayakan.
Yang penting kemauan kita, bakat dan minat yang kita sukai.
Seperti pepatah yang kebanyakan orang bilang " where there is a will, there is a way " Dimana ada kemauan, disana ada jalan..
.
Walaupun tidak menutup kemungkinan untuk sebagian orang, ada yang sukses karena nilai dan prestasi akademis nya itu adalah berkat dan bonus dari Tuhan.
Kita hanya perlu tetap fokus dan action untuk mencapai tujuan kita / mimpi kita..
Jangan lupa diiringi doa juga.
" Fokuslah dengan hal hal yang membuatmu suka dan menyenangkan bagi mu, membuat mu terpacu menjadi semangat yang berapi api mengerjakan nya.
Temukan jalanmu dan duniamu sendiri, Sukses itu kamu sendiri yang dapat menciptakan nya.
Setiap orang itu berhak sukses, tanpa melihat siapa kamu dan dari mana kamu? Sukses itu mutlak milik semua orang.
Tergantung bagaimana cara nya kita memulai dan mencari jalan menuju tangga sukses itu. Karena takaran kesuksesan setiap orang tentu berbeda, tak ada pembatas yang dapat mendeskriminasikan kata sukses bagi mereka yang yakin dan mampu berusaha.
Percayalah setiap manusia itu bisa sukses dengan caranya sendiri.
Semua manusia itu unik dengan versinya masing masing dalam meraih kata sukses untuk hidup nya. "
"Ada dua aturan untuk menjadi sukses. Pertama, cari tahu hal yang ingin kamu lakukan. Kedua, lakukan hal tersebut." – Mario Cuomo.
"Kamu tidak akan pernah mencapai sukses kecuali jika kamu menyukai apa yang kamu lakukan." – Dale Carnige.
" Kamu tidak harus hebat untuk memulai, tapi Kamu harus memulai untuk menjadi orang hebat." – Zig Ziglar.
Sekolah memang penting, nilai akademis juga penting karena mencakup pendidikan seseorang.
Namun sering nya tanpa kita sadari ada banyak hal diluar sana yang jauh lebih penting, yaitu
" Bagaimana caramu bersikap "
ya bersikap dalam artian yang sangat luas =
Bersikap terhadap bagaimana caramu bertanggung jawab ?
Bersikap bagaimana caramu menghargai orang lain ?
Bersikap bagaimana caramu memperlakukan orang lain ?
Juga bersikap bagaimana caramu menjalani kehidupan ?
Dan bersikap bagaimana caramu berterima kasih kepada Tuhan.
Banyak yang pintar diluar sana dengan pangkat, jabatan, gelar, pendidikan tinggi tapi terkadang mereka lupa bersikap.
Mereka lupa bahwa pintar saja tidak cukup, seolah mereka cerdas.
Seolah mereka paham atau mengerti, namun sebenarnya tidak.
Dan mereka pun lupa arti dari kata " mengerti " yang sebenarnya itu apa ?
" Orang yang pintar itu belum tentu mengerti..
sedangkan orang yang mengerti itu sudah pasti dia pintar.
Orang yang pintar belum tentu berilmu..
Sedangkan orang yang berilmu sudah pasti dia pintar.
kebanyakan orang berkata..
betapa menyenangkan dan hebatnya menjadi orang pintar ,
Namun orang cerdas akan berkata..
betapa pintarnya menjadi orang Hebat yang menyenangkan. "
Jadilah pribadi yang berkualitas.
Kelak kau akan temukan makna yang tersimpan di dalamnya.
Bagai " Imposible Triangel "
segitiga tak mungkin ,
dimana dimensi-dimensinya sulit diterjemahkan dan sudut-sudutnya mengandung anomali.
begitu kata Andrea Hirata salah satu penulis favoritku.
Menurutku dibalik kata ini berdiri megah sebuah misteri dan juga realita hidup sebenarnya.
Dimana potongan-potongan mozaik hidup, akan terhubung satu sama lainnya.
Disinilah impian tergambar laksana Imposible Triangel.
Percayalah dengan hidupmu maka hidup akan mengikutimu.
"Selalu jadilah versi terbaik dari diri mu, daripada menjadi versi kedua terbaik dari orang lain." – Judy Garland.
Ternyata jika hati kita terus berada di dekat orang berilmu kita akan disinari pancaran pencerahan, karena seperti halnya kebodohan, kepintaran pun sesungguhnya demikian mudah menjalar. - Andrea Hirata ( Laskar Pelangi )
Inti dari ini semua adalah ilmu itu sendiri. Bagaimana bersikap - bagaimana mengerti - menjadi pintar - cerdas.
Jangan lah malu bila miskin harta,
Namun malu lah bila miskin ilmu.
Karena harta tanpa ilmu akan sia sia
Harta tanpa pondasi ilmu dan iman akan binasa
Ilmu itu kuncinya iman ,
Ilmu itu pengendali nya harta.
Karena dengan Ilmu kita dapat mengelola harta.
Begitupun dengan Ilmu kita mampu mengelola waktu.
🌷🌷🌷