Ngik!
Suara rem yang diinjak dalam, berdecit memekakkan telinga. Jay sangat panik saat Andika mengirimkan pesan darurat padanya. Laki-laki itu tidak mengatakan apa yang terjadi, hanya mengatakan Jay harus segera datang ke rumah karena ada masalah darurat.
"Dika! Dik …." Jay tertegun melihat Rubi sedang duduk di ruang tamu. "Nona Rubi!"
"Halo, Paman kecil kedua. Lama tidak bertemu," sapa Ruby dengan gaya centilnya.
Saat Andika dan Jay meninggalkan keluarga Nielsen, gadis itu masih remaja polos. Sekarang, ia sudah tumbuh menjadi wanita dewasa yang memiliki tubuh seksi. Jay cukup terkejut, karena meski tubuhnya berubah, wajahnya masih sama seperti dulu.
"Apa kabar, Nona?"
"Ayolah, Paman Jay. Kau masih saja memanggilku nona, padahal kau tahu kalau aku tidak suka," gerutu gadis itu dengan manja.
Tap! Tap!
"Ini kopi Anda, Nona," ucap Odah sambil meletakkan secangkir kopi.
