Chereads / Billionaire Looking for Wife / Chapter 24 - Bertemu Rexy di sirkuit

Chapter 24 - Bertemu Rexy di sirkuit

Ve mengendap-endap di tengah malam. Ia sudah berjanji untuk datang ke sirkuit. Ia merindukan balapan yang dulu hampir dilakukannya setiap malam minggu. Kesempatan itu datang hari ini, karena Bela mengajaknya bertemu di sana.

"Tolong buka gerbangnya," pinta Ve kepada penjaga gerbang. 

"Tapi, Non, mau ke mana?"

"Ada teman yang masuk rumah sakit dan ini sudah sangat malam. Saya tidak bisa membangunkan tuan Dika, takut mengganggu."

"Baiklah. Non Ve tidak naik taksi? Atau perlu saya antar ke rumah sakit?" tanya penjaga pintu gerbang.

"Tidak usah. Tuh! Saya sudah panggil ojek."

Pintu gerbang pun dibuka. Suara decitan besi yang beradu membuat Andika terbangun. Ia menajamkan indera pendengarannya.

"Siapa yang pergi di tengah malam seperti ini?" gumam Andika bertanya-tanya. Karena penasaran, ia bangkit dari ranjang.

Srek!

Tirai terbuka lebar dan ia melihat Ve pergi menaiki sepeda motor bersama laki-laki. Ve yang pergi tanpa pamit tentu membuat Andika khawatir. Ia mengambil jaket, lalu pergi bertanya pada penjaga gerbang. 

"Ve mau ke mana?"

"Katanya ada temannya yang dirawat di rumah sakit. Nona Ve tidak berani membangunkan Anda karena takut mengganggu istirahat Anda, Tuan."

"Oh. Apa dia memberitahu akan pergi ke rumah sakit mana?"

"Tidak, Tuan. Maaf, saya juga lupa menanyakannya," jawab penjaga gerbang. 

Firasat Andika mengatakan kalau Ve sedang berbohong. Jika memang dia ingin menjenguk temannya, ia bisa pergi besok pagi atau siang. Tidak ada jam besuk tengah malam seperti ini.

Ia pun semakin gelisah karena Ve meninggalkan ponselnya. Andika menelepon Jay dan memintanya melacak keberadaan Ve. Namun, Jay angkat tangan.

"Kau belum mencobanya, kenapa sudah menyerah?"

[Kalau dia membawa ponsel, aku bisa mencarinya. Lagi pula, dia sudah dewasa. Dia bisa menjaga diri. Apa kau lupa kalau dia bisa ilmu beladiri?]

"Ya, tapi~"

[Tidak ada tapi. Kalau dia tidak pulang sampai besok pagi, aku akan mencarinya. Lebih baik, kau tidur sekarang!]

Sambungan terputus. Ia menggerutu karena Jay tidak mau membantunya mencari Ve. Andika mencoba berbaring di tempat tidur, tapi matanya tidak mau terpejam.

"Ke mana kamu, Ve?"

***

"Ve!" seru Bella saat Ve masuk ke lapangan di pinggir sirkuit.

"Hai! Apa kabar semua?" tanya Ve menyapa mereka.

Ve melakukan high five dengan teman-teman klub motornya. Tidak lupa, Ve membeli kado untuk orang yang berulang tahun hari ini. Sekotak makanan ditaruh di atas kursi penonton.

"Siapa yang ultah?" tanya Ve.

"Belum datang," jawab Bella.

"Em, Putra ada. Bono, Keling, Cici, Kodok. Semuanya sudah berkumpul. Memangnya kita punya anggota baru?" tanya Ve dengan wajah heran.

Dua bulan tidak bertemu mereka, juga tidak saling mengirim kabar karena sibuk. Ve sampai tidak tahu kalau mereka memiliki anggota baru. Mereka biasanya akan memberikan tes kepada calon anggota klub, jika mereka ingin bergabung. Salah satu tesnya adalah mengalahkan Ve di sirkuit. 

"Iya. Kakak sepupu gue tiba-tiba pengen gabung. Gue gak test drive dia karena dia pasti kalah dari lo, Ve. Soalnya, dia biasa naik mobil dari sekolah menengah."

"Ah, itu namanya KKN dong. Masa gak test drive," keluh Cici. Ia saja harus terjatuh dari motor saat melawan Ve di test drive klub mereka. Gadis itu merasa tidak adil dengan keputusan Putra.

"Iya," timpal Kodok.

"Kalau memang perlu tes sebelum masuk klub kalian, saya bersedia melakukannya," ujar Rexy yang baru tiba. 

Ve membelalak saat melihat Rexy bergabung dengan klub mereka. Laki-laki itu juga mengenali Ve meski gadis itu sedang tampil tanpa make-up. Ternyata kakak sepupu yang dimaksud Putra adalah Rexy Mandala, pemilik Kings Mall.

"Kita bertemu lagi, Nona bergaun aquamarine," sapa Rexy sambil mengecup punggung tangan Ve.

Ve segera menarik tangannya. 'Jadi, yang ultah dia? Yah, mana sudah terlanjur beli hadiah.' Gadis itu menyesal telah membeli hadiah istimewa. Ia pikir, salah satu sahabatnya yang sedang berulang tahun.

"Kalian saling kenal?" tanya Putra sambil menunjuk Ve dan Rexy bergantian.

"Ya!"

"Tidak!"

Rexy menjawab iya, tapi Ve menjawab tidak. Membuat mereka melirik mereka berdua sambil tersenyum simpul. 

"Yang benar, iya atau tidak?" tanya Bella mendesak.

"Sebenarnya, kami hanya pernah bertemu. Aku ingin tahu, siapa nama gadis cantik ini?"

"Tidak perlu tahu," jawab Ve dengan ketus.

"Namanya Ve Andara," ucap Cici memberitahu Rexy. Dia terpesona dengan ketampanan laki-lak itu. Sayangnya, ia tidak tahu kalau Rexy adalah playboy.

"Cici … kenapa diberitahu?" Ve kesal bukan main. Ia tidak ingin mengenal laki-laki itu, tapi Cici justru memberitahukan namanya kepada Rexy.

"Ve Andara …. Aku akan memanggilmu Dara, boleh?"

"Tidak!" tolak Ve dengan marah. Ia bukan burung, dan nama Dara terdengar menggelikan baginya.

"Sudah, sudah. Berantem terus, nanti malah jatuh cinta, loh," goda Bella.

"Gak bakal! Hmph!" Ve memalingkan wajahnya dari Rexy.

Tingkah Ve membuat Rexy semakin tertarik. Selama ini, ia selalu menyaingi Andika, dan ingin memiliki apa yang Andika miliki. Ancaman laki-laki itu, membuat Rexy ingin merebut Ve dari Andika.

Sesuai kesepakatan bersama, Rexy melakukan test drive. Keduanya sudah memakai helm dan duduk di atas motor. Rexy mengedipkan matanya ke arah Ve, membuat gadis itu semakin kesal padanya.

"Ok, bersiap. 1! 2! 3!" Cici melemparkan sapu tangan merahnya ke udara dan kedua motor itu pun melesat melewatinya.

Ve sangat yakin bisa menang dari Rexy. Putra tidak berpikir sama, karena ia lupa memberitahu Ve, bahwa saudaranya itu anak jenius. Dalam sekali coba, ia sudah bisa mengemudi dengan baik. Putra yakin, kakak sepupunya pasti menang.

Putaran pertama masih dipimpin Ve, namun di putaran kedua dan ketiga, Ve mulai tertinggal. Kecepatan motor Rexy melebihi batas kecepatan yang biasa dilampaui Ve. Dan, gadis itu kalah telak.

Tes itu hanya formalitas saja. Menang atau kalah, mereka pasti diterima oleh Putra dan anggota klub yang lain. Selama ini, belum ada yang mengalahkan Ve saat latihan. Baru Rexy yang mampu membuat gadis itu mengalami perasaan kalah.

"Aku menang," kata Rexy saat membuka helm dan menghampiri Ve.

"Sombong," cibir Ve.

Gadis itu selalu bersikap sportif. Karena sudah kalah, ia pun mengulurkan tangan pada laki-laki itu. Namun, uluran tangannya diabaikan oleh Rexy.

Laki-laki itu menarik pinggang Ve dan memerangkapnya dalam dekapan erat.

"Uuu …." Mereka menutup mata mereka dengan kedua tangan, tapi memberi celah terbuka untuk mengintip mereka.

"Lepaskan! Kurang ajar!" Ve mendorong tubuh Rexy, tapi laki-laki itu memiliki tenaga yang kuat. Bahkan, Ve yang memiliki keahlian beladiri tidak mampu melepaskan diri darinya.   

"Mana hadiahnya? Tadi, kamu bilang akan memberikan hadiahnya padaku, jika aku bisa mengalahkanmu," ucap Rexy menagih janji gadis itu. 

Ve terpaksa mengeluarkan jurus terakhirnya. 

"Aah!" Rexy menjerit kencang dan melepaskan Ve dari pelukannya.

*BERSAMBUNG*