Merasa diberikan tugas berat, Nakula meminta ijin untuk pergi ke kamar Sky. Di sana pemuda itu diniatkan untuk berkonsultasi.
"Sky mengapa jadi saya yang disuruh?" ujarnya mengeluh pada Sky. Nyatanya teman kecilnya itu santai-santai saja bermain komputer.
"Kalau kau merasa keberatan, mengapa tidak ditolak saja?" ujar Sky dengan pandangan tetap di layar.
"Ya kau tahu sendiri, aku juga bawahan Paman Bara. Tidak enak jika menolak perintahnya. Rasanya segan sekali."
Sky memilih diam. Malas sekali diberikan curhatan tentang rasa plin-plan seperti yang sedang dialami Nakula. Menurutnya juga tidak ada salahnya temannya menerima pekerjaan ini. Toh, ayahnya juga tidak mungkin memakai jasa secara gratis.
"Jadi menurutmu bagaimana Sky? Apa kau juga mau membantuku? Lagi pula tadinya juga ini pekerjaanmu bukan?"
Nakula mendekat ke arah Sky. Dia menarik kursi satunya dan duduk di samping anak sekolah dasar itu. Ikut memperhatikan layar yang berisi deretan angka-angka.