"Mau apa kau memintaku ke sini?"
Bara berdiri tepat di seberang Zachary. Pria itu mengenakan pakaian berwarna biru dongker dengan huruf sirilik.
"Kau puas melihat aku seperti ini? Hidup sudah tidak ada gunanya lagi," ucap Zachary.
Bara tampak datar mendengar keluh kesah Zachary terkait dirinya.
"Kau yang membuat hidupmu seperti ini. Jadi jangan salahkan orang lain," sahut Bara dengan entengnya.
"Heh. Kau lupa, kau yang membuat hidupku berantakan. Ingat rumah tanggamu bersama Sandra tidak akan bahagia. Selama aku mendoakan keburukan untuk kalian berdua."
"Kau hanya ingin mengatakan itu?" ucap Bara dengan raut wajah kesal.
"Buang-buang waktu saja," sahutnya lagi.
Zachary terlihat mengeraskan wajah. Dia paling benci diremehkan. Secara tidak sadar, Bara sedang meremehkannya.
"Kau ...!" tunjuk tangannya. "Ingat doa orang yang teraniaya selalu didengar Tuhan."
Bara terkekeh mendengarnya. "Kau punya Tuhan?" tanya Bara.