"Kau baik-baik saja Sayang?" tanya Bara yang masih memeluk Sandra.
Wajah perempuan itu mendongak. Menatap ke arah Bara dengan pandangan nyalang.
"Itu mereka berdua tidak apa-apa di dalam?" ucap Sandra yang merasa bersalah.
"Ya pasti kenapa-kenapa. Mereka di dalam adu berantem Sayang. Sudah pasti salah satu atau bahkan mereka berdua terluka. Itu sudah risiko dari mereka masing-masing."
Sandra mendengar hal itu mendadak cemas. Dia sangat menyayangkan hal tersebut. Sepemikirannya. Tidak perlu sampai harus bertengkar seperti itu. Cukup untuk bicara kekeluargaan saja.
"Bicara kekeluargaan memang tidak bisa Bara. Kenapa juga harus bertengkar."
Bara mengangkat bahunya. Dia memeriksa jam, pertengkaran sudah berlangsung tiga puluh menit.
"Ayo pulang. Anak-anak lebih butuh kau. Biarkan saja mereka. Sudah ada Nakula dan Genta yang mengurus."
Sandra mengangguk saja. Dia masih syok dengan suara tembakan tadi. Tapi dia masih beruntung selamat dari tembakan semacam itu.