Selepas menikmati Anggur di kebun Megalochori, Bara dan Sandra kembali ke hotel. Mereka membawa dua lusin anggur khas desa tersebut. Rencananya memang untuk persediaan stok di rumah.
Sandra yang melihat hal tersebut cemberut saja sepanjang jalan. Bagaimana tidak, suaminya tidak kira-kira dalam mengambil anggur. Meski dia akui rasanya enak. Mungkin karena ditunjang dengan suasana yang tenang sekali. Tapi tetap saja Sandra tidak terima.
"Jangan cemberut terus Sayang. Kau besok boleh kok berbelanja sesuai apa yang kau mau. Tidak perlu khawatir saldo tabunganku akan terkuras dalam membelanjakan keperluan dirimu. Tenang saja ya."
Bara masih merayu istrinya yang begitu cantik malam ini. Meski kesal dengan kelakuan Bara tapi Sandra masih tetap menghormati suaminya. Dia tidak menunjukkan rasa tak suka di depan temannya itu.
"Oke kalau begitu. Aku minta semua kartu yang kau pegang berarti."