Hari senin pagi yang cukup cerah terdengar nyanyian burung nanti indah, didalam kamar yang terbilang cukup besar, seorang gadis manis berambut lurus panjang sebahu yang masih terbaring di kasurnya yang empuk.
Dia baru saja membuka mata dan melihat silau cahaya yang tembus kedalam kamarnya melalui bilik - bilih tirai dari jendela kamar.
"Fyuuhh...rasanya aku mencium aroma kesenangan hari ini" gumamnya sambil melirik handphone yang berada di meja kemudian diraih, dan melihat jam yang dihandphone ternyata sudah menunjukan pukul enam tigapuluh pagi.
"Whaaatt..?? Astaga udah setengah tujuh, ya tuhan bakal telat ini, hari pertama jadi anak SMA begini banget nasibnya telat." Arumi langsung loncat dari tempat tidur menuju kamar mandi, dengan terburu - buru sedikit mendumel. Kemudian terdengar suara guyuran air mengalir kasar dari gayung yang dipakai.
Arumi walaupun sering dijuluki oleh keluarganya lambat tapi dia punya kekuatan super, mandi super cepat dalam waktu 5 menit saja dia sudah selesai mandi.
Dia mengambil dan memakai handuk yang ditarik kasar dari gantungan handuk, sebelah kiri di ruang kamar mandi, karena letak kamar mandi didalam kamar tidur sangat mempermudah arumi untuk langsung prepare.
Bergegaslah dia pakai seragam SMA yang
masih baru tak lupa dia pun berdandan ala dede
gemash kelas satu SMA.
Arumi masih asik berkaca kemudian dia meliat kearah jam di handphone menunjukkan sudah pukul tujuh pagi, tanpa disadari dia berdandan sampai 15menit.
Langsung bergegas arumi keluar kamar dan menuruni anak tangga menuju ruang makan
untuk berpamitan dengan mamah dan papahnya.
"Mah.. pah.. Arumi berangkat dulu yaaa Assalamu'alaikum.. " Mencium tangan kedua orangtuanya sambil berlari dan berteriak minta izin untuk berangkat kesekolah, tanpa sarapan.
"Wa'alaikum...salam hati-hati de" belum sempat di jawab seutuhnya Arumi sudah nyelonong keluar rumah dengan langkah yang tergesa.
Dia berangkat kesekolah diantar kakaknya yang pertama. "Kaaak ayo buruuu...cepet iihh.. nanti telat ini kan hari pertama aku jadi anak SMA".
Dia bergegas naik keatas motor yang masih dipanasi hupphh!. "Iyaaaa..anak manja" Adimas masih sempet-sempetnya menggoda adiknya itu yang sendang terburu-buru dengan wajah dan nada yang mengejek.
Sampai di sekolah pukul tujuh lewat 14menit, gerbang hampir ditutup satu menit lagi. "udah kak, Arumi turun sini aja bisa jalan sendiri" Gadis itu mengomel dan turun dari motor kakaknya itu karena Arumi malu di perhatikan oleh kakel (kakak kelas).
Anak OSIS yang berteriak-teriak menyuruh
seluruh anak baru agar lebih cepat masuk kedalam sekolah, karena gerbang hampir mau ditutup.
Arumi dengan langkahnya yang tergesa masuk ke dalam lapangan upacara tanpa ke kelas dahulu dan dia menaruh tasnya dibelakangnya saat baris, karena takut upacara pembukaan penerimaan murid baru itu dimulai.
Arumi tak sengaja menubruk seorang anak OSIS laki-laki berbadan cukup tinggi, cukup tampan, dan dia salah satu murid populer disekolahnya dan anak paskibra pula, tapi dingin layaknya es, siapa lagi kalau bukan Fadhil Gibran.
Brukkk!! "Aduh...sialan siapa tuh yang nabrak gue gak minta maaf lagi" dengan tatapan kesal mengerutkan dahi fadhil melihat arumi dari kejauhan hanya terlihat punggungnya yang sudah nyelonong lari ke lapangan tanpa meminta maaf.
Upacara sedang berlangsung anak paskibra melakukan tugasnya. "Luruskan.. lurus! langkah tegap majuuu.... jalan! " suara lantang dan tegas komando dari danton. Dia adalah Fadhil Gibran yang kebetulan hari ini bertugas sebagai danton.
Arumi yang sadar kalau cowok yang menjadi danton itu adalah orang yang tak sengaja dia tabrak tadi dan belum sempat arumi minta maaf kepadanya.
"Duuhh.. ya tuhan sial banget gue, itukan orang yang gue tabrak tadi, mana belum sempet minta maaf karena terburu-buru, baru saja mau memulai petualangan seru di SMA, malah dapet nasib yang begini". Gerutu dalam hati menyesali perbuatannya.
"Baiklah, dengan mengucap basmalah dan atas izin Tuhan yang Maha esa...pelepasan balon ini sebagai simbol untuk penyambutan penerimaan siswa-siswi baru SMA Budi Bakti tahun ajaran 2016 resmi dibuka" pak kepala sekolah mengambil gunting yang telah disiapkan anak OSIS, beliau menggunting tali yang mengikat balon diatas batu.
Baru masuk hari pertama sekolah dan belum ada ospek anak OSIS hanya menyampaikan apa aja perlengkapan untuk ospek dan peraturannya.
Pembagian gugus dimulai Rangga sebagai ketua OSIS yang mengatur jalannya pembagian gugus ospek.
"Jadi, ospek akan dilaksanakan tiga hari, nanti ada pembagian gugus dan ditiap gugus akan ada mentornya, baiklah tanpa berlama-lama akan saya bagi gugusnya". Rangga mengeluarkan kertas yang ada disaku bleze miliknya
Dia mengecek sound "ehem...cek satu..dua..tiga..ok nice langsung saja, mentor gugus satu ada kak Adityawarman, mentor gugus dua oleh ka Han... (belum sempat melanjutkan kata²nya) Rangga melihat dipojok kanan lapangan terdapat seorang siswi baru dengan wajah yang pucat pasi hampir pingsan.
Fadhil melihat dari arah podium kejauhan menyipitkan mata dan melihat diujung sana ada sosok yang dia kenal "Seperti pernah liat, tapi dimana ya".. (tanya fadhil dalam hati)
Triingg...! dia teringat bahwa siswa baru itu yang baru saja pagi tadi menabraknya dan belum meminta maaf.
Fadhil bergegas lari ke arah arumi yang hampir saja pingsan, dan pas sekali arumi pingsan dipelukan fadhil kemudian membawanya ke ruang UKS.
Pria itu mencoba menidurkan arumi ditempat tidur pasien diuks dan menunggunya dari sofa yang dia duduki dipojok ruangan dekat pintu masuk, sampai dia siuman.
Arumi mencoba membuka mata perlahan dan bola matanya menjelajahi setiap sudut ruangan memastikan dia ada dimana. Fadhil yang sedari tadi memperhatikan Arumi yang baru saja siuman dari kejauhan disofa uks.
Arumi yang asik menjelajahi seisi ruangan uks, serontak kaget ketika pandangannya jatuh dan terpusat disudut kiri.
Karena terdapat pria yang sedang memperhatikan dirinya dengan tatapan dingin, arumi sedikit takut dan risih karena di uks itu hanya ada mereka berdua saja tidak ada orang lain.
Fadhil beranjak dari sofa dan berjalan kearah arumi, mereka berdua saling menatap satu sama lain. "Gimana keadaan lo.. udah mendingan?" suara dingin tapi sexy khas yang dimiliki fadhil memecahkan keheningan membuat Arumi tersadar dari pandangannya yang terpukau.
"E-hmm iya udah mendingan kok" sedikit gugup Arumi menjawab lontaran pertanyaan fadhil.
"Ya syukurlah kalau gitu...ok berhubung lo udah siuman, gue mau cabut tenang aja nanti bakal ada dokter yang jaga kok" (Tak lama fadhil langsung berbalik badan melangkahkan kaki menuju pintu keluar UKS).
"Inget ya utang lo belum lunas ke gue.. " Kata - kata barusan yang diucap fadhil serontak membuat arumi kaget dan berfikir sejenak.
"Hah..? utang apa? perasaan gue anak baru disini, punya temen aja belom masa gue sudah punya utang sama orang, eh bukan sama cowok dingin itu. Bisik arumi dalam hati, tapi wajar arumi memang sedikit polos.
Ospek belum dimulai dan kegiatan belajar tahun ajaran baru belum beroperasi, jadi seluruh siswa dipulangkan lebih awal.
"Haha iya kocak banget dah pokoknya...tadi galak - galak ya seniornya" Arumi pulang bareng teman - teman baru yang sedang asik ngobrol membicarakan tentang kegiatan tadi, tiba-tiba dari belakang segerombolan cewek - cewek itu.
"Tiiinnn.. cuma mau ngingetin besok hari pertama ospek, kalau lo bilang tadi senior pada galak, itu belum seberapa lihat aja nanti ...siapkan mental kalian ... hahaha" goda fadhil ke para siswa baru itu dan yang lebih dominan arah mulut fadhil ditujukan untuk arumi.