Chereads / Kamu Imam Terbaikku / Chapter 4 - 4 Maaf, Aku Menyukaimu

Chapter 4 - 4 Maaf, Aku Menyukaimu

... ~

Sesampainya dirumah dokter intan langsung berpamitan dengan arumi, gadis itu pun masuk kedalam rumahnya, tetapi ketika sudah dalam rumah arumi merasakan sesuatu hal aneh.

"Gue kenapa ya, kok hari ini rasanya senang banget" Gumamnya dalam hati.

"Apa jangan - jangan gue jatuh cinta?" lanjutnya.

Arumi masih mematung dipintu masuk rumah, sambil memegangi dadanya dan merasakan

detak jantung yang tidak biasa, dia merasa aneh degupan jantung seperti sedang berolahraga.

Gadis itu tak melepaskan genggamannya, terus merasakan detak jantung sambil berjalan menuju kamar tidur, mamah arumi sejak tadi sudah memperhatikan putri bungsunya tanpa dia sadari.

"Arumi kenapa ya?" Gumam mamah dalam hati. Beliau merasa heran dengan tingkah putri bungsunya.

cklek! Arumi membuka pintu kamar, dia segera masuk dengan terburu-buru, seperti maling yang takut ketahuan mencuri. Tak lupa arumi menutup rapat pintu kamar, agar tidak ada orang yang masuk.

Buusshh! suara kasurnya yang empuk karena dia duduki, arumi terlihat seperti orang gila yang sejak tadi terus merasakan detak jantungnya Seakan-akan mau copot.

"Plis lah gue ini kenapa" teriaknya.

..... ~

Fadhil baru saja sampai rumah, dia memarkirkan motornya dan melepas helm dikepala, dan segera masuk ke dalam rumah, seperti biasa disambut oleh neneknya kali ini tidak dengan ibunya.

Fadhil terlahir dari keluarga yang menengah sama seperti arumi, namun bedanya arumi dari keluarga masih setingkat lebih tinggi dari fadhil, walaupun begitu arumi tidak terlihat layaknya orang kaya, dengan penampilan sederhana.

"Wah cucu kesayangan sudah pulang" ujar nenek, yang ingin memeluknya, sudah melebarkan kedua tangannya bersiap fadhil masuk kepelukannya namun tidak untuk kali ini dia melewati neneknya.

Nenek merasa heran dengan sikap cucunya. "Kamu tumben gak mau nenek peluk dhil?" lanjut nenek. Tetap saja tidak fadhil gubris, pria itu nyelonong masuk kekamarnya, tidak mengeluarkan sepatah kata pun.

Brukk! suara bantingan keras arah pintu fadhil yang membuat neneknya kaget, pria itu berjalan kearah kursi yang dikamarnya, melamun sebentar dan mengeluarkan handphone yang disaku celana.

ping! chat masuk.

"Assalamu'alaikum kak, ini saya arumi maaf ya mengganggu waktunya, mau tanya mengenai barang yang disiapkan untuk ospek besok apa aja ya kak?". Fadhil tidak merasa curiga karena pertanyaan dia umum.

Ini orang sudah tahu mengganggu tapi bilangnya maaf mengganggu. Gerutunya dalam hati. "Wa'alaikumussalam besok siapkan alat tulis seperti biasa, bawa tempat sampah baru dan (bla..bla)". Balas pria itu singkat.

Ping! Chat masuk.

"Wa'alaikumussalam besok siapkan alat tulis seperti biasa, bawa tempat sampah baru dan (bla..bla)". Baca arumi.

Dia mendengus kesal karena jawaban fadhil yang begitu singkat tidak sesuai ekspetasinya. "Menyebalkan sekali pria satu ini". Gerutu arumi, tapi bukan arumi namanya kalau tidak mendapatkan apa yang dia mau.

Arumi mencoba mencari ide topik pembicaraan yang bisa memancing perhatian fadhil agar terus membalas chat dari arumi, karena fadhil pria pertama yang dia sukai apapun akan arumi lakukan.

"Kak mau tanya lagi, untuk tempat sampahnya itu boleh warna apa saja kan? tidak ditentukan". (Send).

Ping! Chat masuk

"Iya bebas arumi, terserah kamu mau warna apapun boleh". Balas singkat fadhil

Ping! Chat masuk

Arumi tersenyum bahagia walaupun balesnya singkat dan jutek, itu tidak masalah selagi chattan lancar.

"Oke siap kak, tapi kak besok saya izin telat ya boleh gak?" Lanjut balas arumi.

Ping!

"Ya nggak boleh telat, harus tepat waktu kalau telat ada konsekuensinya, mau kamu nanggung?" (send) ancam fadhil tegas.

Arumi sontak terkejut dengan pesan dari fadhil "buset ini cowok galak banget, padahal nanya baik-baik" arumi yang awalnya niat hanya bercanda fadhil tetapi tidak sesuai ekspetasinya.

Arumi menjeda chatting mereka berdua dengan tujuan nanti malam ada topik percakapan baru. Berharap kali ini strateginya akan berhasil menarik perhatian dari fadhil.

..... ~

Pukul sebelas malam, dalam kamar arumi sedang duduk disofa kamar dekat balkon, melirik kearah jendela dan handphonenya dia berfikir sejenak. "Hmm..gimana ya chat ke kak fadhil?" gumamnya.

Fikiran dan hati sedang bertarung, fikiran yang menyuruh arumi untuk memberanikan diri memulai percakapan dengan fadhil tetapi hati yang berontak menyuruh untuk tidak melakukannya.

Bimbang dirasa dan arumi memutuskan. "Oke gue harus memperjuangkan lo dhil apapun resikonya, suruh siapa lo yang bikin gue jatuh cinta" tuturnya dengan rasa penuh kemenangan.

..... ~

Tik tik tik..kritiktiktik!

Suara ketikan dari laptop fadhil, dia sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh ketua OSIS persiapan untuk ospek hari kedua.

"Hoaams..". Sedikit mengantuk yang dirasa fadhil, tapi dia menahan kantuknya agar laporan tugas itu selesai malam ini.

..... ~

Arumi sedari tadi masih memikirkan susunan topik percakapan yang menarik, dia mencoba scroll insta story whatsapp, matanya tertarik dengan story fadhil.

Arumi mengomentari story yang dibuat oleh fadhil, bertujuan ingin mencari perhatiannya. "Wah, masih kerja aja kak sudah malem jangan begadang besok telat lho" (send)

Ping! Chat masuk

Fadhil masih fokus dengan kerjaan, dia menghiraukan setiap chat yang masuk baginya itu menganggu, tetapi dia penasaran chat dari siapa saja yang sedari tadi membuat ramai handphonenya.

Chat teratas dari arumi, rasa ingin membuka namun akal sehatnya berkata tidak penting. Satu menit berlalu dia pertimbangan antara membuka chat arumi yang dianggap tidak penting itu.

"Wah, masih kerja aja kak sudah malem jangan begadang besok telat lho". Baca pria itu dalam hati. Fadhil yang awalnya merasa ngantuk berubah menjadi segar.

Fadhil yang sudah lama (1tahun) tidak diperhatikan dengan lawan jenis, malam itu juga fadhil merasakan hal aneh yang merasuk dalam dirinya.

"Iya dek, ini masih ada kerjaan, sebenarnya sudah ngantuk" balasnya singkat.

Arumi mematung dan tidak berkedip sama sekali, memperhatikan layar handphonenya

berharap typing dari fadhil membuahkan

hasil yang bagus.

"Ayo dong" tuturnya.

Ping! Chat masuk

Dengan bangga belum ada 3 detik pesan itu masuk ke whatsappnya dia buka, sedikit kecewa memang, lagi dan lagi pesannya dibalas singkat. Beginilah nasib menyukai es batu dalam kulkas dua pintu.

Arumi terus menerus mengeluarkan topik percakapan yang asik, membuat fadhil lupa akan kantuknya. Tak terasa waktu berjalan begitu cepat jam sudah menunjukkan pukul setengah satu pagi.

Sudah satu jam setengah percakapan itu berlalu, fadhil perlahan mulai nyaman dengan percakapan mereka. Syaiton mulai menjalankan misinya untuk terus tiada henti menggoda dua manusia itu chatting.

"Kak sepertinya sudah semakin larut, tidak baik untuk kesehatan kalau tidur terlalu malam" (send) tutur arumi dengan tujuan menutup percakapan malam itu.

Fadhil merasa sedikit kecewa tengah asik chatting tetapi arumi menyudahinya. Dengan sengaja

bermaksud fadhil akan merindukan chatting berdua dimalam hari.

"Ya sudah, kalau gitu tidur duluan sana, jangan lupa besok harus bangun pagi biar gak telat". (send) lanjut fadhil.