"Aku kangen kak Naufal." Lirih Raina, cewek itu sekarang berjongkok sembari menutup wajah dengan dua tangannya dan menagis, "Hikss... kenapa kak Naufal tega ninggalin aku gitu aja dan sampai sekarang bahkan dia enggak ngabarin aku sekaliiii aja, atau jangan-jangan kak Naufal udah lupa sama aku."
"Setelah semua yang udah kita lalui bareng-bareng masa kak Naufal ngelupainnya cepet banget sedangkan aku mati-matian buat ngelupain kenangan yang pernah kita buat, Dar."
"Kenapa semuanya enggak adil, bisa aja disana kak Naufal bahagia dengan kehidupan barunya sedangkan aku disini menangisi dia yang bahkan mungkin udah ngelupain aku."
"Hiksss."
"Maaf Rain, gara-gara gue elo jadi keinget Naufal lagi. Gue ini emang bego, bukannya bantuin elo supaya bisa lupain Naufal eh gue malah ngebuka luka lama elo." Haidar membalas tatapan sendu Raina, "Jadi sesayang ini elo sama Naufal, Rain. Beruntung banget si Naufal yang begitu disayang sama elo, buat gue iri aja." Ucap Haidar dalam hatinya.