"Tapi bunda dukung aku buat dapetin hatinya Raina kan bun?"
"Ya tergantung..." Toleh Ajeng pada Raden lagi.
"Tergantung gimana sih bun kan katanya bunda mau punya anak mantu kayak Raina, jadi bunda harus dukung aku dong. Atau mungkin bantu aku buat deket sama Raina."
"Loh bukannya kalian udah deket tanpa harus bunda yang bantu deketin?"
"Ya pokonya bunda harus dukung dan bantu aku buat deketin Raina."
"Yang pasti bunda pesen sama kamu buat nggak godain Raina didepan mata bunda, inget Raden bunda cemburu."
Hahaha
Suara tawa Raden memenuhi seluruh isi ruangan, Raina sendiri yang dari tadi sibuk nyari tutup panci langsung noleh ke arah ibu dan anak itu.
"Ada apa?" Tanya cewek itu, "Kok kamu tiba-tiba ketawa kayak gitu?"
Kening Raina mengerut halus, "Raden kenapa sih bun, kok ketawanya sampai kayak gitu?" Tanya Raina waktu ngeliat Raden yang ngakak sambil guling-guling di lantai, "Raden ih diem, ketawa kamu jelek."