Chereads / G-A-M-M-A / Chapter 22 - Hiking bareng?

Chapter 22 - Hiking bareng?

"Raina." panggil Gamma iseng, takut Raina melamun.

Soalnya tuh cewek dari tadi diem membuat Gamma jadi kesepian, ajak ngobrol kek, apa kek eh ini malah diem aja kan Gamma jadi kesel sendiri.

Bukan Raina yang nggak mau ngajak Gamma ngobrol, liat sendiri deh Gamma kan lagi nyetir motor jadi nggak mungkin Raina ngajak ngobrol nanti yang ada masal nyungsruk.

Raina ngebiarin Gamma fokus sama jalanan yang ada didepan, lagian Raina juga lagi sibuk ngeliatin pemandangan sekitar sambil ngehirup udara pagi yang masih seger itu.

Cewek itu emang jarang keluar pagi kecuali ada kelas pagi atau nggak nemenin bundanya ke pasar.

TUK

Helm yang dipakai sama Raina nggak sengaja nyenggol helm yang dipakai sama Gamma waktu cewek itu mau ngedeket ke Gamma, Raina takutnya cowok itu nggak bisa denger suaranya kalau dia nggak ngedeket.

"Aduh. Iya? Ada apa?"

Gamma terkekeh sebentar lalu mengulum senyumnya, "Hah? Enggak kok, aku cuma iseng aja manggil kamu. Takutnya kamu ngelamun. Dari tadi aku perhatiin kamu diem aja, lagi liatin apaan sih Rain?"

Tangan Gamma emang sibuk nyeimbangin motor yang dia kendarain tapi mata cowok itu sibuk ngeliatin jalanan sama Raina lewat kaca spion.

Dasar Bucin! Beraninya nyuri pandang giliran kepergok ketar-ketir hehe.

Raina tersenyum mendengar jawaban Gamma, dia tahu Gamma pasti manggil dia bukan tanpa maksud, Raina emang dari tadi diem dan nggak ngajak ngobrol si Gamma pantes aja cowok itu ngerasa didiemin, "Aku enggak ngelamun kok, jadi tenang aja. Aku lagi liatin pemandangan disana tuh bagus banget pemandangan pegunungannya." tunjuk Raina kearah pemandangan yang dia sebut indah itu.

"Oh iya, kamu pernah naik gunung enggak?" tanya Raina.

"Hiking maksud kamu?"

"Iya." balas Raina cepat.

Gamma menggelengkan kepalanya yang tertutup dibalik helm fullfacenya itu, "Enggak pernah sih. Kamu sendiri emangnya pernah naik gunung?"

Raina menyengir kuda, "Ehehe enggak pernah sih, tapi bunda sama ayahku dulu sering hiking berdua."

"Wahh seru tuh pasti, apa lagi naik gunung sama pujaan hati."

Rain terkekeh, "Enggak tauk, waktu itu bunda sama ayah bahkan belum kenal satu sama lain-"

"Lah terus mereka tahu dari mana kalau pernah naik gunung bareng?"

"Waktu bunda sama ayah udah kenal dan mulai deket, bunda cerita tuh kalau dia suka naik gunung dan ayah juga cerita hal yang sama sampai mereka inget wajah satu sama lain, hehe pokoknya lucu deh."

Gamma menganggukkan kepalanya setuju, "Terus apa aja yang bunda sama ayahmu dapet setelah naik gunung?"

Raina bergumam, "Hnggg... kata mereka sih naik gunung nggak segampang yang kita bayangin, ada banyak yang harus dipersiapin sebelum mutusin buat hiking. Tapi kata bunda sih sesampainya diatas perjuangan mereka waktu naik bakalan terbayar sama keindahan yang dilihat dari atas gunung itu-"

"Dulu bunda sama ayah kamu pernah hiking ke gunung apa?"

"Sebelum bunda sama ayah kenal, waktu itu mereka hiking di gunung Merapi terus abis nikah mereka hiking bareng ke gunung Lawu."

"Wahhh keren juga bunda sama ayah kamu, hobinya hiking nih pantes aja kemarin ngobrol sama bunda kamu seru banget."

Ya, Gamma memang tidak berbohong akan hal itu agar Raina resep sama dia.

Bundanya Raina emang orangnya seru banget waktu kemarin Gamma diajak ngobrol, Bundanya Raina masih muda jadi kemarin waktu ngobrol Gamma ngerasa lagi ngobrol sama temen, enggak ada canggung-canggungnya sama sekali bahkan langsung akrab.

"Ya begitulah, tapi banyak temen-temen aku yang bilang kalau bundaku galak. Emang iya ya?"

"Ah, enggak kok. Ya mungkin karna baru pertama kali lihat bundamu emang agak sinis sih."

"Jadi bunda aku galak?" potong Raina.

"Enggak kok bunda kamu enggak galak sama sekali, kan tadi aku bilang agak sinis bukan berarti galak."

Raina menganggukkan kepalanya mencoba percaya dengan apa yang dikatakan oleh Gamma bahwa bundanya itu tidak galak.

"Anaknya bunda sama ayah yang hobi hiking pasti tahu dong gunung apa aja yang ada di Solo." Gamma menoleh sekilas pada Raina.

"Enggak sih, jujur aku kurang tertarik sama hiking-hiking gitu tapi kalau Zayyan suka diajak bahas-bahas kayak gitu."

"Zayyan juga pernah hiking?"

"Belum pernah sih, dulu sempet ada rencana hiking sama temen-temennya tapi dilarang sama bunda karna ya Zayyan masih sekolah jadi enggak boleh hiking nanti takut kecapekan."

Gamma menganggukkan kepalanya, "Ohh gitu. Tapi masa iya sih kamu enggak tahu gunung apa aja yang ada di Solo?"

"Beneran aku enggak tahu banyak."

"Tapi setidaknya tahu kan?" Raina mengangguk, "Jadi?" tuntutnya meminta Raina untuk menjelaskan atas pertanyaannya.

"Kok kamu pengen tahu banget sih?"

Gamma mengangkat sebelah alisnya, "Loh emangnya enggak boleh? Aku juga pengen tahu apa aja yang ada di Solo. Kan tadi kamu bilang ayah sama bunda kamu suka naik gunung yaudah kalau gitu aku tanya, gunung apa aja yang ada di Solo?"

"Memangnya kamu orang asli mana sih?"

"Gamma mah keturunan bule, ganteng, keren." Gamma ngomongnya pakek nadanya Bilqis anaknya Ayu Tong Tong.

Sontak Raina tertawa begitupun Gamma, cowok itu juga ketawa denger suaranya sendiri.

"Kebanyakan scroll toktok nih pasti." duga Raina disela tertawanya.

"Ahaha enggak sih, cuman aku enggak sengaja aja buka toktok terus fypnya kayak gitu semua ckckck."

Raina menghentikan tertawanya lalu menatap punggung Gamma, "Gamma ih, aku serius nanya kamunya malah bercanda. Kamu asli orang mana."

"Aku yakin kamu nggak bakalan percaya kalau aku bilang aku keturunan Kanada sama Padang."

"Hah?! Serius?"

Gamma menganggukkan kepalanya sebanyak dua kali lalu terkekeh, "Tuhkan kaget sama nggak percaya, udah aku duga sih."

"Kalau nggak percaya sih enggak, aku cuma kaget aja. Eh enggak ndeng, orang wajah kamu aja ke bule-bulean."

"Ah masa iya sih wajah aku ke bule-bulean."

"Iya, serius deh. Apa lagi rambut kamu yang warna hijau itu ngebuat kamu keliatan bule banget."

Jujur Gamma deg-degan karena Raina sangat memperhatikan dirinya.

"Kamu beneran asli Kanada?"

Gamma menganggukkan kepalanya lagi, "Iya serius eh dua rius." cowok itu mengangkat dua jarinya membentuk huruf V tanda bahwa dia memang nggak lagi ngibul, "Aku lahir di Kanada dan aku pindah ke Padang umur 5 tahun karena papa aku ada kerjaan di Indonesia." jelas Gamma.

"Sampai SMA aku tinggal di Padang terus pas udah lulus aku pengen banget kuliah di Jawa eh akhirnya dapet di Solo." imbuhnya.

"Oh jadi ini kamu merantau di Solo?" tanya Raina lagi.

"Dibilang merantau juga enggak, karena semua keluarga aku udah pindah kesini semuanya."

Raina hanya bisa menganggukkan kepalanya mengerti, "Ohh gitu."

"Terus gimana sama pertanyaan aku yang tadi, enggak mau dijawab nih?"

"Ini mau dijawab. Dulu aku pernah dibilangin sama bunda kalau mau naik gunung enggak harus yang jauh-jauh dulu, bunda bilang di Solo ada banyak banget gunung-gunung yang jadi destinasi para pendaki, salah satunya Gunung Besek. Tuh yang ada disana." tunjuk Raina pada deretan pegunangan yang terlihat diseberang jalan.

"Gunung Besek?" Raina menganggukkan kepalanya meskipun Gamma tidak dapat melihatnya jika tidak melihat kebelakang, "Aku bahkan baru denger ada Gunung Besek di Solo."

"Emangnya kamu tahunya Gunung apa aja yang ada di Solo?" tanya Raina.

"Nih ya aku sebutin, tapi kalau salah mohon di koreksi. Satu, Gunung Gamping. Dua, Gunung Lawu. Tiga, Gunung Semeru."

"Eh Gunung Semeru ada di Jawa Timur." ralat Raina.

"Eh, emang iya ya. Maaflah kalau salah, aku tahunya cuma itu."

Raina tersenyum, "Kalau kamu mau belajar tentang Gunung dan Hiking, tanya aja sama bunda pasti nanti dijabarin."

"Asiiik, jadi aku boleh nih sering-sering main ke rumah kamu?"