Elvira menatap punggung Amelia, dirinya yakin ada sesuatu yang membuat Amelia marah, siapa lagi penyebabnya kalau bukan dirinya yang menjadi penyebab kemarahan wanita yang telah melahirkan suaminya.
"Sayang, kenapa Mama marah? apakah sesuatu terjadi? katakan padaku Alvian." Elvira mendekati Alvian yang menundukkan kepalanya.
"Sudahlah sayang, sekarang kita harus pergi dari rumah ini." Alvian tidak ingin mengatakan apapun pada Elvira. dirinya lelah menghadapi sikap Amalia yang terus mendesaknya untuk menikah lagi.
"Maksudmu apa sayang? pergi dari sini? tidak Alvian jangan katakan jika Mama menginginkan kita pergi dari sini? Elvira benar-benar terkejut, namun dengan cepat Amelia menetralkan nafasnya.
"Sayang sudahlah, jika Mama menginginkan kita untuk pergi dari sini. maka kira harus pergi. kita pasti akan kembali lagi kesini sayang." Elvira menyakinkan pada Alvian, kemarahan Amalia akan segera mereda dan mereka kembali kerumah yang telah mereka tempati selama lima tahun ini.
"Ayo kita pergi." Alvian merapikan berkas yang berada di atas meja dan memasukan semua ke dalam tas.
Alvian membawa tas berisi berkas penting. dirinya akan bekerja besok tidak mungkin untuk bolak balik.
Mereka kini berada di dalam mobil mewah milik Alvian yang pertama yang dia dapatkan setelah meneruskan perusahaan peninggalan Sang ayah.
"Sayang apa kamu mencintaiku?" Alvian menepikan mobilnya ke samping dan menatap manik milik istrinya." Alvian ingin memastikan, jika tuduhan ibunya adalah salah.
"Sayang jika aku tidak mencintaimu, lalu untuk apa aku mengikuti mu?" Elvira menyandarkan kepalanya di dada bidang Alvian.
Alvian mengecup kening Elvira, dirinya bersyukur memiliki istri yang sangat mencintainya.
Alvian melanjutkan perjalanan menuju apartemen miliknya. apartemen yang dia beli dengan uang pribadinya.
Tidak berapa lama mereka telah sampai, Alvian memeluk pinggang Elvira hingga sampai di depan lift. Alvian menekan tombol angka lima. lift berhenti bertanda jika ada seseorang yang ingin menaikinya. saat pintu lift terbuka terlihat seorang wanita yang cantik dengan setelan celana jeans berwarna hitam di padukan dengan kaos berwarna pink. dan tidak ketinggalan sepatu kets yang menghiasi kakinya.
Alvian menatap Aziza yang tanpa melihat orang didalam lift penampilan jauh berbeda dengan curah namun sebagai seorang laki-laki Alvian mengagumi kecantikan alami Aziza.
Rambut Aziza yang di sanggul asal menambah kesan cantiknya meskipun tanpa makeup sekalipun. lift berhenti saat akan keluar dari lift Aziza tidak sengaja menatap wanita yang berada dalam dekapan pria. terlihat sorot matanya tidak suka.
Aziza meninggalkan lift tanpa menyapa pasangan itu. dirinya lelah setelah mengantar Siska mencari gaun untuk kesekian kalinya dirinya yang tertabrak dan pada saat akan meninggalkan restoran dirinya tersiram air yang membuatnya harus membeli baju baru. setelah sampai di lift salah menekan tombol seharusnya lima sebaliknya dirinya menekan tombol dua. sesampainya di depan pintu partemen Aziza segera membukanya dan hilang di balik pintu.
Alvian yang memiliki apartemen tidak jauh dari milik Aziza hanya menatapnya sekilas tanpa sadar dirinya tersenyum. Elvira melihat kejanggalan pada suaminya setelah wanita yang bertemu di dalam lift yang ternyata tinggal lantai yang sama. bahkan tempat tinggal mereka berdekatan hati Elvira merasakan cemburu melihat sang suami yang diam-diam memperhatikan wanita yang dijumpainya berapa saat yang lalu di lift. Elvira yang tidak ingin Alvian terjerat dengan wanita selain dirinya, namun Elvira tidak mengetahuinya jika Alvian telah di usir dari rumah dan di coret dari daftar ahli waris perusahaan besar dan memiliki kekuasaan.
Tapi sayang Alvian terjerat cinta buta pada wanita yang kini menjadi istrinya. apapun yang di katakan istrinya itulah kebenarannya dan menutup kebenaran apapun yang di katakan Amelia, wanita yang telah melahirkannya sekalipun.
Berapa kali Amelia melarang hubungan mereka hingga Alvian terpaksa menikah tanpa restu orang tuanya.
Baskoro Radityatama ayah Alvian dengan lantang
menolak wanita yang di cintai putranya. Baskoro yang telah menyelidiki siapa Elvira namun semua bukti telah hilang saat akan di tunjukan pada Alvian. pertengkaran tidak dapat di hindari hingga berujung Baskoro terkena serangan jantung dan koma hingga kini, Amelia sang ibu yang memiliki firasat jika menantunya bukan wanita yang baik, namun dirinya tidak memiliki bukti apapun membuktikan pada Alvian putra tunggalnya.
Kejadian yang menimpa sang Ayah tidak membuat Alvian untuk meninggalkan Elvira namun tanpa sepengetahuan dari ibunya Alvian telah menikahi Elvira bahkan menempati rumah mewah milik Alvian yang telah di hadiahkan dari sang Ayah untuknya.
Alvian telah selesai membersihkan tubuhnya kini dirinya tidak ada niatan untuk pergi hatinya terasa sesak pikirannya melayang kemana-mana setitik rasa bersalah pada orang tuanya namun hatinya menolak untuk mengakuinya.
'Apa yang kalian ketahui tentang Elvira? Samapi kalian tidak bisa merestui pernikahan ku dengannya. aku sangat mencintainya, apapun dirinya dan siapapun dia aku telah berjanji tidak akan meninggalkannya. cinta ini akan selamanya untuk Elvira. Mama maafkan Vian, Vian tidak ada niat untuk melawan Mama atau pun Ayah. ini adalah bukti cinta seorang suami pada istri. Ayah cepatlah sembuh Vian merindukanmu Ayah.' Kata Alvian dalam hati.
"Sayang apa hari ini kita akan pergi seperti biasanya?" Tanya Elvira, bergelut manja pada Alvian.
"Untuk hari ini kita di apartemen sayang, aku tidak ingin pergi kemanapun." Alvian membawa Elvira duduk di kursi yang ada di dalam kamarnya.
"Sayang katakan ada apa? kenapa kita di apartemen, aku lebih suka tinggal di rumah." Elvira merajuk saat Alvian tidak ingin pergi kemanapun, tidak seperti tahun sebelumnya yang menghabiskan waktu berdua ke luar negeri.
"Maafkan aku sayang, hari ini kita di kamar saja. kita rayakan disini berdua." Sahut Alvian lembut.
"Sayang kamu tahu jika aku tidak bisa memasak, kita akan makan apa untuk malam ini?" Elvira bergelayut manja pada Alvian, dirinya menyadari Elvira tidak bisa memasak dirinya hanya pandai didalam ranjang dan itu tidak di pungkiri oleh Alvian.
"Baiklah kamu tunggu disini aku akan memesan makanan untuk kita." Kata Alvian.
"Tidak sayang kita memesan itu lama, bagaimana kalau kita pergi ke restoran di seberang jalan sana?" Kata Elvira, berusaha untuk merayu sang suami.
"Tidak, kali ini aku minta dengarkan kata-kata ku Elvira. kamu ganti gaunnya dengan baju biasa, aku akan keluar untuk membeli makanan kesukaanmu." Alvian meninggalkan Elvira yang terlihat kesal, hari ini Alvian sangat berbeda tidak seperti biasanya yang selalu menuruti semua kemauannya.
'Tidak aku tidak ingin kehilangan Alvian apapun yang terjadi, aku harus memperbaiki ini semua aku tidak ingin Alvian meninggalkan aku, aku mencintainya.' Kata Elvira dalam hati.
Elvira mengikuti yang di katakan Alvian dirinya membuka lemari terlihat baju berjejer di dalam lemarinya. malam ini dirinya akan membuat Alvian bahagia. Elvira mengambil sebuah dress panjang selutut berwarna merah menyala, rambutnya dia biarkan tergerai dan warna bibirnya senada dengan dress yang di pakainya.
Di luar Alvian kembali bertemu dengan Aziza kali ini, Alvian melihatnya tanpa berkedip penampilan Aziza tidak seperti biasanya saat di butik, restoran bahkan berapa jam yang lalu Aziza memakai celana jins, namu kali ini dirinya memakai dress panjang selutut berwarna Hitam rambutnya dia sanggul sedemikian indah, sepasang high heels berwarna senada membuatnya semakin cantik, jangan lupakan kakinya yang putih jenjang, dan tidak ketinggalan tas kecil yang berada di tangannya. namun saat di lantai tiga tiba-tiba lampu padam membuat lift berhenti mendadak dan di dalam lift gelap gulita. kepanikan semakin terjadi, ketika Aziza berteriak histeris dirinya yang takut dengan kegelapan.
"Tolong siapapun yang berada di luar keluarkan aku dari sini!!" Aziza menggedor pintu lift dirinya berusaha agar orang yang di luar sana mendengarnya.
Dalam kepanikan Aziza sebuah cahaya di belakangnya membuat Aziza seketika menoleh kebelakang.
"Apakah kamu lebih baik sekarang?" Alvian membuka suaranya, dirinya tidak ingin wanita di hadapannya berteriak karena mereka tidak akan ada yang mendengarnya.
Aziza menatap manik hitam tajam, dirinya baru sadar jika pemilik manik hitam itu seorang pria yang menabraknya di toilet restoran.
"Anda? kenapa ada disini?" Aziza melihat sekeliling dirinya hanya berdua di dalam lift.
"Aku akan turun? dan kenapa aku di sini itu bukan urusanmu." Jawab Alvian, tanpa sadar tersenyum melihat raut keterkejutan Aziza.
"Apa Anda mengikuti ku?" Tanpa menjawab pertanyaan Aziza, Alvian tertawa lepas dirinya seorang CEO di tuduh mengikuti gadis yang dia sendiri tidak tahu siapa.
"Untuk apa aku mengikuti mu nona? bahkan kamu adalah salah satu penghuni apartemen milik keluargaku, lucu sekali anda nona." Kata Alvian di sela tawanya.
"Sombong," Gumam Aziza.