Chereads / Blood King Husband / Chapter 27 - Gua perlindungan

Chapter 27 - Gua perlindungan

Tadinya sebuah terowongan, namun kini berubah menjadi jalan indah yang dipenuhi oleh lilin. Awalnya jalan itu biasa saja, namun dengan sengaja Sean menyalakan lilin agar tidak terlalu gelap. Hingga akhirnya mereka tiba di sebuah gua yang di dalamnya juga sudah di penuhi dengan lilin. Gua itu terbuka ketika Sean datang. Squby yang sudah tahu dengan tempat ini membuatnya langsung berlari ke dalam sana tanpa menunggu Quiena dan Sean mendahului.

Namun, Quiena terlihat cemas ketika Squby berlari ke dalam hingga membuatnya berteriak. "Squby! Jangan ke sana!"

Teriakkan itu membuat Sean terkejut sebab ia tahu jika di tempat itu tidak boleh berteriak keras apalagi sampai memanggil nama seseorang. Tanpa menunggu persetujuan, Sean langsung membopong tubuhnya Quiena untuk masuk ke dalam gua tersebut.

Tiba di dalam tidak ada hal menarik yang Quiena lihat melainkan sebuah gua pada umumnya, hanya ada pencahayaan lilin yang menerangi. Quiena langsung memanggil Squby agar kembali kepadanya. Tetapi, Sean menahan tangannya Quiena agar ia bisa mengatakan sesuatu.

"Tunggulah di sini sampai aku kembali. Aku mohon jangan sesekali keluar dari gua ini, dan juga jangan berteriak keras baik memanggil nama seseorang ataupun karena bersedih. Karena hal itu bisa mengundang makhluk hidup lainnya untuk mendekati kearah gua ini. Jadi tolong dengarkan aku," ucap Sean sembari memegang kedua bahunya Quiena sembari menatapnya dengan penuh harapan.

"Taa-tapi kenapa? Kenapa aku harus kesini, Sean? Apa yang sebenarnya terjadi? Katakan padaku? Kenapa aku harus ada di sini? Dan kamu ingin pergi ke mana? Aku mohon bawa aku ikut bersama denganmu karena aku ini istrimu." Quiena memohon sambil berusaha menggenggam tangannya Sean. Ia sangat berharap agar bisa tahu semuanya.

Pertanyaan yang bertubi-tubi dilontarkan oleh Quiena membuat Sean tidak menjawab, bahkan Sean langsung menggelengkan kepalanya lalu ia berkata. "Belum saatnya kamu mengetahui semua ini, Quiena. Tidak terjadi apa-apa denganku, aku hanya perlu waktu. Jadi, dengarkan semua yang aku katakan bahwa kamu harus tetap berada di sini sampai menunggu aku datang. Dan pakailah kalung ini. Jangan pernah lepaskan kalung ini. Jika sudah tidak ada yang mau kamu katakan lagi aku akan pergi sekarang."

Membuat hati Quiena sedih seperti rasanya ia akan berpisah lama dengan suaminya itu, namun ia tidak tahu harus berbuat apa. Di saat ia ingin menangis tiba-tiba Squby datang dan menyentuh kakinya. Sean langsung menunduk ketika melihat kucing Squby sedang di dekatnya.

"Jaga Quiena di sini dengan baik. Jangan biarkan dia keluar dari gua ini bahkan jangan membuka pintu gua ini kecuali jika aku datang ataupun Emanuel. Semua persediaan makanan juga sudah ada di sini setidaknya cukup untuk seminggu. Jika kamu melanggar, kamu akan berhadapan denganku," ancam Sean kepada kucing Squby.

Quiena tercengang ketika melihat kucing kesayangannya itu menurut kepada Sean, bahkan langsung menganggukkan kepalanya ketika Sean berucap. Padahal sebelumnya Squby tidak pernah memperlihatkan rasa takut kepada siapapun apalagi bagi Quiena, dia hanyalah seekor kucing. Ancaman Sean juga membuat Quiena kebingungan.

"Ya sudah kalau begitu aku pergi dulu, sayang. Ingat dengan kata-kataku, jangan keluar dari sini. Aku pasti akan kembali menjemput mu." Sean langsung memeluk istrinya untuk terakhir kalinya, dan ucapan perpisahan.

Quiena tidak tahu harus menahan Sean dengan apa, namun ia hanya bisa menuruti sembari membalas pelukan itu dengan erat. Tetesan air mata pun ikut keluar ketika Sean melambaikan tangannya untuk terakhir kali. Sampai pintu gua tertutup dari luar, Quiena menangis sejadi mungkin, dan Squby berusaha untuk membujuk Quiena dengan berputar-putar di bawah kakinya.

Hampir lima belas menit Quiena menangis, dari ia lelahnya berdiri sampai ia duduk. Namun, dengan tiba-tiba ia penasaran kenapa sikap Sean seperti itu hingga tidak memberikan ia izin agar bisa keluar dari dalam gua itu. Rasa penasaran membuat Quiena semakin nekat hingga ia berlari sampai begitu dekat dengan pintu gua itu.

Squby dengan cepat menahan Quiena agar tidak keluar, ia bahkan menggunakan kekuatannya agar bisa menahan Quiena. Hingga sebuah lingkaran dengan sengaja Squby ciptakan di saat Quiena sedang menahan. Sampai membuat Quiena begitu sulit membuka pintu gua karena sudah di lingkar oleh Squby dengan kekuatannya.

Merasa putus asa karena tidak bisa keluar dari sana hingga membuat Quiena terjatuh. Ia pun melihat Squby duduk di sampingnya dengan tenang, lalu Quiena bertanya. "Apa di sini memiliki toilet?"

Pertanyaan itu dengan sengaja Quiena tanyakan kepada Squby karena dia merasa kesepian, namun tak ia duga, Squby langsung bangkit dan berlari ke belakang. Kucing itu juga mengeong sambil menunggu Quiena mengikuti langkahnya. Hingga Quiena ikut karena dia sudah tidak sanggup menahan diri untuk tidak membuang air kecil.

Ketika Quiena mengikuti jalan Squby untuk masuk ke dalam gua itu, sampai tak ia duga jika semakin ke dalam maka gua seperti rumah yang memiliki perlengkapan lengkap. Ada dapur beserta dengan kulkas, dan beberapa bahan makanan yang sudah tersedia. Ada juga dua kamar yang di dalamnya juga memiliki tempat tidur. Meskipun tempat tidur tidak terlalu mewah seperti ketika ia tinggal di dalam rumahnya Sean. Namun, setidaknya bisa untuk mengistirahatkan tubuhnya.

Quiena terheran sampai ia berpikir jika tempat ini pasti pernah di huni oleh orang lain sebelumnya. Namun, Quiena tidak tahu jika memang gua itu dipakai di saat Sean dan Emanuel bersembunyi begitupun dengan Squby yang datang lebih dulu ke dalam gua tersebut.

Selesai sudah ia membuang air kecil, namun Quiena kembali ke depan untuk menunggu Sean pulang. Sampai seharian Quiena menunggu hingga membuat Squby tertidur lelap di sampingnya.

"Ke mana kamu pergi, Sean? Aku pasti akan menunggumu," gumam Quiena sambil memegangi kalung berliontin hati yang diberikan oleh Sean.

Tak terasa menunggu sampai waktu yang tidak ia ketahui, hingga di luar sana telah berubah menjadi gelapnya malam Quiena pun tertidur pulas tanpa alas yang menghangatkan tubuhnya. Namun, tidak ia sadari jika saat itu Squby telah berubah menjadi seorang pria remaja di malam hari. Ia sudah menganggap Quiena seperti kakaknya sendiri, meskipun ia tahu bahwa Quiena menganggap dirinya seperti anak.

Melihat Quiena tertidur pulas di tanah, hal itu membuat Squby kasihan hingga ia membopong tubuh Quiena, dan membawanya ke dalam kamar. Squby segera keluar dari dalam gua itu. Ia hanya ingin melihat keluar apakah jalan menuju ke gua itu sudah tertutup ataupun belum. Ternyata dugaannya benar jika jalannya itu sudah tertutup oleh pohon-pohon besar. Ia tahu bahwa ada kekuatan yang melingkari gua tersebut.

"Sean, kenapa kamu tega meninggalkan kakak Quiena di sini? Sebenarnya apa yang terjadi?" Squby yang telah berubah menjadi manusia membuat ia kebingungan dengan semua ini. Namun, saat itu ia seperti mencium bau aneh dari begitu menyengat sampai membuat dia masuk kembali ke dalam gua, dan memberikan perlindungan di pintu gua.