Chapter 4 - Gak peka

Sesampainya didalam kamar....

Leon dan Hana meletakkan tasnya di lantai kemudian mereka berdua mulai bekerjasama mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya.

"Kira-kira prakarya apa yang akan kita buat?" ucap Leon seraya berpikir.

"Kenapa tidak tentang peperangan saja! nanti disini ada gambar 3D nya. Bukankah lebih menarik?" ujar Hana dengan ketus.

"Ah tapi bukankah itu cukup susah?" tanya Leon yang ragu-ragu ingin membuat prakarya yang disarankan oleh Hana.

"Kamu menulis teksnya sedangkan aku yang membuat gambarnya! bagaimana?!" ketus Hana.

"Baiklah aku setuju, tapi teks nya tentang apa?" tanya Leon dengan polos.

"Awal mula terjadinya perang-perang di abad lalu begitu. Ada kok keterangannya di buku! kamu baca saja lalu kamu rangkum. Ini kamu rangkum tulisan yang ada di buku ini! buku ini ku pinjam dari perpustakaan. Lumayan kan buat informasi tambahan," kata Hana seraya memberikan buku yang menjelaskan tentang sejarah peperangan.

"Hmm iya Hana, ya sudah akan ku baca bukunya terlebih dahulu," Leon pun menerima buku yang diberikan oleh Hana kemudian ia mulai membacanya.

"Oh ya Leon, apakah kamu mau memakan sesuatu atau meminum sesuatu karena aku mau memesan pizza berserta Milkshake nya. Mau gak?" tanya Hana yang kini berdiri sembari memegang ponselnya.

"Ah baiklah, aku Milkshake rasa vanilla ya," singkat Leon seraya tersenyum. Hana mengangguk.

"Kalau kamu pizza nya mau pakai toping apa?" tanya Hana seraya menghampiri Leon. Ketika sedang berjalan menghampiri Leon, tiba-tiba saja Hana tersandung oleh tasnya yang mengakibatkannya iapun terjatuh. Untungnya Leon berhasil menangkapnya sehingga sekarang Hana berada di pelukan Leon.

Hana yang menyadari hal tersebut segera bangkit kemudian memberikan ponselnya pada Leon.

"Tuh dipilih toping untuk pizza nya!" pinta Hana dengan wajah dinginnya.

"Aduhh nih anak gak peka juga ya? padahal kalau adegan-adegan begini biasanya pada salting atau baper. Ini malah biasa-biasa saja! mana gak ngucapin terimakasih pula. Nih orang robot atau alien ya?" batin Leon seraya menghembuskan nafasnya.

"Hoi! kok diam saja? cepat dipilih toping pizza nya!" bentak Hana.

"Eh iya-iya, sabar dulu," singkat Leon. Leon pun memilih toping pizza nya setelah itu ia memberikan ponselnya pada Hana. Hana menerimanya kemudian iapun memesan pizza dan milkshake nya.

"Sambil menunggu, lebih baik kita kerjakan saja tugasnya," ucap Hana. Leon mengangguk pelan setelah itu mereka berdua menjalankan tugasnya masing-masing. Leon membaca buku untuk mendapatkan informasi mengenai peperangan kemudian mencatat nya di lembaran kertas yang telah disediakan. Sedangkan Hana mulai menggambar sesuai inspirasi yang ada di pikirannya.

Dua puluh menit kemudian...

#Diluar kamar#

"Bunda, kira-kira kak Hana sedang ngapain ya dengan teman prianya?" tanya Lavender.

"Hmm entahlah, bunda harap mereka tidak melakukan tindakan seksual didalam kamar apalagi Hana mengunci kamarnya begitu," jawab Lily.

"Coba kita pastikan saja, bunda. Lavender akan membawakan jeruk dan beberapa makanan untuk suguhan temannya kak Hana," ucap Lavender.

"Ya sudah, ini jeruk nya. Dan ini cemilan nya! oh iya, sama minumannya. Kira-kira sirup atau teh ya?" ujar Lily seraya meletakkan buah jeruk dan cemilan di nampan yang ada di meja.

"Hmm sepertinya itu sirup aja deh, bun. Soalnya kan yang minum bukan orang dewasa melainkan anak muda!" saran Lavender. Lily mengangguk kemudian ia membuatkan sirup untuk Leon dan juga untuk Hana.

Beberapa menit kemudian...

Lavender berjalan menuju kamarnya Hana seraya membawakan cemilan, buah jeruk dan juga sirup. Iapun mengetuk-ngetuk pintu kamar Hana seraya berucap

"Kak Hana! bukain pintunya dong, Lavender nak masuk sekejap," ucap Lavender. Mula-mula Hana tidak mau membukakan pintunya tetapi karena Lavender berisik akhirnya iapun membuka pintu kamarnya untuk Lavender.

"Kenapa?" tanya Hana dengan sinis.

"Ini makanan dan minuman untuk kak Hana dan teman kakak," jawab Lavender seraya tersenyum.

"Tidak perlu, kami sudah makan pizza dan minum milkshake," ketus Hana. Lavender melihat bahwa Leon sedang menyantap pizza seraya membaca buku. Di sampingnya terdapat kertas yang sudah tertulis kan sebuah kalimat mengenai peperangan.

"Oh ya sudah ini buat tambah-tambah nya lagipula kan gak ada camilan," ujar Lavender yang mau masuk kedalam kamarnya Hana.

"Tidak! aku juga udah beli banyak cemilan di supermarket online tadi! sekalian memesan pizza," tutur Hana. "Sudah lebih baik kamu pergi saja!" lanjutnya seraya mendorong Lavender keluar dari kamar kemudian menutup pintu kamarnya serta menguncinya.

Hana pun kembali duduk di lantai dan menyantap pizza yang dipesannya.

"Apa tidak sebaiknya kita terima saja? kasihan loh adikmu sudah capek-capek kesini bawain makanan dan minuman untuk kita," ucap Leon.

"Biarkan saja, lagipula paling dia makan dan minum sendiri. Dia kan anaknya maruk," ujar Hana.

"Ya meskipun begitu, tapi tetep saja kasihan dia. Aku lihat wajahnya tadi sedih gitu," kata Leon. Ketika Leon selesai berucap, Hana memukul lantai dengan kencang membuat Leon diam mematung.

"Kamu gak usah mengasihi dia deh!" bentak Hana. Leon diam tak menjawab. Kemudian Hana kembali menggambar dikertas yang telah disediakan seraya sesekali meminum milkshake strawberry yang dipesannya.

"Sebenci itu kah Hana terhadap adiknya?" batin Leon.

Diluar....

"Bunda, kakak gak mau nerima suguhannya. Karena dia sudah memesan pizza, milkshake dan cemilan bahkan sudah memakan dan meminumnya. Lavender sudah memaksanya untuk menerima tapi justru kak Hana malah mendorong Lavender dan mengunci kamarnya," ungkap Lavender dengan tingkahnya yang seperti anak-anak.

"Apa?! Hana mendorong mu, Lavender?!" ujar Lily yang bangkit berdiri ketika mendengar ungkapan Lavender.

"Iya, tapi pelan kok gak kencang," jawab Lavender yang agak curiga bahwa bunda nya akan melakukan tindakan kepada kakaknya.

"Hmm sekarang bunda deh yang akan mencoba memberikan suguhan ini agar kakakmu menerimanya," cakap Lily seraya mengambil nampan yang membawa buah jeruk, cemilan dan sirup.

Kemudian Lily berjalan menuju kamarnya Hana. Perasaan Lavender gak enak akan tetapi Lavender memilih untuk tidak ikut campur. Ia tidak ingin kena marah oleh bundanya karena membela kakaknya itu.

Kini Lily berada tepat didepan pintu kamarnya Hana. Iapun mengetuk-ngetuk pintu kamarnya Hana.

Didalam kamar...

"Itu, adikmu datang lagi," ucap Leon.

"Hmm bukan, itu pasti bundaku. Ah Leon, kamu duduk di kursi sana! dan kertas serta buku ini, letakkan di meja. Tas mu aku gantung bersama tas ku ya?" ujar Hana yang tetap bersikap tenang.

"Ya sudah," singkat Leon. Kemudian Leon duduk di kursi yang kosong. Hana menggantung tasnya dan juga tasnya Leon.

Lalu Hana meletakkan hasil gambarnya di meja. Ia juga meletakkan buku dan lembar kertas yang telah tertulis sebuah kalimat. Dan itu ditulis oleh Leon.

Leon mengambil kertas dan bukunya kemudian ia kembali mencatat informasi yang didapatnya. Sedangkan Hana duduk di lantai kemudian membuka pintu kamarnya.