Satu minggu berlalu usaha Arsen tidak menunjuk-kan hasil, Elise masihlah Elise yang berhati dingin. Meskipun ia tahu Arsen sedang mengejarnya tapi ia tetap diam tidak merespon sedikitpun. Sampai akhirnya kejadian hari itu membuat jantung Elise berdetak lebih cepat dan itu sangat menyakitkan.
"Hari ini kita akan pergi berenang!"Teriak Alea penuh semangat dan Elise hanya memutar bola matanya bosan. Tidak peduli. Selama satu minggu ini ia mulai memiliki teman beberapa diantaranya selalu meminta bantuannya untuk mengatur kencan dengan Arsen, beberapa lagi ada yang meminta tolong padanya untuk menjadi tukang pos dadakan. Elise hanya bisa pasrah dan tak bisa mengeluh karena mereka semua sangat baik padanya. Tapi tetap saja ia marah pada Arsen yang menarik begitu banyak perhatian para gadis.
Sedangkan Alea sahabatnya itu sedang gencar-gencarnya mengumpulkan surat dengan amplop merah muda untuknya, dan setiap Arsen tahu tentang keberadaan surat itu. maka api unggun akan langsung menyala dari tumpukan kertas surat tersebut. Ya, Arsen sangat pencemburu dan Alea sangat senang menjahilinya.
"Kita berenang disungai atau dikolam?". Tanya Elise tiba-tiba.
"Tentu saja kolam! Kalau disungai kita tak bisa menjamin keselamatan anggota yang lain".
"Hm.. Apa kolamnya dalam?".
Alea melirik Elise yang terlihat sangat gugup "Tenang saja! Meskipun kolamnya dalam. Masih ada kok yang dangkal. Kau bisa bermain disana jika takut tenggelam di tempat yang dalam!".
Elise mencebik "Kau enak bisa berenang! Lah aku?".
"Hei jangan sedih! Siapa yang tidak mau belajar renang dulu! Kak Rafael selalu mengingatkanmu tapi kau hanya bermalas-malasan sekarang nyeselkan gak bisa main air!".
Elise hanya diam dan memegang pinggang Alea lebih erat "Hati-hati Alea! Nanti kalau jatuh gimana?". Alea mengayuh sepeda menuju kolam renang sedikit ngebut saat melewati jalan berbatu, dan Elise menjadi penumpang tetap. Gratis.
Alea tertawa "Kau itu serba takut! Sebaiknya kau belajar membawa sepeda juga besok-besok!"Kata Alea sambil terus mengayuh sepedanya. Jalan yang mereka tempuh berbatu membuatnya bergoyang dan tidak seimbang.
"Jika terus seperti ini lebih baik aku turun saja dan jalan kaki!"Teriak Elise kesal.
"Elise! Tak perlu jalan kaki! Kita sudah sampai!"Kata Nesa gadis, yang selalu mengikuti Elise selama satu minggu ini.
Elise menoleh ke kiri dan ke kanan lalu tersenyum malu, ia lalu turun dari sepeda "Jadi kita akan berenang disini?"Tanya Elise, melihat sekeliling itu adalah sebuah kolam renang milik pribadi namun di sewakan oleh pemiliknya. Nesa mengangguk "Tapi sepertinya sangat ramai!".
"Tenang saja tempatnya luas kok! Ayo!".
Ya, dimata Elise kolam renang itu memang sangat luas ukurannya kira-kira 50x26x3 meter juga terdapat 10 lintasan. Cukup untuk mengadakan perlombaan renang antar kabupaten. Dengan kedalam yang 1,35 meter hingga 3 meter.
Elise mengikuti Nesa masuk kedalan area kolam dan melihat beberapa wajah yang ia kenali sebagian lagi ada wajah baru. Alea berteriak kegirangan setelah melepas sepatu dan meletakkan ransel diatas meja, gadis bar-bar itu langsung melompat kedalam kolam hingga membuat cipratan airnya kemana-mana.
"Taalea!!!". Teriak Elise kesal karena ia yang paling basah.
Namun orang yang di teriaki sedang membenamkan diri dalam kolam tidak lama kemudian kepala Alea muncul dari dalam kolam dan terkekeh melihat wajah kusut Elise sambil mengibas-ngibaskan pakaiannya yang basah "Sini.. Disana kolam untuk anak-anak.. Sebaiknya kau duduk disini saja!". Mendengar Alea menyebutkan kolam untuk anak-anak sinyal sensitif Elise naik, beberapa pasang mata bahkan menoleh kearahnya lengkap dengan senyum geli mereka.Elise sangat marah ia melotot kesal pada Alea tapi ia tetap berdiri dan duduk ditempat yang ditunjuk Alea, sebenarnya itu bukanlah tempat yang aman karena di bagian itu kedalaman kolam hampir mencapai 3 meter, tapi jika duduk di sana seluruh isi kolam bisa di lihat dengan mudah. "Bagaimana? Meskipun kau tidak bisa berenang tapi kau masih bisa bermain air kan?".
Elise tersenyum tulus dan mengangguk "Hm, terimakasih Alea".
Alea menggeleng "No! No! Kau harus belajar berenang setelah ini. Setelah kita kembali nanti bisa menghabiskan waktu dengan berenang, di rumah baru mu itu".
"Hm.. Kau pergilah.. Aku akan baik-baik saja disini!". Kata Elise yang sudah mencelupkan kakinya di kolam, sambil mengayunkan kakinya dalam air. Alea dengan semangat kembali berenang tanpa menyadari Andy. Teman Arsen dan Tori yang paling jahil, anak itu bertubuh kecil.
Andy mendekati kaki Elise dan bergelantungan seperti ayunan di pinggir kolam. Elise yang merasa kakinya menjadi ayunan menatap Andy di dalam kolam "Hei! Bocah, kau sedang apa! Sana pergi main!"
Andy nyengir lebar "Kau tidak ikut berenang kita bisa berlomba sampai ke ujung sana!"
Elise menggeleng "Tidak bisa berenang.."
Kedua alis Andy terangkat tidak percaya "Kau.. tidak bisa berenang? Tapi dia bisa.." ujar Andy menoleh pada Alea yang sedang berlomba renang bersama Nesa.
"Ya sudah kalau tidak percaya!"
Andy terkekeh "Oke! Aku percaya, baiklah aku pergi berenang dulu, jangan sampai jatuh ya! Nanti kamu beneran tenggelam!"
Elise merengut. Anak kecil itu seenak dengkulnya mengejeknya, tunggu saja nanti dia akan belajar berenang sampai dia menjadi ahlinya, dan membuat senyum menyebalkan di bibirnya itu retak.gerutu Elise dalam hati.
Arsen yang sejak tadi hanya duduk-duduk sambil menatap ke dalam kolam akhirnya ikut nyemplung dan berenang bersama yang lain, pemuda tampan itu mendekati Andy, mereka seperti ngobrol di dalam kolam sesekali Arsen melirik pada Elise dangan senyum tipis.
Elise menatap Andy dalam hati dia berteriak 'dasar bocah penggosip'. Sedang Asyik bermain air tiba-tiba Tori menyelinap kebelakang Elise dan mendorongnya hingga jatuh ke dalam kolam. Elise tidak sempat berteriak dia hanya pasrah saat seluruh tubuhnya terbenam ke dalam air yang dingin, gelap dan ia merasa takut.
Arsen yang melihat kelakuan Tori hanya bisa menggeleng, sedangkan Tori yang baru saja mendorong Elise masih tertawa dengan tangan di pinggang menatap ke dalam kolam.
"Elise.. ayo berenang.."Kata Tori jenaka. Dia tidak tahu jika Elise sedang berjuang untuk menggapai udara karena paru-parunya semakin terasa sesak dan berat, dan akhirnya Elise benar-benar tidak sadar kan diri membiarkan tubuhnya semakin jauh ke dasar kolam.
Kedalaman kolam tempat Elise jatuh hampir 3 meter. Tidak ada yang menyadari kalau Elise sudah menghilang dan Tori masih berdiri di tepi kolam, keningnya berkerut akhirnya dia berteriak memanggil Elise.
"Elise..!! Elise..! ayo dong jangan becanda!" ujar Tori mulai gelisah. Tori bahkan sudah berjongkok melihat kedalam air tidak ada gerakan jantung cowok jahil itu akhirnya berdetak cepat, wajahnya pucat "Ini tidak benar! Elise!"
Alea yang mendengar nama Elise di panggil sejak tadi akhirnya menoleh, dia melihat sekeliling tidak melihat keberadaan Elise.
"Ada apa! Dan dimana Elise!" wajah Alea berubah garang.
Tori menunjuk ke dalam kolam, seketika mata Alea melotot horror. "Bagaimana bisa! Sial! Dia tidak bisa berenang!" teriak Alea marah dan kembali membenamkan dirinya kedalam kolam mencari Elise.
"Elise.."
Alea menyelam kedalam air mencari keberadaan Elise saat dia melihat tubuh sahabatnya berada di dasar kolam, Alea bergegas mendekat tapi tubuh Elise tiba-tiba di tarik ke atas, mata Alea melebar dia segera mengikuti sosok yang memabawa Elise ke atas kolam.