"Will you marry me?" pria itu membuka Tiffany box yang memperlihatkan sebuah cincin berlian yang indah membuat Kaylee terkesima.
Kaylee membasahi bibirnya yang kering dengan lidahnya sambil mencoba mengendalikan jantungnya yang berdebar kencang. Bukankah pertunangan mereka diumumkan, dan Kaylee tidak menyuarakan protesnya? Mengapa pria ini malah melamarnya?
"Tapi... kita sudah bertunangan."
"Aku ingin melakukannya secara resmi, dan bukan melalui keputusan kedua orang tua kita. Lagipula, aku belum mendengar jawabanmu secara langsung."
Pria ini benar-benar licik. Pikir Kaylee dalam hati.
Kaylee masih belum memberikan jawaban ungkapan cinta pria itu dan masih mencari tahu apa yang diinginkan hatinya.
Saat pertunangan mereka diumumkan, Kaylee merasa kaget dan panik, tapi dia percaya dia akan perlahan menerima kenyataan baru ini.