Kaylee tersenyum lebar ketika melihat idolanya akhirnya muncul, dan pelajaran pertama mereka akan segera dimulai. Meskipun Kaylee tidak perlu belajar mengarang karena dia sudah bisa melakukannya sendiri, dia tidak keberatan mengambil kelas tambahan ini.
Lagi pula, gaya musik mereka dalam mengaransemen sebuah karya sangat berbeda, dan Kaylee tidak akan bisa meniru gaya Black Moon tanpa mendapat bimbingan langsung dari orang itu sendiri.
Oleh karena itu, ia sangat bersemangat untuk dapat memperluas pengetahuannya dalam membuat lagu di bawah bimbingan Black Moon.
Apakah dia sedang berbuat curang? Mungkin. Tapi dia tidak akan merasa curang selama dia tidak mengubah gaya Roe karena penggemarnya sudah menyukai gaya musiknya. Kaylee hanya ingin merasa semakin dekat dengan Black Moon, idolanya, dengan memahami bagaimana cara pria itu menyusun melodi.
Kaylee bermaksud untuk belajar dengan sungguh-sungguh seperti seorang siswa amatir. Tetapi ketika Kaylee mengingat semua yang terjadi pada kencannya tadi malam, wajahnya memanas.
Untungnya, Kaylee ingat bahwa perannya hari ini adalah Nick dan penampilannya tidak menunjukkan bahwa dia adalah Kaylee.
Dia tidak tahu bagaimana Declan segera menyadari penyamaran Roe dan mengungkap identitas keduanya, tapi dia yakin Declan tidak akan menduga bahwa 'Nicholas Larson' adalah dirinya.
Oleh karena itu, dia memastikan bahwa pikirannya selalu ingat bahwa dia bukan Kaylee sekarang. Dia adalah Nick dan tidak tahu apa-apa tentang kencan kemarin. Dengan susah payah, Kaylee akhirnya berhasil bersikap normal tanpa merasa canggung dan menyapa Declan seperti biasanya.
"Selamat malam, Tuan Black."
Kaylee terkejut melihat Declan menghela nafas pasrah seolah pria itu tidak suka melihatnya. Dia bertanya-tanya apakah dia melakukan sesuatu yang salah? Atau apakah pria itu kesal karena dia menggunakan piano tanpa izinnya?
Mustahil. Pria itu tidak mungkin berpikiran sempit seperti itu.
Kaylee mengikuti Declan ke meja panjang dan duduk di seberang pria itu.
"Apakah kamu sudah selesai belajar Require the Live?"
"Iya." Kaylee menyerahkan buku catatannya kepada Declan tentang lagu pria itu. Dia merasa sangat yakin bahwa catatannya begitu rapi dan teliti sehingga hampir sempurna.
"Hm. Lumayan," komentar Declan tanpa memberi kesan dia terkesan dengan catatan Kaylee.
Hal ini membuat Kaylee sedikit kecewa dan tetap diam.
"Karena kamu sudah memahami karakter lagu ini, apakah kamu pikir kamu bisa berimprovisasi?" pertanyaan Declan membuat Kaylee mengerjap bingung.
Mengapa pria itu ingin dia mengimprovisasi lagu? Bukankah pria itu seharusnya menyuruhnya untuk mencoba membuat musik baru berdasarkan genre Require to Live ini?
"Maaf, saya tidak mengerti. Anda ingin saya berimprovisasi?"
"Apakah ada masalah?"
"Tidak. Saya hanya tidak mengerti."
"Terkadang mengimprovisasi sebuah lagu jauh lebih rumit daripada menciptakan sebuah karya. Lakukan dan beri saya hasilnya satu jam dari sekarang, tidak peduli apakah kau menyelesaikannya atau tidak."
Kaylee mengambil kembali buku catatannya dan mulai melakukan apa yang diminta pria itu.
Anehnya, Kaylee merasa seolah-olah Declan menjaga jarak darinya. Pria itu hanya menatap matanya ketika dia berbicara dengannya. Setelah itu, dia akan berpaling dan menjauh darinya.
Kaylee bertanya-tanya apakah dia membuat pria itu kesal? Atau apakah pria itu mengalami perubahan suasana hati?
Ketika dia pertama kali datang ke sini, pria itu tampak datar di hadapannya. Namun sesaat kemudian, pria itu menatapnya dengan kelembutan yang sangat sulit dimengerti. Detik berikutnya, pria itu bahkan tampak kesal padanya meskipun Kaylee yakin dia tidak melakukan apa pun yang menyinggung perasaannya.
Kalau dipikir-pikir, bukankah pria itu sepertinya mengusirnya dua hari yang lalu? Apakah ... dia benar-benar melakukan sesuatu yang salah?
Atau mungkin, pria itu marah karena dia membatalkan pelajaran kemarin dan menundanya?
Kaylee-lah yang meminta untuk memulai pelajaran mereka sesegera mungkin, tetapi dia juga yang menundanya. Tidak heran pria itu marah.
Entah kenapa pikiran Kaylee saat ini sedang fokus mencari cara agar sang pria tidak merasa marah lagi padanya. Tanpa disadari, dia sama sekali tidak melakukan apa yang diperintahkan pria itu.
Yah, bahkan jika pikirannya tidak terganggu, Kaylee juga tidak akan bisa mengimprovisasi lagu ini.
Kadang-kadang, dia bahkan merasa sulit untuk menambahkan ornamen tambahan atau mengembangkan melodi pada setiap bar dalam lagunya sendiri, apalagi mengimprovisasi karya orang lain. Dia tidak akan bisa melakukannya.
Dia lebih suka memproduksi musik ritme dan mengimprovisasi akord ritme menjadi melodi pengiring atau akord. Bukannya Kaylee tidak bisa mengimprovisasi nada. Tapi setidaknya, tangannya harus berada di tuts piano untuk mencari tahu ornamen tambahan terbaik.
Tetapi pria itu tidak memerintahkannya untuk memegang piano atau mengatakan apa pun tentang dia memainkannya tanpa izin. Namun, sepertinya Declan kesal karena dia memainkan pianonya tanpa izin.
Kaylee melirik Declan, yang sekarang duduk di depan mejanya, mengetik sesuatu di laptopnya. Apakah pria itu bekerja?
Kaylee telah mendengar desas-desus bahwa Declan adalah CEO sebuah perusahaan teknologi dan keamanan di kota ini. Declan tidak perlu menjadi dosen di kampus ini, dan pria itu akan tetap kaya meski tanpa menggunakan nama orang tuanya.
Pada awalnya, Kaylee mengira pria itu mengandalkan nama besar ayahnya dan menggunakannya untuk menjadi dermawan dan mendapatkan kekuatan di kampus ini. Tapi dia salah.
Setelah membicarakan banyak hal dengan Declan tadi malam, pria itu mengaku menjadi guru di kampus ini karena ingin mencari seseorang. Sekarang pria itu telah menemukan orang itu, dan sudah waktunya baginya untuk membalas hutang budi pada orang itu.
Setelah orang itu lulus dari tempat ini dengan nilai cemerlang dan menjadi apa yang dia cita-citakan, baru saat itulah Declan memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan mengajarnya.
Kaylee menatap wajah pria itu, yang terlihat jauh lebih tampan saat dia memasang ekspresi tegas. Dia bertanya-tanya, siapa orang yang dimaksud pria itu? Apakah orang yang pernah menolong Declan adalah laki-laki atau perempuan?
Yang manapun, Kaylee tidak perlu khawatir jika Declan jatuh cinta dengan orang itu, kan? Lagi pula, usia mereka terlalu jauh sehingga Kaylee tidak perlu mengkhawatirkannya.
Tunggu sebentar. Mengapa dia takut Declan akan jatuh cinta pada orang lain? Lagipula, dia tidak menyukai pria itu seperti gadis yang mencintai kekasihnya.
Yah, dia memang mengidolakannya, dan dia tahu bagaimana perasaannya terhadap Declan. Tapi dia masih belum mengenal betul apa nama perasaannya.
Apakah Kaylee menyukai pria itu sebagai pria? Atau hanya perasaan sesaat karena dia mengidolakannya? Akankah Kaylee suatu hari jatuh cinta dengan pria ini?
Selain itu… apa itu cinta? Kaylee tidak pernah merasakan perasaan aneh yang sering dibicarakan teman-temannya. Bahkan jika dia merasakannya, Kaylee tidak akan mengenalinya.
Sejauh yang bisa diingatnya, tidak ada pria yang mengejarnya dengan sungguh-sungguh. Ya, mereka mengungkapkan cinta padanya, tetapi mereka menghilang tanpa kabar keesokan harinya.
Setelah menghabiskan tiga tahun di sekolah menengah, Kaylee baru tahu bahwa ada semacam taruhan di antara anak laki-laki untuk membuatnya menerima pengakuan mereka.
Sejak saat itu, Kaylee menjadi pesimis dan tidak lagi peduli dengan anak-anak muda yang mendekatinya. Sebaliknya, dia lebih tertutup dan tidak mengizinkan pria mana pun untuk dekat dengannya.
Kalau dipikir-pikir, Jacob adalah anak laki-laki pertama yang dia biarkan berbicara dengannya ketika dia masih Roe. Dia mengizinkannya untuk berbicara dengannya dan mendekatinya meskipun penampilannya adalah seorang gadis.
Kaylee ingat bagaimana wajahnya terasa panas, dan jantungnya berdetak kencang ketika dia mengingat cara Jacob memandangnya dengan kagum. Itu adalah pertama kalinya dia menerima tatapan seperti itu dari seorang pria. Tidak heran dia merasa berdebar-debar bersama pemuda itu.
Kaylee bahkan ingat bahwa dia selalu merasa senang setiap kali dia melihat senyum lebar Jacob. Pemuda itu memiliki pesona yang sulit ditolak membuat Kaylee tidak bisa lepas darinya.
Tapi…
Debaran jantungnya terhadap Jacob tidak ada bandingannya saat dia bersama Declan tadi malam.
Dia ingat bagaimana Declan menyentuh tangannya seakan sedang menyentuh barang berharga. Dan bagaimana hatinya bergemuruh dengan kencang disaat pria itu mencium jari-jari mungilnya membuatnya mau tidak mau menyukai sentuhan bibir kenyal yang tegas milik pria itu.
Dan disaat dia mendengar panggilan sayang keluar dari mulut pria itu, Kaylee merasa jantungnya telah meledak dan sekumpulan kembang api memenuhi hati serta jiwanya.
Kalau setelah dipikir-pikir, sepertinya hatinya hanya berdebar liar hingga sulit bernapas disaat dia bersama Declan tidak peduli ketika dia merasa terintimidasi olehnya atau karena dia merasa menyukainya. Tidak… debaran jantungnya kemarin malam lebih seperti… dia menyukai pria itu.
Apakah ini berarti… dia memang telah menyukai Declan? Apakah hatinya kini tertuju pada pria itu? Lalu bagaimana dengan Jacob?
Selama ini dia mengira dia telah menyukai Jacob dan lebih memilih bersama dengan pemuda itu daripada Declan.
Ugh! Dia baru ingat dia telah berjanji pada pemuda itu untuk mempertemukan Jacob dengan Roe sore ini. Kenapa dia merasa dia seperti selingkuh dari Declan?
Tidak. Tidak. Kaylee masih belum menjalin hubungan dengan salah satu dari pria itu. Lagipula… dia bahkan tidak tahu apakah perasaan ini cinta atau bukan. Jadi tidak bisa disebut selingkuh.
Benar dia tidak sedang selingkuh dengan siapa-siapa. Toh, dia masih single dan tidak memiliki kekasih manapun. Jadi dia bebas bertemu dengan pemuda manapun yang ia mau. Iya, kan?
[author: pemikiran macam apa itu?]
"Larson, apakah kau sudah selesai?"
Kaylee tersentak mendengar suara datar Declan, dan tiba-tiba, jantungnya mulai berdetak kencang lagi.
Sayangnya kali ini jantungnya berdetak kencang bukan karena perasaan gugup seperti yang dia rasakan kemarin malam. Melainkan karena perasaan lainnya. Dia takut pria itu akan semakin marah padanya karena tidak melakukan pekerjaannya sama sekali!
Kaylee sama sekali tidak sadar dia menghabiskan waktu satu jam yang diberikan Declan dengan melamun!?
Ups!