Seperti yang ditakutkan Kaylee, haidnya telah tiba, dan sekarang perutnya terasa seperti diremas, dipelintir, dan diaduk dengan kasar, membuatnya tidak bisa berkonsentrasi pada pelajaran kuliahnya.
Antusiasmenya untuk bertemu Declan dan tampil sebagai gadis biasa dihadapan Jacob langsung menghilang. Tubuhnya terasa lemas, dan dia tidak ingin melakukan apapun. Dia merasa luar biasa malas untuk melakukan apapun.
Kaylee sengaja memilih meja di pojok dan barisan belakang. Dia tidak ingin dosen kelasnya menyadari bahwa dia sama sekali tidak memperhatikan kelas ini.
Dia selalu meminum obat penghilang rasa sakit untuk berjaga-jaga, tetapi sepertinya obat penghilang rasa sakit tersebut sudah tidak bekerja lagi karena dia masih merasakan sakit di perutnya.
Pada akhirnya, Kaylee memutuskan untuk tidak mengikuti pelajaran berikutnya dan bahkan harus menunda waktu les tambahan bersama Declan. Dia ingin pulang dan berbaring di tempat tidurnya.
Sayangnya, Mister Declan belum sampai di kampus, dan dia mendapat kabar bahwa pria itu tidak akan datang sampai sekitar pukul satu siang. Kaylee tidak akan bisa bertahan jika dia harus menunggu tiga jam sampai pria itu datang.
Oleh karena itu, Kaylee meminta bantuan Jacob untuk memberi tahu pria itu bahwa hari ini dia tidak akan bisa mengikuti pelajaran tambahan.
"Apakah kau baik-baik saja? Wajahmu terlihat pucat." Jacob tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya ketika wajah Nick yang biasanya ceria dan cerah berubah menjadi pucat.
"Kurasa aku makan sesuatu yang salah tadi malam. Aku akan baik-baik saja setelah istirahat. Maaf, sepertinya aku tidak bisa membantumu bertemu Roe hari ini."
"Tidak masalah. Yang penting kau jaga kesehatan dulu. Lagipula, aku masih punya banyak waktu untuk bertemu dengannya."
Kaylee tersenyum tipis mendengarnya. Jacob adalah teman yang dapat diandalkan dan tidak mengutamakan keegoisannya sendiri. Temannya yang satu ini sangat baik, membuat Kaylee semakin mengagumi pemuda ini.
Pada akhirnya, Kaylee pulang dan berbaring seperti orang tak bernyawa begitu tubuhnya mendarat di tempat tidur.
Kedua tangannya mencengkeram perutnya untuk menekan rasa sakit sementara giginya menggigit bibirnya begitu keras hingga hampir mengeluarkan darah.
Sekarang tubuhnya dalam posisi seperti bola, dan tidak ada yang tahu seberapa sakit yang dia rasakan saat ini.
Kaylee tidak dapat mengingat kapan dia tertidur, tetapi seperti yang sering dia alami, dia merasakan belaian lembut di atas kepalanya dan pijatan lembut di perutnya.
Karena tubuhnya terlalu lemah dan tidak berdaya, Kaylee membiarkan siapa pun yang mengubah posisi tidurnya dan memijat perutnya agar semua rasa kram perutnya menghilang.
Orang ini memiliki tangan ajaib untuk menghilangkan semua rasa sakitnya. Kaylee berusaha membuka matanya setiap kali dia merasa ada seseorang yang hadir di sisinya. Tetapi saat dia membuka matanya, dia tidak menemukan siapa pun di sana.
Karena itu, dia hanya menganggapnya sebagai mimpi, dan mimpi ini berulang kali terjadi setiap kali dia menstruasi.
Apakah Kaylee tidak pernah curiga bahwa yang dialaminya bukanlah mimpi?
Tentu saja dia merasa curiga. Kaylee bahkan mencoba mencari tanda atau petunjuk bahwa penyusup telah memasuki kamarnya, tetapi tidak ada sedikitpun petunjuk bahwa seseorang telah menyusup ke apartemennya. Dia telah mengubah kata sandi kunci kamarnya berkali-kali, dan mimpi itu terus terjadi.
Kaylee memutuskan apa yang dia alami hanyalah mimpi dan tidak lagi memperdulikannya.
Tapi… anehnya, dia tidak pernah mengalami mimpi seperti ini ketika dia menstruasi di rumah orang tuanya.
Kaylee berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air dingin. Dia tidak merasakan adanya perbedaan pada apertemennya ketika dia membuka lemari es dan meraih botol minum dari rak. Kaylee menutup lemari es, dan saat matanya hampir menangkap benda asing di lemari es, telinganya mendengar nada dering telepon.
Kaylee berbalik ke kamarnya tepat saat pintu lemari es tertutup, menunjukkan kertas kecil berisi tulisan menempel di pintu.
Karena Kaylee tidak memperhatikan kertas itu, dia segera berjalan kembali ke kamarnya untuk meraih teleponnya.
Kaylee mengerutkan kening saat melihat serangkaian nomor tak dikenal muncul di layar ponselnya.
Siapa yang menghubunginya? Apakah teman kuliahnya?
Kaylee tidak punya banyak teman karena dia bukan gadis seperti Wendy. Gadis itu selalu mudah bergaul dan berkomunikasi dengan orang asing dengan tanpa usaha dan langsung berteman dengan orang itu.
Kaylee perlu berbulan-bulan, bahkan mungkin bertahun-tahun, untuk merasa dekat dengan seseorang sehingga dia bisa menjadi dirinya sendiri.
Untungnya, kebiasaan buruknya kini telah berubah berkat penyamarannya sebagai Nick yang bahagia dan ramah. Sekarang dia tidak lagi merasa canggung ketika bertemu dengan orang asing dan menjadi lebih tidak gugup ketika orang asing mendekatinya.
Kaylee berdehem beberapa kali untuk merendahkan suaranya, merasa yakin orang yang menelponnya adalah kenalannya dari Universitas M.
"Halo?"
"Halo? Bukankah ini nomor Nona Zouch?"
Kaylee hampir menjatuhkan ponselnya ketika dia mendengar suara berat seperti cello dari seorang pria dewasa. Tunggu… bukankah itu suara Declan?
Bagaimana Declan mengetahui nomor teleponnya? Dan lagi… bagaimana jika Declan menanyakan nomor telepon Nick? Nomor mana yang harus dia berikan? Dia bahkan lupa membeli nomor telepon baru?!
Apa yang harus dia lakukan???
"Halo? Apakah ada orang di sana?"
Kaylee segera mengubah suaranya kembali dan menempelkan ponselnya ke telinganya.
"Ya. Ini Kaylee yang berbicara. Dengan siapa saya berbicara?" Kaylee bertanya dengan sopan meskipun dia sudah tahu siapa yang menghubunginya.
"…"
Tapi tidak ada suara di sana membuat jantung Kaylee bertalu dengan kencang saking gugupnya. Apakah pria itu sadar? Apakah pria itu mulai merasa curiga akan penyamarannya?
Mudah-mudahan, pria itu tidak akan mengenali suaranya sebagai Nick.
"Saya Declan Black. Bagaimana kabarmu?"
Kaylee melirik jam dan segera membalas salam pria itu. "Selamat malam, Mister Black. Saya baik-baik saja, terima kasih." Kaylee menggigit kukunya dengan gugup saat dia menunggu Declan berbicara lagi.
"Apakah kau sibuk malam ini, Nona Zouch? Apakah saya mengganggumu?"
"Tidak. Tidak. Apakah ada yang bisa saya bantu, Mister Black?"
"Ya, ada. Aku ingin memperbaiki pertemuan pertama kita yang tidak menyenangkan dengan makan malam bersama. Apakah kau memiliki waktu luang sekarang?"
"Sekarang? Itu…" Kaylee mengelus perutnya dan bertanya-tanya apakah dia bisa bertemu pria dengan kondisinya saat ini.
Jawaban seperti apa yang akan diberikan Kaylee?