Setelah menimbang-nimbang beberapa saat, Roxy memutuskan untuk menghubungi Lydia.
Meskipun gadis itu saat ini tinggal di lain tempat, namun dia yakin Lydia tidak akan pernah menolak panggilannya.
"Halo?"
"Lydia. Apakah aku mengganggumu? Aku butuh seorang teman."
"Tentu saja tidak. Tapi…" terdengar nada ragu diseberang sana membuat Roxy merasa tidak enak.
Dia tahu Lydia telah menerima sejumlah klien untuk beberapa hari kedepan. Pastinya Lydia sibuk menyiapkan timnya dan memastikan semua alat make upnya tersedia.
"Aku mengerti kau sibuk. Aku akan menghubungimu nanti malam."
"Maafkan aku, Roxy. Aku janji begitu urusanku selesai, aku yang akan menghubungimu dulu."
Mana mungkin Roxy bisa menolaknya? Pada akhirnya dia tidak punya pilihan lain selain mengakhiri koneksinya. Tapi kenapa dia mendeteksi kegelisahan pada suara Lydia?
Apakah terjadi sesuatu disana?
