Kaylee masuk ke apartemen dengan langkah kaki yang sangat berat. Ia bahkan merasakan gravitasi bumi hari ini terasa begitu kuat sehingga sulit baginya untuk menegakkan tubuhnya.
Jika bukan karena wajahnya yang muda dan pakaian modis yang dia kenakan, orang akan mengira Kaylee adalah seorang lelaki tua yang berusia hampir satu abad.
Begitu Kaylee membuka pintu apartemennya, sahabatnya Wendy langsung memeluk lehernya dengan antusias.
"Hei, gadis tampanku, bagaimana hari kuliahmu?"
"Sangat buruk," adalah jawaban singkatnya.
"Apa yang terjadi?"
"Hari ini, ada seorang gadis yang mengaku cintanya padaku."
"Ha? Bagaimana bisa?" Anehnya, kenapa suara Wendy terdengar begitu antusias di telinganya? "Ceritakan secara detail."
"…" Kaylee tidak bisa berkata-kata atas permintaan sahabatnya. Tapi akhirnya, dia setuju dan menceritakan apa yang dia alami hari ini.
(Flashback)
"Uhm… Nick, aku… aku punya satu permintaan."
"Tentu. Permintaan apa?"
"Jika... Jika..." gadis itu mengaitkan jari telunjuknya dengan malu-malu saat dia menundukkan kepalanya dan melirik ke arah Kaylee dengan tatapan seperti seseorang yang sedang jatuh cinta.
Salahkan Kaylee yang terlalu polos dan memiliki nol pengalaman terhadap asmara sehingg dia sangat tidak peka dan tidak memperhatikan sikap mencurigakan gadis itu.
"Ya? Jika apa?" sebaliknya, Kaylee meminta gadis itu untuk melanjutkan perkataannya dan suaranya terdengar sangat penasaran, membuat gadis muda itu terkekeh.
"Jika seandainya aku memenangkan kompetisi besok... maukah kau menjadi pacarku?"
BOOM!!
Seolah-olah Kaylee berada di kaki gunung berapi, dia bisa mendengar suara letusan dari atas kepalanya.
Tiba-tiba Kaylee menjadi patung pahatan yang tidak bergerak, dan seolah-olah seseorang sedang mengambil napas, Kaylee berhenti bernapas!
Apakah ini mimpi? Bisakah seseorang membangunkannya dari tidurnya?
Atau haruskah dia pergi ke dokter untuk memeriksa telinganya? Tidak, mungkin gadis itu berbicara dalam bahasa planet lain, jadi Kaylee tidak bisa mengerti apa yang gadis itu bicarakan.
"Nick... Nick... kamu baik-baik saja?"
Kaylee melangkah mundur ketika dia menyadari bahwa gadis itu mengarahkan tangannya untuk menyentuh pipinya. Dia berdehem beberapa kali dan membasahi bibirnya yang tiba-tiba menjadi kering dengan lidahnya.
"A... Apa yang kamu katakan tadi?" Kaylee segera menutup mulutnya dengan erat saat melihat wajah pucat dan matanya yang basah.
"Aku menyukaimu. Apa kamu tidak menyukaiku?"
"Itu…" Kaylee kehabisan kata-kata saat melihat gadis itu menundukkan kepalanya dengan patah hati.
Aaaarggh! Andai saja dia perempuan, dia bisa menolak semua pria di dunia ini yang mendekatinya. Bagaimanapun, itu adalah hak istimewa yang dimiliki seorang wanita.
[author: ha??]
Dia bebas untuk menolak dan tidak perlu takut untuk menghancurkan hati pria. Lagipula, Kaylee juga tidak melakukannya dengan sengaja.
Tidak ada yang bisa mencegah pria jatuh cinta padanya dan mengejarnya. Tapi Kaylee tidak menyukai mereka dan menjaga jarak, jadi dia dijuluki 'Ice Queen' oleh teman-temannya.
Tapi sekarang dia adalah Nick. Dia bisa saja menolak perasaan gadis itu, tetapi dia takut gadis itu akan gagal di acara kompetisi lagi jika dia menolak.
Ugh! Apa yang harus dia lakukan?
(flashback end)
"Hahahaha… hahaha…"
Kedua dahi Kaylee mengerutkan kening saat Nicholas yang asli tertawa terbahak-bahak begitu dia selesai menceritakan apa yang terjadi hari ini.
Seingatnya, Nick tidak ada di apartemennya. Mengapa anak itu tiba-tiba muncul entah dari mana?
"Lalu apa jawabanmu?" tanya Nick, menyeka air mata yang keluar dari matanya karena terlalu banyak tertawa.
"Aku tidak memberikan jawaban apa pun. Aku hanya memberinya 'semoga beruntung' untuk acara besok."
"Jadi, kau tidak menerima perasaannya atau menolaknya?"
"Kalau kau menjadi aku, apa yang akan kau lakukan?"
"Apakah dia cantik?"
Kaylee ingat seperti apa wajah gadis itu yang mengakui perasaannya padanya. Gadis itu memiliki rambut pirang abu yang indah dan rambut keriting yang agak imut di ujung bawah. Matanya adalah mata terindah yang pernah dilihat Kaylee, dan…
Tunggu sebentar… kenapa dia bahkan mengagumi kecantikan seorang gadis?
"Menurutku… dia cukup cantik. Aku tahu dia tipemu." Kaylee akhirnya menjawab tanpa mengungkapkan deskripsi yang baru saja dia pikirkan.
"Oh, ya? Kalau begitu aku akan menerima perasaannya dan mengencaninya!"
Kaylee mengambil bantal persegi di sofa dan melemparkannya ke Nick.
"Kau selalu menerima perasaan semua gadis. Dasar playboy!" Ejekan Kaylee membuat Nick dan Wendy tertawa.
"Jam berapa kau berangkat besok?" Wendy bertanya kepada adiknya karena pemuda itu akan pergi ke New Jersey untuk menginap di rumah nenek mereka.
"Pesawatku berangkat jam sembilan pagi."
"Titip salam untuk nenek kita tersayang. Katakan padanya aku tidak bisa datang karena besok siang aku harus menghadiri kompetisi piano."
"Okie."
Mereka bertiga makan malam bersama setelah memesan layanan pesan antar makanan sambil mengobrol ringan.
Ini adalah kehidupan Kaylee saat dia libur kerja. Dia menghabiskan lebih banyak waktu dengan Wendy dan Nick daripada di rumahnya.
Bukan karena dia tidak menyukai rumah orang tuanya, tetapi Kaylee hampir merasa dia tidak bisa bernapas setiap kali ibunya mencoba mempengaruhi pikirannya untuk menikah.
Belakangan ini, ibunya tidak mengungkit-ungkitnya sejak kedatangan Declan beberapa bulan lalu. Tapi nalurinya mengatakan padanya bahwa ibunya tidak menyerah untuk menjadikan Declan menantu laki-lakinya.
Sayangnya, Kaylee tidak bisa menebak apa yang ada dalam pikiran ibunya, jadi dia tidak terlalu memusingkannya.
Keesokan harinya, Kaylee… Roe dan Wendy Larson telah berdandan dengan cantik dan anggun menjadi juri kompetisi ini. Wendy terlihat begitu elegan dan menunjukkan karisma seorang pemimpin dengan membungkus rambutnya menjadi sanggul.
Adapun Roe, dia membiarkan rambut hitamnya terurai sementara kedua sisinya diikat menjadi satu dan disatukan di bagian belakang kepalanya.
Wendy mengenakan dress pastel cream yang dipadukan dengan cardigan putih. Sementara itu, Roe mengenakan gaun croissant halter baby pink, membuatnya terlihat imut dan cantik.
Tentu saja, Roe tidak lupa meminta penata rias wajahnya untuk membuat wajahnya tidak terlihat seperti Kaylee maupun Nick. Kali ini… peran Kaylee Roesaline Zouch adalah sebagai Roe, seorang komposer legendaris yang sangat dikagumi dikalangan musisi.
Ketika mobil yang mereka tumpangi tiba di depan lobi kampus, Jacob adalah orang pertama yang berjalan ke arah mereka berdua.
"Selamat sore, Nona Larson. Saya teman Nicholas di sini. Senang bertemu Anda." semua orang bisa melihat cahaya memuja dan penuh cinta di mata Jacob saat dia mengulurkan satu tangan untuk berjabat tangan.
Wendy melirik Roe, yang sekarang terbatuk-batuk, menyadari bahwa Jacob tidak berbohong sama sekali ketika dia mengatakan bahwa dia adalah penggemar Wendy nomor satu di dunia.
Bukankah pemuda itu berharap Nick mengenalkannya pada Wendy? Ternyata Jacob masih bisa mendekati idolan bahkan tanpa kehadiran Nick.