"Dia hidup dan sehat," aku menjelaskan dengan cepat. "Kakakku membawanya berkunjung kemarin untuk pertama kalinya."
"Oh, aku libur kemarin." Dia mengintip sosok pirang kecil saat dia bermain dengan bola merah di pedalaman taman berumput. "Wow, satu pertemuan dengannya dan ibumu sudah memasukkannya ke salah satu lukisannya? Dia pasti telah membuat kesan yang cukup. Aku butuh delapan tahun bekerja di sini sebelum ibumu akhirnya menjadikan aku penjual es krim di salah satu lukisannya."
Aku mengangkat bahu. "Dia selalu mencintai bayi. Saat mereka mencapai usia tujuh atau delapan tahun, dia tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan mereka."
Tina memberiku tatapan simpati, sebelum kembali ke kanvas. "Mengapa menurutmu keponakanmu jauh di sudut seperti itu, begitu jauh dari orang lain? Aku akan berpikir dia setidaknya membiarkan salah satu saudara perempuannya melemparkan bola itu kepadanya. "
