Oh hatiku. Jika aku belum mencintai gadis cantik ini, aku akan jatuh cinta padanya sekarang.
Aku memandang ke luar jendela dapur kecil ayahku ke langit biru yang tak berawan, mencoba mengumpulkan pikiranku. Sejak aku pulang dari Rido malam itu, aku merasakan sakit yang kuat tumbuh di dalam diri aku. Rasa penyesalan yang luar biasa mengumpulkan tenaga. Dan sekarang, mau tak mau aku berharap bisa memundurkan waktu dan melakukan hal-hal yang berbeda malam itu. "Masalahnya adalah..." kataku. "Bukannya, sebelum Rido menyiratkan bahwa aku adalah seorang pelacur, aku mengira dia adalah Pangeran Tampanku. Bukannya hal-hal mengerikan yang dia katakan kepadaku di luar rumahnya menghancurkan ilusiku tentang dia."