Tak satu pun dari kontak aku, legal dan lainnya tahu apa-apa tentang Bennington. Dan aku menutup telepon menghitungnya sebagai jalan buntu lainnya. Aku melirik jam tanganku dan mengernyit. Lala pergi ke taman atap, tapi saat itulah Nilam biasanya berada di atas sana. Aku membuka pintu apartemen, untuk naik dan memastikan Nilam tidak membuat makanan dari Lala—meskipun, dari cara gadis itu menemukan pertarungannya, aku membayangkan dia akan membuat Nilam kabur demi uangnya. .
Lala sedang menuruni lorong, diterangi cahaya matahari dengan mengenakan gaun kuning dengan dasi di bahu. Rambutnya di jepit dari wajahnya. Aku menyukai pakaian baru miliknya ini. Penampilan barunya.
"Ada keberuntungan?" dia bertanya. Aku melangkah kembali ke apartemenku dan dia datang di belakangku. Dia berbau seperti sinar matahari dan New York dan sampo mahal Lala.
"Aku menunggu beberapa orang untuk kembali padaku," kataku.
"Jadi kita menunggu?" Aku tidak nyaman dengan menunggu. Tindakan terasa lebih baik.
