Di dalam mobilnya Fatur menghela napas panjang, lalu membenturkan punggungnya pada jok mobil. Pemuda itu sangat berharap semoga saja, pria yang baru saja ia hubungi, bisa membantunya terlepas dari semua masalah yang tengah ia hadapi.
Tidak disangka, ternyata keputusannya tinggal bersama Santi bukan pilihan yang tepat, sangat berisiko. Beberapa wanita yang menjadi pelanggannya, masih saja ada mengawasi dirinya.
Meninggalkan Santi, lalu datang ke Bagas mungkin akan jadi copsi yang tepat untuknya saat ini. Toh, untuk finansial, Bagas jauh di atas Santi. Pikir Fatur.
Dengan mendatangi pria itu, ia berharap bisa lebih beruntung dari Adnan. Lagi pula, Adnan juga bukan siap-siapanya Bagas kan?
Fatur menarik sebelah ujung bibirnya. Tersenyum menceng seraya mendesis. Tidak lama kemudian ia menghidupkan mesin, menjalankan mobilnya kembali ke kampus.
Pertemuannya dengan mantan ibu kosnya barusan, membuat otak Fatur berfikir lebih keras. Bagas adalah jalan keluar yang tepat baginya.