Manik mata Fatur melirik ke arah Bagas, ia melihat perhatian yang terlalu berlebihan menurutnya. Bagaimana tidak berlebihan? luka Adnan sangat kecil, dibanding lukanya yang babak belur. Lagi-lagi Fatur mengambil kesimpulan; ayahnya Adnan perhatian sekali sama anaknya. Dia sangat beruntung.
"Om..." ucap Fatur memanggil Baga. Yang dipanggil reflek menoleh ke arahnya. "Maaf tadi Adnan nolongin saya di jalan. Waktu saya lagi dipukulin sama perampok."
"Apa? di rampok? gimana ceritanya?" tanya Bagas sambil menatap iba ke arah Fatur. "Terus kamu siapa?"
"Dia temen kampus ku pa," sahut Adnan. "Ceritanya panjang pa," Adnan membuat Bagas kembali menoleh ke arahnya. "Kebetulan juga dia satu fakultas. Tadi waktu pulang dari rumah Fatma aku liat dia di jalan lagi dipukulin sama orang. Nggak mungkin aku ninggalin dia, pa."