Dihadapkan dengan seorang pria tampan, gagah, dewasa, dan memiliki postur tubuh yang kekar, tentu saja membuat tubuh Bagas menjadi gemetaran. Ditambah dengan sorot mata Sandro yang sedang menatap haus ke arahnya. Membuat Bagas harus menelan ludahnya susah paya. Napasnya mulai terdengar memburu, dan jantungnya berdebar tidak beraturan.
Secara perlahan, tangan kekar Sandro mendorong mundur tubuh Bagas, hingga mentok memepet pada lemari pakaian. Bola mata Sandro tidak berkedip menatap bibir merah alami yang sudah sedikit terbuka. Membuat pria itu tidak tahan ingin segera mendekatkan mulutnya, agar bisa mendarat di sana.
Beberapa saat kemudian, jarak wajah mereka semakin terpangkas, hingga akhirnya.
"Mas..." Bagas memalingkan wajah. Menggunakan telapak tangan, pria itu menutup mulut Sandro yang hampir saja mendarat di bibirnya.