"Mas teken boleh?"
Bagas hanya mengaguk pelan, mengijinkan permintaan pria gagah itu.
Arya mengangkat bokongnya perlahan hingga sampai bagian kepala penisnya saja yang masih berada di dalam lubang anus. Secara perlahan ia mendorong kembali bokongnya, dan menekan sambil mengejangkan lututnya.
"Hhuuugh..." lenguhan panjang keluar dari mulut Bagas saat ia merasakan sodokan kepala penis Arya sampai pada titik yang terdalam.
Beberapa kali Arya melakukan kerakan yang sama, penisnya yang semakin mengeras ia gerakan keluar masuk secara berirama.
Bagas meringis merasakan sakit, karena perih akibat gesekan-gesekan benda tumpul yang keras, pada selaput kulit anusnya. Ia hanya memejamkan mata sambil menggigit bibir bawahnya, menahan rasa sakit yang membuat sekujur tubuhnya seperti terkena setrum listrik. Perlahan penis Bagas mulai terlihat mengecil, karena ia benar-benar merasakan sakit.