Sudah hampir jam sembilan malam, Bara masih berada didalam rumah sang gadis. Bahkan, sampai toko milik ibunda Zara sudah tutup, Bara masih duduk dengan rapi di sofa ruang tamu rumah Zara. Dia seperti ini bukan tanpa alasan, sang gadis lah yang menahannya untuk pulang. "Hatimu sangat sensitif, ya?" tanya Bara ketika melihat gadisnya tengah memainkan telapak tangan Bara.
Zara masih setia dengan kegiatannya yang sedang memainkan telapak tangan sang kekasih. Satu per satu jari Bara dia putar dan pijat pelan-pelan. Menurutnya, ini sangat menggemaskan karena cari laki-laki itu tidak keras. Lebih terasa seperti sedang memegang puding. Padahal, seharusnya jika tubuh Bara semakin berisi dan kekar, telapak tangannya pun ikut keras, tapi ini tidak. Tidak apa-apa juga, sangat menyenangkan untuk dimainkan.
