Dibalik derasnya suara hujan, seorang baru saja meneteskan air matanya. Pilu hatinya, disaat pikirannya sedang tertimbun banyak masalah. Bara duduk diatas rumah pohon yang saat itu pernah dia kunjungi bersama Zara. Ya, hanya tempat itu satu-satunya yang paling menenangkan diantara semua tempat.
Walaupun nangis bukanlah suatu kejahatan, Bara tetap tidak ingin ada yang melihat dirinya menumpahkan air mata. Bara tak suka jika orang lain akan mengasihaninya setelah melihat dirinya menangis. Dia ini bukanlah laki-laki yang lemah, dan tidak ingin terlihat tak berdaya di mata orang lain.
Bara menatap semua barang-barang yang ia bawa, dia Tapi semua hentikan air matanya setiap melihat semua barang itu. Ya, semua ini adalah barang yang seharusnya menjadi milik kekasihnya saat kecil dulu, tetapi kini dia bawa. Dadanya sesak, dia masih tidak bisa mengontrol air matanya yang terus berderai.