Pulpen berwarna hitam yang sejak tadi digunakan menulis itu secara tiba-tiba terjatuh tepat dibawah mejanya. Bara tidak bisa untuk mengambil benda itu, dan dia hanya bisa menghela nafasnya. Catatannya belum selesai, tapi sudah ada saja kejadian yang menghalanginya untuk menulis. Dirinya jadi bingung harus bagaimana, karena Bara pun juga tidak memiliki pulpen cadangan ditasnya. Pulpen itu hanya ditatap oleh Bara dari posisinya saat ini. Dia ingin meminta bantuan pada teman satu bangkunya, tapi merasa tidak enak, sejak tadi Bara sudah banyak merepotkan.
Kepalanya kembali melihat ke arah tulisan yang belum selesai, dan berpikir jika waktu istirahatnya ini memang akan ia gunakan untuk beristirahat, bukannya menulis. Tapi, baru beberapa detik memandang tulisannya yang belum selesai, tiba-tiba seseorang baru saja meletakkan pulpen miliknya tepat diatas buku. Ketika menoleh saat akan mengucapkan terimakasihnya, Bara malah mendapatkan presensi lain—bukan teman satu kelasnya.
