Sepanjang busa sofa sudah tak ada lagi rasa dingin yang tersisa. Pasalnya, Zara sudah berguling ke sisi kanan dan kiri sofa di ruang tamu rumahnya. Padahal, seharusnya Zara itu belajar dan membaca bukunya, tapi sekarang malah memegang ponsel. Memang, tadi Zara sudah belajar sebentar, tapi setelah melihat ke arah jam di rumahnya, gadis itu baru tersadar jika ini sudah termasuk larut malam, dan Bara belum lama sekali mengabari dirinya.
Bukan apa-apa, gadis itu hanya khawatir jika kekasihnya masih marah mengenai ceritanya tadi sore. Zara tidak berani untuk mengirimkan pesan lebih dulu pada laki-laki itu, mungkin karena dia tertutup oleh raksa gengsinya yang cukup besar. Sebelumnya, Zara tidak pernah memiliki rasa gengsi sebesar ini, tapi setelah menjadi kekasih Bara dirinya malah memiliki rasa gengsi yang lebih besar dari sebelumnya.
"Kemana dia? Tumben sekali tidak mengirimiku pesan?" tanya Zara pada dirinya sendiri.