Sudah dua minggu libur sekolah berlalu, Bara baru menyempatkan waktunya untuk mengunjungi makam ayahnya. Setiap hari ia selalu merindukan sang ayah, tapi ia baru mengunjunginya hari ini. Semenjak ayah sambungnya memasuki kamar Bara, dia jadi sedikit khawatir jika meninggalkan kamar terlalu lama. Memang, kamarnya bisa kunci, tapi Bara tidak membawa kunci cadangan dari kamarnya itu. Semua kunci cadangan dirumah ini, selalu dibawa oleh ibunya.
Buket bunga yang ia beli saat diperjalanan, sudah ia letakkan diatas makan ayahnya, dekat dengan batu nisan. Bara juga membersihkan sampah daun yang berserakan diatas makam yang sudah dikeramik itu. Lantas, Bara mengusap batu nisan sang ayah. Sudah enam tahun lamanya ayahnya meninggalkan dirinya. Meskipun masih ada ibunya, selama seribu delapan ratus dua puluh lima hari, Bara selalu merasa sendiri menjalani harinya. Yang biasanya ia jalani bersama sang ayah, hanya dalam waktu semalam dia kehilangan sang ayah juga.